Peminum kopi ternyata berusia semakin muda. Bila dulu minuman berkafein ini hanya dikonsumsi oleh para orang tua, orang-orang dewasa muda mulai ikutan. Berikutnya, remaja-remaja tanggung dan anak-anak tidak mau ketinggalan. Apalagi dengan banyaknya kafe penjual kopi dengan harga murah dan dianggap ngehits. Sekarang, balita pun mulai ikut-ikutan minum kopi, entah ditawarkan atau penasaran sendiri. Apakah minuman ini aman? Adakah bahaya kafein bagi balita?

 

Sekilas tentang Kafein dan Anak

Menurut sebuah studi dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2014, sekitar 73% anak-anak mengonsumsi kafein dalam sehari. Kebanyakan minuman berkafein ini mereka dapatkan dari soda. Beberapa sumber kafein lain termasuk minuman energi dan tentu saja kopi.

 

Kafein sebenarnya termasuk obat karena berfungsi sebagai stimulan untuk sistem saraf, seolah-olahe seperti yang sudah diketahui, minuman berkafein seperti kopi mampu membuat peminumnya terjaga (meskipun seharusnya mereka tidu

 

Sebenarnya, kafein tidak berbahaya bila hanya dikonsumsi dalam jumlah sedikit. Namun, kafein dapat mengganggu kualitas kesehatan tubuh bila terlalu banyak dikonsumsi. Apalagi bila sampai kecanduan, Mums.

 

Tidak hanya bagi balita, inilah beberapa bahaya kafein bagi orang dewasa bila dikonsumsi secara berlebihan:

  • Menjadi mudah gugup dan gelisah.
  • Sakit perut.
  • Sakit kepala.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Sulit tidur.
  • Detak jantung lebih cepat.
  • Tekanan darah tinggi.

 

Apalagi, metabolisme anak lebih cepat daripada orang dewasa. Pastinya, efek samping kopi lebih cepat terasa bagi mereka.

 

Beberapa Bahaya Lain dari Kafein Bagi Balita

Inilah beberapa alasan tambahan Mums dan Dads harus membatasi konsumsi kafein si Kecil:

  • Konsumsi kafein anak lebih banyak didapatkan dari minuman soda yang juga kaya akan gula. Anak bisa tumbuh dengan masalah obesitas.
  • Tulang dan gigi si Kecil rentan keropos lebih cepat. Kenapa? Minuman kafein mengandung kalori kosong. Anak rentan kekurangan kalsium, vitamin, dan mineral yang mereka butuhkan untuk masa pertumbuhan.
  • Minuman kafein bersifat diuretik, yang berarti anak akan lebih sering buang air kecil. Tidak masalah, selama anak tetap minum air putih yang cukup untuk menggantikan cairan yang hilang. Bila tidak, anak bisa rentan mengalami dehidrasi.
  • Bila berhenti mengonsumsi minuman berkafein secara mendadak (terutama setelah lama kecanduan), gejala yang timbul berupa sakit kepala, nyeri otot, hingga gangguan suasana hati.

 

Intinya, lebih baik anak-anak, apalagi bila masih balita, jangan mengonsumsi minuman berkafein sama sekali. Namun bila sudah terlanjur, batasi konsumsi mereka agar tidak sampai kecanduan, yang nantinya malah akan menimbulkan masalah kesehatan.

 

Bagaimana Bila Anak Sudah Terlanjur Minum Kafein Hingga Kecanduan?

Mungkin bahayanya belum langsung terlihat sekarang, kecuali bila anak mempunyai pencernaan sensitif. Bila iya, hentikan seketika dan ganti dengan konsumsi yang lebih sehat, seperti air putih dan susu murni.

 

Berhubung anak-anak adalah peniru sempurna orang tua mereka, mungkin Mums dan Dads juga sudah harus mengubah kebiasaan terlalu banyak minum kopi di depan si Kecil. Apalagi, anak usia balita masih cenderung ingin meniru orang tua, meskipun alasannya ingin dianggap sebagai anak besar.

 

Untuk amannya, konsultasikan dulu dengan dokter anak bila si Kecil sudah terlanjur mengonsumsi minuman berkafein, apalagi sering. Mengurangi dosisnya harus secara bertahap agar anak tidak moody. Mums bisa menggantinya dengan minuman lain yang sama dingin dan manisnya, tetapi lebih sehat, misalnya susu cokelat.

 

Jangan sampai si Kecil jadi kecanduan kafein, Mums. Bila ingin anak tumbuh sehat, waspadai bahaya kafein bagi balita sedini mungkin. (AS)

 

Referensi

Verywell Family: Is Coffee Safe for Toddlers to Drink?

US News : Caffeine: a Growing Problem for Children

Kids Health: Caffeine