Setelah India dan China, Indonesia menempati urutan selanjutnya untuk negara dengan kasus kebutaan tertinggi di dunia. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan, tahun 2020 angka kebutaan di Indonesia mencapau 3,7 juta jiwa. Mengapa bisa setinggi itu dan apa penyebab kebutaan paling sering? Penderita diabetes wajib tahu!

 

Dr. Eva Susanti, S.Kp, M.Kes Direktur P2PTM, Kemenkes memaparkan, di Indonesia, sekitar 8 juta penduduk berusia di atas 50 tahun mengalami gangguan penglihatan. 80% penyebabnya adalah katarak, yang sayang sekali, sebenarnya bisa dicegah dengan operasi. 20% lainnya disebabkan oleh gangguan mata lainnya seperti retinopati diabetik.

 

Dr. dr. Elvioza, SpM(K), dokter spesialis mata menambahkan, pada orang dengan diabetes, kelainan pada retina adalah sebuah ancaman serius. "Ada beberapa penyakit pada retina, dua di antaranya yang kerap dialami penderita diabetes adalah diabetik retinopati dan diabetik macular edema atau DME," jelas dr. Elvioza dalam acara press conference "Inovasi untuk Mencegah Hilangnya Penglihatan" yang diselenggarakan Roche Indonesia, 2 November 2023.

 

Retinopati diabetik merupakan salah satu komplikasi dari penyakit diabetes. Komplikasi ini menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah di bagian retina mata dan dapat berkembang hingga menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah baru yang abnormal di dalam retina.

 

Penyakit mata serius pada pasien dengan Diabetes Melitus lainya adalah DME yang terjadi ketika kebocoran cairan ke pusat makula dan menyebabkan pembengkakan. Cairan di makula bisa menyebabkan kehilangan penglihatan yang parah atau kebutaan.

 

Berapa banyak orang Indonesia yang diperkirakan mengalami DME? Data menunjukkan terdapat 430.000 orang. Semuanya adalah penderita diabetes dengan kontrol glikemik yang buruk, atau menderita diabetes sudah lebih dari 15 tahun. Penderita diabetes yang memiliki hipertensi dan berusia antara 20-75 tahun pun lebih berisiko mengalami DME.

 

Terapi Inovatif untuk DME sudah Tersedia 


Pasien dengan DME umumnya kesulitan membedakan warna, penglihatan kabur atau terdistorsi dan sulit membaca. Selian itu juga melihat area gelap dan kosong di tengah penglihatan, atau ketika melihat garis atau tepian yang lurus menjadi nampak bergelombang. Ketika mengalami gejala ini, Diabestfrieds harus segera cek ke dokter mata. Ada serangkaian tes yang harus dilakukan untuk mendiagnosis DME.


DME harus mendapatkan terapi untuk memperbaiki penglihatan dan mencegah kebutaan. Pengobatan DME bertujuan menjaga stabilitas penglihatan dengan cara mencegah memburuknya retina, mencegah memburuknya edema, memperbaiki hyper-reflectiv repair foci.

 

Ada juga terapi pemulihan dengan cara mempertahankan atau meningkatkan koreksi ketajaman visual atau Best Corrected Visual Acuity (BCVA) dan memperbaiki edema.

 

Roche Indonesia mengumumkan kehadiran injeksi mata faricimab untuk pengobatan neovascular age-related macular degeneration (nAMD) dan diabetic macular edema (DME), dua penyakit penyebab kehilangan penglihatan.

 

Faricimab adalah pengobatan pertama untuk nAMD dan DME di Indonesia yang bekerja dengan menargetkan VEGF-A dan Ang-2, dua penyebab utama ketidakstabilan pembuluh darah yang terkait dengan kondisi retina yang mengancam penglihatan. Mekanisme kerja ganda yang unik ini bisa dihasilkan dari keahlian Roche dalam rekayasa antibodi.

 

“Persetujuan faricimab disambut baik dan menjadi harapan baru oleh masyarakat Indonesia yang menderita nAMD dan DME,” kata dr. Elvioza, yang juga seorang Konsultan Vitreoretina dan Direktur Layanan Vitreoretina, JEC Eye Hospitals & Clinics.

 

“Sangat penting untuk memiliki pilihan dan strategi pengobatan yang dapat mengurangi beban frekuensi suntikan bagi pasien yang menderita penyakit mata yang bisa menyebabkan kebutaan. Konsultasi yang harus dilakukan secara sering dapat menjadi tantangan bagi pasien dan perawat atau pengasuh (caregiver), terutama bagi mereka yang berada di lokasi terpencil atau memiliki mobilitas terbatas – dan akses terhadap pengobatan sangat penting untuk dapat mengatasi kehilangan penglihatan,” pungkasnya.