Mata adalah daya tarik atau pusat perhatian di wajah. Seseorang dapat terlihat menawan karena keindahan matanya, dan sebaliknya mata yang rusak, cacat, atau bermasalah karena infeksi, tentu akan memengaruhi penampilan wajah secara keseluruhan.

 

 Dalam cabang ilmu kedokteran mata, ada spesialisasi oculoplasty, bedah plastik rekonstruksi mata yang menggabungkan keahlian oftalmologi dan bedah plastik untuk memulihkan fungsi sekaligus memperbaiki estetika.

 

Oculoplasty ini tidak hanya memiliki aspek estetika, atau tidak hanya memperbaiki atau meningkatkan penampilan dengan tindakan bedah plastik estetik, namun juga melakukan operasi rekonstruksi untuk memperbaiki fungsi karena suatu penyakit atau cedera di area bola mata, termasuk kelopak mata, orbita, dan saluran air mata.

 

“Oculoplasty adalah bidang unik yang berada di persimpangan antara oftalmologi dan bedah plastik. Dari blepharoplasty hingga perbaikan saluran air mata, semua tindakan kami berfokus pada dua tujuan yaitu memulihkan fungsi dan memperbaiki penampilan,” jelas dr. Dyah Tjintya Sarika, SpM, selaku dokter spesialis mata sub spesialis orbita, okuloplastik, dan rekonstruksi di JEC Eye Hospitals & Clinics, di Jakarta, 22 Agustus 2025.

 

Berikut ini ranah dari oculoplasty:

- mendiagnosis kelainan pada kelopak mata, orbita, dan saluran air mata

- tindakan non-bedah seperti kasus infeksi, radang, dan trauma ringan

- bedah rekonstruksi dan estetika

- melakukan kolaborasi dengan spesialis lain seperti THT, saraf, tumor dll

 

Kebutuhan bedah estetika di mata makin meningkat

Menurut International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS) dalam laporan Global Survey 2023, jumlah prosedur estetika—baik bedah maupun non-bedah—meningkat 3,4 persen menjadi 34,9 juta prosedur di seluruh dunia. Lebih dari 6,5 juta di antaranya adalah tindakan di area wajah dan kepala, naik 19,6 persen dibanding tahun sebelumnya.

 

 Operasi kelopak mata (eyelid surgery) menjadi salah satu yang paling diminati, dengan kenaikan 24 persen dan total 1,7 juta prosedur pada tahun yang sama. Sementara itu, Grand View Research mencatat bahwa nilai pasar oculoplastic global mencapai USD 9,31 miliar pada 2023, dan diproyeksikan tumbuh menjadi USD 14,02 miliar pada 2030 dengan laju pertumbuhan 6,05 persen per tahun.

 

Di Asia, faktor genetika dan anatomi turut berperan dalam tingginya permintaan. Menurut hasil riset yang dipublikasikan di Nature (Scientific Report) tercatat bahwa sekitar 50 persen populasi Asia memiliki kelopak mata tanpa lekukan (monolid) atau dengan lekukan minimal, yang menjadikan prosedur seperti double eyelid surgery populer.

 

 Tercatat di Asia Timur, prevalensi double eyelid di Jepang mencapai 82–83 persen, Chinese Singaporean sekitar 66,7 persen, dan Taiwan lebih dari 83 persen. Di Singapura, hasil riset studi epidemiologi yang bertajuk Epidemiology of Oculoplastic Conditions: The Singapore Experience, menunjukkan bahwa 77,4 persen tindakan oculoplastic berkaitan dengan kelopak mata, 13,1 persen terkait saluran air mata, dan 9,5 persen melibatkan rongga mata. Permintaan yang tinggi ini bukan hanya untuk alasan estetika, tetapi juga karena adanya kondisi medis seperti ptosis, epiblepharon, dan kelainan kelopak lainnya.

 

Memperbaiki Fungsi

Selain untuk tujuan estetika, oculoplasty juga dilakukan untuk memperbaiki area mata terutama kelopak mata dan saluran air mata. Menurut dr. Dyah, fungsi kelopak kata adalah senagai pelindung bola mata paling depan, yang menahan debu dan kotiran agar tidak masuk ke bola mata. Kelopak mata bisa mengalami trauma dan infeksi.


Ditambahkan dr. Indra Mahardika Pambudy SpM, dokter spesialis mata sub spesialis prbita, okuloplastik, dan rekonstruksi dari JEC Eye Hospitals & Clinics, kelopak mata sebagian dari pusat perhatian. “Penuaan atau penyakit dapat mengganggu fungsi dan etsetika bola mata,” jelasnya.

 

 Beberapa gangguang fungsional pada mata yang bisa ditangani dengan oculoplasty. “Ptosis repair, rekonstruksi pasca-trauma, atau pengangkatan tumor kelopak mata bukan hanya mempercantik, tapi juga mengembalikan fungsi pelindung mata. Kami menerapkan pendekatan individual yang menggabungkan keahlian medis, teknologi terkini, dan estetika yang proporsional,” jelas dr. Indra.

 

Melihat tingginya kebutuhan akan bedah rekonstruksi dan estetika di mata ini, JEC Eye Hospitals & Clinics menghadirkan Orbital, Oculoplastic, and Reconstructive Service yang mencakup blepharoplasty untuk mengoreksi kelopak mata kendur atau membentuk lipatan baru, ptosis repair untuk memperbaiki kelopak mata turun akibat kelemahan otot, rekonstruksi pasca-trauma atau pengangkatan tumor kelopak, dacryocystorhinostomy (DCR) untuk membuka sumbatan saluran air mata, hingga tindakan bedah pada rongga orbita yang memerlukan penanganan kompleks.


Selain itu, di JEC Eye Hospitals & Clinics tersedia pula perawatan non-bedah seperti botox untuk kasus blefarospasme atau kerutan halus. Seluruh prosedur dilaksanakan dengan pendekatan individual sesuai kebutuhan pasien, mengedepankan keamanan dan presisi.