Tips Menjaga Tulang dan Sendi Tetap Sehat di Bulan Ramadan
Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami perubahan seperti berkurangnya massa otot dan kepadatan tulang serta menipisnya bantalan sendi, sehingga perlu upaya menjaganya.
Nama Paten :
Caldece, Calos, Calporosis D 500, Caltrate 600 D, Day-cal, Epocaldi, Folamil Gold, Magstop, Neosanmag, Ostogard.
(MIMS petunjuk konsultasi Ed. 17)
Kalsium adalah mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh, terutama untuk pertumbuhan dan pemeliharaan gigi serta tulang. Tak hanya itu, kalsium juga dibutuhkan oleh saraf, jantung, dan sistem pembekuan darah agar bisa berfungsi dengan baik.
Kalsium dapat diperoleh dari makanan, seperti susu, keju, tahu, tempe, bayam, brokoli, kacang-kacangan, dan ikan sarden. Namun, ada saat-saat ketika tubuh memerlukan lebih banyak asupan kalsium yang tinggi, terutama pada masa pertumbuhan sewaktu kanak-kanak serta pada wanita yang sedang hamil atau menyusui. Karena itulah dibutuhkan suplemen kalsium untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Kalsium merupakan mineral alami yang sebenarnya dapat ditemukan dalam makanan. Kalsium berperan penting dalam mempertahankan kepadatan tulang dan pembentukkan tulang.
Selain dapat membantu memenuhi kecukupan kalsium dalam tubuh, calcium carbonate juga memiliki beberapa efek samping jika digunakan, seperti:
1) Munculnya reaksi alergi, seperti bintik-bintik merah pada kulit, bentol-bentol, kulit kemerahan, bengkak, kulit terkelupas, bersin-bersin, rasa sesak pada dada atau tenggorokan, kesulitan bernapas, menelan, atau berbicara, serta bengkak pada mulut, wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
2) Gejala kadar kalsium yang tinggi, seperti rasa lemah, kebingungan, rasa lelah, sakit kepala, sakit perut atau muntah-muntah, konstipasi, serta nyeri pada tulang.
3) Perubahan mood.
Pengguna calcium carbonate sebaiknya memerhatikan beberapa hal berikut:
1) Gunakan calcium carbonate sesuai dengan yang tertera pada label obat atau sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter. Jangan menggunakan calcium carbonate dengan dosis lebih besar atau lebih kecil daripada yang direkomendasikan oleh dokter.
2) Konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum ibu hamil dan menyusui menggunakan calcium carbonate.
3) Simpan calcium carbonate pada suhu ruang serta jauhkan dari tempat panas dan lembap. Jangan bekukan larutan calcium carbonate.
Calcium carbonate tersedia dalam bentuk oral yang dapat digunakan dengan anjuran dosis sebagai berikut:
1) Untuk mengatasi kelebihan asam dalam darah, digunakan tablet yang mengandung 500 mg calcium carbonate. Ambil 1-2 tablet sesuai kebutuhan, sampai maksimal 16 tablet/hari. Tablet dapat diisap atau dikunyah.
2) Untuk mengobati hiperfosfatemia (kelebihan ion fosfat dalam darah) pada pasien yang menderita gagal ginjal kronis, dosis awal adalah 2,5 g/hari, sampai dosis 17 g/hari dalam dosis terbagi.
Perhatikan penggunaan calcium carbonate bersamaan dengan jenis obat lain karena bisa menimbulkan beberapa interaksi seperti:
1) Penggunaan bersamaan calcium carbonate dengan diuretik thiazide atau vitamin D dapat menyebabkan sindrom Milk-alkali (tubuh terlalu basa dan darah terlalu banyak mengandung kalsium yang mengakibatkan gangguan fungsi ginjal).
2) Penyerapan calcium carbonate dapat menurun jika digunakan bersamaan dengan kortikosteroid.
3) Calcium carbonate dapat menurunkan penyerapan tetrasiklin, atenolol, iron, quinolon, alendronate, Na Fluorida, Zn, dan Calcium Channel Blocker.
4) Calcium carbonate meningkatkan efek dari glikosida digitalis dan dapat menimbulkan endapan racun digitoxin.
Sumber:
MIMS petunjuk konsultasi Ed. 17
drugs.com calcium-carbonate
mims.com calcium carbonate
Direktori