Apakah Geng Sehat pernah mendengar tentang resistensi antibiotik? Resistensi antibiotik adalah kemampuan mikroba untuk bertahan hidup terhadap efek antibiotik, sehingga antibiotik yang digunakan tidak efektif penggunaannya secara klinis.

 

Resistensi antibiotik menjadi perhatian besar di dunia. Pasalnya, jika semakin banyak bakteri yang resisten terhadap antibiotik, maka pada suatu hari kita tidak lagi mempunyai senjata untk membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit!

 

Berbicara mengenai resistensi antibiotik, erat kaitannya dengan kuman-kuman yang disebut superbug. Sebenarnya, tidak ada definisi yang pasti dan disepakati oleh badan-badan kesehatan dunia mengenai superbug ini. Superbug adalah suatu istilah yang diberikan oleh para media untuk memberitakan mengenai bakteri yang tidak dapat dibunuh oleh berbagai jenis antibiotik.

 

Baca juga: Yang Perlu Diperhatikan Wanita saat Mengonsumsi Antibiotik

 

Di kalangan medis sendiri, istilah yang sering digunakan adalah bakteri multidrug resistant organism (MDRO). Bakteri sendiri biasanya disebut MDRO jika tidak dapat dibunuh alias resisten terhadap dua atau lebih jenis antibiotik. Sebagai seorang pekerja di rumah sakit, saya beberapa kali menyaksikan kasus-kasus infeksi yang disebabkan oleh superbug. Jadi, superbug bukan cuma khayalan layaknya film science fiction saja, lho!

 

Dari sekian banyak bakteri yang ada di dunia, kelima bakteri di bawah ini dikenal sebagai superbug. Mereka sudah resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, bahkan golongan antibiotik yang kekuatannya bisa dibilang sangat powerful sekalipun. Dan, superbug ini cukup banyak menyebabkan kematian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia!

 

1. Carbapenem-resistant Enterobacteriaceae

Bakteri yang termasuk ke dalam golongan Carbapenem-resistant Enterobacteriaceae (CRE) sudah resisten terhadap antibiotik golongan karbapenem. Padahal, antibiotik golongan karbapenem adalah salah satu yang paling ‘tinggi’ daya membunuhnya, lho!

 

Contoh bakteri CRE adalah Klebsiella pneumoniae dan Eschericia coli, yang sebenarnya hidup sebagai flora normal di saluran pencernaan manusia. Namun karena sering terpapar penggunaan antibiotik yang tidak rasional, bakteri-bakteri ini berevolusi membentuk enzim karbapenemase dan beta-laktamase, yang membuat antibiotik jadi tidak efektif.

 

Baca juga: Apakah Kita Benar-benar Membutuhkan Antibiotik?

 

Bakteri CRE normalnya tidak menginfeksi orang yang sehat. Mereka biasanya menginfeksi pasien di rumah sakit, pasien dengan ventilator, pasien dengan penggunaan kateter, baik untuk urine maupun untuk memasukkan obat secara intravena, serta pasien dengan riwayat penggunaan antibiotik dalam jangka waktu panjang.

 

Menurut Centers for Disease Prevention and Control (CDC), infeksi bakteri CRE bersifat mengancam nyawa (life-threatening). Diketahui 50% pasien yang terinfeksi CRE mengalami kematian karena infeksi tidak dapat diobati.

 

2. Clostridium difficile

Clostridium difficile atau biasa disebut C.diff adalah bakteri yang terdapat di saluran pencernaan. Namun, bakteri ini dapat mengalami perkembangan tidak terkendali (overgrowth), sehingga dapat menyebabkan diare akut yang bersifat mengancam jiwa.

 

Faktor risiko terbesar terjadinya overgrowth dari C. diff adalah konsumsi antibiotik yang tidak semestinya. Pasalnya, antibiotik yang diminum tersebut dapat membunuh flora ‘baik’ di saluran pencernaan dan membuka ruang bagi C. diff untuk berkembang dengan pesat.

 

3. Multidrug-resistant Acinetobacter

Dari semua spesies dalam keluarga bakteri Acinetobacter, Acinetobacter baumannii adalah spesies yang paling ‘ditakuti’ oleh dokter dan tenaga kesehatan lain di rumah sakit. Acinetobacter baumannii adalah suatu bakteri yang bersifat oportunistik alias menyerang seseorang dengan kekebalan tubuh yang sedang menurun (immunocompromised). Ini misalnya menyerang pasien yang mengalami perawatan medis di rumah sakit dalam jangka waktu panjang (prolong care) serta pasien dengan ventilator atau pipa napas.

 

Acinetobacter baumannii dapat dengan cepat berkembang menjadi mikroba yang resisten dan menyebabkan infeksi serius pada paru-paru, otak, dan saluran urine. Acinetobacter baumanii dapat membentuk sebuah lapisan pelindung, yang membuatnya tahan terhadap ‘gempuran’ dari obat antibiotik.

 

Baca juga: 5 Penemuan Obat Paling Penting di Dunia

 

4. MRSA

MRSA adalah singkatan dari Methycillin-resistant Staphylococcus aureus. Bakteri Staphylococcus sendiri sebenarnya secara normal terdapat di kulit. Namun untuk bakteri yang sudah resisten terhadap antiobiotik golongan penisilin, dapat terjadi infeksi yang cukup berat, terutama di paru-paru dan darah.

 

MRSA paling sering disebarkan lewat sentuhan kulit, terutama jika ada luka terbuka. Oleh sebab itu, pencegahannya dapat dilakukan dengan merawat luka terbuka agar selalu bersih, serta tidak menggunakan pisau cukur, handuk, atau barang-barang lain yang berkontak langsung dengan kulit.

 

5. Pseudomonas aeruginosa

Pseudomonas aeruginosa adalah suatu bakteri berbentuk batang (rod) yang sebenarnya banyak ditemukan di air dan tanah. Pada orang sehat, Pseudomonas aeruginosa tidak akan menyebabkan penyakit. Namun, tidak demikian dengan pasien kanker, luka bakar berat, dan cystic fibrosis. Pseudomonas aeruginosa termasuk bakteri yang susah dibunuh oleh antibiotik. Tidak banyak antibiotik yang dapat menjadi pilihan alias mempan dalam menangani Pseudomonas aeruginosa.

 

Nah Gengs, itu dia lima jenis bakteri yang selama ini dikenal sebagai superbug alias bakteri yang sudah resisten terhadap berbagai jenis antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak semestinya adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan bakteri-bakteri tersebut menjadi semakin kuat dan mampu bertahan dari serangan antibiotik. Alhasil, infeksi yang terjadi akan sulit disembuhkan dan tidak mustahil dapat menyebabkan kematian.

 

Ingat, superbug itu benar-benar nyata di sekitar kita, lho. Oleh sebab itu, yuk gunakan antibiotik secara bijak untuk mengurangi perkembangan superbug yang resisten terhadap berbagai macam antibiotik! Salam sehat!

 

Baca juga: Virus, Senjata Baru Lawan Bakteri Kebal Antibiotik