Bahaya Kafein bagi Balita
balita pun mulai ikut-ikutan minum kopi, entah ditawarkan atau penasaran sendiri. Apakah minuman ini aman? Adakah bahaya kafein bagi balita?
Nama Paten :
Tidak ada
Methadone digunakan untuk menurunkan gejala pada orang yang memiliki kecanduan heroin atau obat-obatan narkotika lainnya tanpa memberikan efek high atau perasaan bahagia. Methadone digunakan pada masa rehabilitasi pecandu narkoba.
Sumber: (https://www.drugs.com/methadone.html)
Methadone merupakan obat golongan opioid yang bekerja berikatan dengan reseptor opiat di sistem saraf pusat, sehingga respons akibat konsumsi narkotika akan berkurang. Methadone mengurangi respons terhadap rasa sakit atau nyeri.
Sumber: (https://www.drugs.com/methadone.html)
Penggunaan methadone mungkin akan menimbulkan beberapa efek samping sebagai berikut:
1) Efek samping yang umum terjadi: pusing, pening, mual, muntah, dan produksi keringat meningkat.
2) Efek samping yang kejadiannya tidak diketahui: feses berwarna hitam, gusi berdarah, urine atau feses mengandung darah, penglihatan buram atau kabur, perubahan warna kulit, sulit membedakan warna terutama biru atau kuning, nyeri dada, pusing, kejang, batuk tanpa atau disertai dahak berwarna merah muda, jumlah urine yang dikeluarkan berkurang, kesulitan bernapas, napas menjadi cepat disertai mengi, kesulitan menelan, pelebaran pembuluh darah leher, pening, pingsan, kepala terasa ringan ketika beranjak dari posisi berbaring, mulut kering, rasa lelah berlebihan, denyut jantung menjadi cepat atau lambat, sakit kepala, kulit gatal atau ruam, produksi keringat meningkat, rasa haus meningkat, denyut jantung tak teratur, pernapasan tak teratur, kehilangan nafsu makan, nyeri otot atau kram, mual atau muntah, rasa kebas pada tangan, kaki, atau bibir, noda atau bercak merah pada kulit, bibir, kuku, atau kulit pucat dan berwarna biru, pembengkakan kantong mata, wajah, bibir, atau lidah, kejang, berkeringat, pembengkakan jari tangan, wajah, dan kaki, sulit tidur, sulit urinasi (buang air kecil), penambahan berat badan, serta rasa lelah dan lemas yang tak wajar.
Sumber: (https://www.drugs.com/sfx/methadone-side-effects.html)
Agar methadone dapat bekerja efektif dalam tubuh, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1) Ikuti semua aturan sesuai dengan anjuran dokter atau pakai sesuai yang tertera pada label. Jangan meminum obat dengan dosis lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang direkomendasikan.
2) Jangan membagikan obat ini dengan orang lain, terutama kepada orang yang memiliki kecanduan atau penyalahgunaan obat-obatan.
3) Konsultasikan ke dokter jika obat ini tidak lagi memberi efek untuk mengurangi rasa sakit.
4) Jangan menghentikan penggunaan obat ini secara tiba-tiba. Ikuti anjuran dokter jika akan menghentikan penggunaan obat ini.
5) Jangan konsumsi methadone saat hamil karena bayi dapat memiliki ketergantungan pada obat ini.
6) Jangan konsumsi obat ini saat menyusui.
7) Simpan obat ini pada suhu ruang dan jauhkan dari panas dan lembap.
Sumber: (https://www.drugs.com/methadone.html)
Pemberian dosis methadone berbeda, tergantung kasus yang sedang dialami. Berikut anjuran dosis yang disarankan:
1) Terapi analgesik: dosis awal 2,5-10 mg 6-8 setiap jam jika diperlukan.
2) Penggunaan umum: 20-30 mg untuk setiap dosis tunggal. Dosis dapat ditambahkan 5-10 mg jika gejala tidak hilang. Dosis maksimal 40 mg pada hari pertama penggunaan obat. Dosis stabilisasi biasa adalah 40 mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi. Setelah pasien stabil, kurangi dosis secara bertahap. Dosis harus individual.
3) Untuk batuk keras pada kanker paru-paru: 1-2 mg setiap 4-6 jam, kurangi hingga 12 jam untuk penggunaan jangka panjang.
Sumber: (http://mims.com/indonesia/drug/info/inosine pranobex/?type=brief&mtype=generic)
Hindari penggunaan obat methadone bersamaan dengan jenis obat-obatan berikut karena dapat menimbulkan interaksi dalam tubuh.
1) Methadone dapat menyebabkan withdrawal symptoms (gejala yang timbul ketika seseorang menggunakan steroid jangka panjang dan tiba-tiba menghentikan obatnya) jika digunakan bersamaan dengan naloxone, naltrexone, pentazocine, nalbuphine, butorphanol, dan buprenorphine.
2) Methadone meningkatkan pembersihan obat dan khasiat obat antiretroviral (pengobatan untuk perawatan infeksi oleh retrovirus, terutama HIV) seperti abacavir, amprenavir, efavirenz, nelfinavir, nevirapine, ritonavir, lopinavir; rifampin; phenytoin; phenobarbital; dan carbamazepine.
3) Meningkatkan pembersihan dan keracunan jika dikonsumsi bersamaan dengan CYP3A4 inhibitor, seperti ketoconazole, voriconazole, sertraline, dan fluvoxamine.
4) Methadone meningkatkan keracunan atau toksisitas pada jantung dengan obat QT prolonging.
5) Methadone meningkatkan depresi sistem saraf pusat dengan alkohol, opioid lain, atau depresan sistem saraf pusat lainnya.
6) Methadone dapat meningkatkan kadar desipramine dan zidovudine pada plasma.
Sumber: (http://mims.com/indonesia/drug/info/methadone/?type=brief&mtype=generic)
Direktori