Penyakit Ginjal Kronis merupakan salah satu dari 10 penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Jumlah penderitanya terus mengalami peningkatan, seiring meningkatnya sedentary lifestyle (hidup kurang aktif) pada masyarakat utamanya kaum muda. Data hasil riskesdas menunjukkan adanya kenaikan hampir dua kali lipat pada penderita ginjal kronis di Indonesia, yaitu 2% pada 2013 menjadi 3,8% pada tahun 2018.

 

Apa itu Penyakit Ginjal Kronis (PGK)?

Ginjal adalah organ penting yang menjaga komposisi darah dengan mengendalikan cairan tubuh dan tekanan darah, memproduksi sel darah merah, serta menjaga tulang agar tetap kuat. Penyakit ginjal kronis atau dulunya disebut dengan gagal ginjal kronis merupakan suatu kondisi ketika ginjal tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan mengalami penurunan fungsi secara progresif dalam beberapa bulan atau tahun.

 

PGK ditandai dengan penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR) kurang dari 60ml/min/1,73 m2 selama minimal 3 bulan. Pada GFR 60%, pasien belum merasakan adanya gejala, tetapi telah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Gejala ini baru muncul ketika GFR sebesar 30%, berupa badan lemah, mual, nafsu makan berkurang, dan penurunan berat badan.

 

Baca juga: Penyebab Urine Berbusa, Bisa Jadi Tanda Kerusakan Ginjal
 

Siapa yang Rentan Menderita Penyakit Ginjal kronis?

Penyakit ginjal kronis merupakan salah satu penyakit tidak menular yang seringkali baru diketahui tandanya ketika telah terjadi komplikasi. Tidak mengherankan jika berbagai data mengungkapkan bahwa penyakit ini banyak diderita oleh penduduk usia lanjut. Dengan meningkatnya pola hidup tidak sehat pada kaum muda, sangat mungkin jika pada masa mendatang tren penyakit ini akan banyak diderita oleh remaja dan penduduk usia produktif.

 

Selain usia, risiko penyakit ini akan meningkat pada seseorang yang lahir secara prematur, memiliki riwayat keluarga berpenyakit ginjal, atau telah mengalami penyakit ginjal bawaan sejak lahir. Penyebab lain penyakit ginjal yang sebenarnya dapat dicegah antara lain obesitas, konsumsi alkohol, merokok, konsumsi obat-obatan berlebih, dan penderita penyakit diabetes atau kencing manis, serta hipertensi.

 

Baca juga: Proteksi untuk Jantung dan Ginjal Pada Pasien Diabetes Melitus

 

Lalu Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Ginjal Kronis?

CERDIK Solusinya!

CERDIK merupakan program kementerian kesehatan berupa tips meningkatkan perilaku hidup sehat guna mencegah risiko penyakit tidak menular, salah satunya adalah penyakit ginjal kronis. CERDIK terdiri dari:

 

1. Cek kesehatan secara berkala

Tes kesehatan yang perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit ginjal kronis meliputi tes urin, tes darah, dan tes tekanan darah. Tes urin berfungsi untuk mengetahui apakah ginjal membocorkan zat-zat yang seharusnya ke dalam urin, seperti albumin atau protein. Sedangkan tes darah dan tekanan darah akan membantu mendeteksi penyakit diabetes melitus dan hipertensi sebagai faktor risiko penyakit ginjal kronis.

 

2. Enyahkan asap rokok

Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa merokok hanya akan meningkatkan risiko penyakit paru. Faktanya, kandungan nikotin dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah, menurunkan aliran darah ginjal, dan merusak pembuluh darah ginjal. Rokok juga dapat menyebabkan penyakit jantung sebagai penyebab utama kematian pada pasien penyakit ginjal.

 

3. Rajin aktivitas fisik

Kemenkes menyarankan masyarakat untuk berolahraga secara rutin selama 30-50 menit per hari, sebanyak 3-5 kali per minggu. Aktivitas fisik yang dapat menjaga kesehatan ginjal seperti jalan santai, jogging, berenang, bersepeda, atau senam.

 

4. Diet seimbang

Konsumsi makanan sehat dengan asupan gizi seimbang akan membantu pemenuhan nutrisi dan mengontrol gula darah. Diet seimbang disertai aktifitas fisik akan membantu masyarakat mencapai indeks massa tubuh yang ideal, yaitu antara 20-25. Kebiasaan ini akan menurunkan risiko obesitas, diabetes melitus, dan hipertensi sebagai faktor risiko penyakit ginjal kronis. Beberapa tips diet seimbang yang disarankan Kemenkes antara lain:

  • Konsumsi buah dan sayur 5 porsi per orang per hari;
  • Jaga asupan cairan sekitar 2 liter per orang per hari;
  • Konsumsi garam
  • Konsumsi gula < 4 sendok makan per orang per hari;
  • Konsumsi lemak atau minyak

 

5. Istirahat cukup

Kemenkes menyarankan waktu istirahat yang cukup selama 7-8 jam sehari. Ini berarti mengingatkan juga pada kaum muda untuk menghindari kebiasaan begadang yang akan berdampak pada pola tidur yang tidak teratur dan kurangnya waktu istirahat.

 

6. Kelola stres

Berbagai data telah menunjukkan bahwa penyakit mental lebih mematikan dibandingkan penyakit fisik. Oleh karenanya, mengelola stres dan kecemasan menjadi salah satu solusi untuk menurunkan tekanan darah yang baik untuk kesehatan ginjal.

 

Baca juga: Makanan ini Aman untuk Penderita Diabetes dengan Gangguan Ginjal

 

 

Referensi:

Direktorat P2PTM. Sayangi Ginjal Anda dengan CERDIK dan PATUH

Kemenkes. 2017. Infodatin Situasi Penyakit Ginjal Kronis Indonesia

Perhimpunan Nefrologi Indonesia. Kenali Faktor Risiko dan Cegah Penyakit Ginjal Kronis