Jika Geng Sehat aktif menggunakan media sosial, akhir-akhir ini cukup banyak unggahan dari teman-teman dokter mengenai sebuah foto yang menunjukkan hasil pemeriksaan kultur bakteri dan resistensi antibiotik dari suatu jenis kuman. Mungkin Kamu yang berasal dari dunia nonmedis bertanya, terus kenapa dengan hal itu?

 

Apa itu pemeriksaan kultur bakteri?

Pemeriksaan kultur merupakan pemeriksaan dengan mengembangbiakan sampel yang diambil dari dalam tubuh pasien. Sampel dapat berupa darah, urine, feses, cairan tenggorokan, dan sebagainya. Sampel diambil dan dikembangkan, serta diawasi pertumbuhannya dari hari ke hari. Ini berguna untuk melihat apakah ada pertumbuhan bakteri.

 

Tidak semua pasien membutuhkan pemeriksaan kultur ini. Pada infeksi ringan, pemeriksaan darah lengkap dan berbagai penanda infeksi dapat memberikan gambaran keparahan infeksi dan menentukan kebutuhan antibiotik (walaupun klinis pasien tetap informasi yang paling penting). Pada keadaan ini, infeksi dapat diatasi menggunakan antibiotik dengan spektrum yang luas.

 

Baca juga: 5 Penemuan Obat Paling Penting di Dunia

 

 

Namun pada keadaan infeksi yang lebih berat, pemeriksan kultur diperlukan sebagai bukti adanya bakteri yang sedang tumbuh. Dalam hasil pemeriksaan, akan didapatkan juga antibiotik apa yang cocok dengan jenis bakteri tersebut. Dengan demikian, kita bisa mengevaluasi pemberian antibiotik spektrum luas yang selama ini digunakan sesuai atau tidak. Jika tidak sesuai, dapat diganti dengan antibiotik yang lebih cocok.

 

Pemeriksaan ini pada umumnya menunjukkan hasil resisten dan sensitif. Sensitif berarti antibiotik tersebut dapat membunuh kuman. Sedangkan resisten artinya kuman sudah kebal terhadap jenis obat itu. Resistensi ini merupakan suatu keadaan yang cukup mengkhawatirkan. Karena dengan luasnya penggunaan antibiotik, kuman-kuman yang beredar di luar sana adalah kuman-kuman yang sudah tahan dengan berbagai antibiotik tingkat rendah.

 

 

Akibat banyaknya antibiotik yang digunakan, mereka sudah berevolusi menjadi kuman yang sulit untuk dilawan. Secara umum, jika antibiotik first line sudah sering digunakan atau sudah tidak mempan, maka para dokter akan meresepkan antibiotik setingkat di atasnya.

 

Sebenarnya Perlukah Antibiotik?

Nyatanya, sebagian besar antibiotik tidak dibutuhkan pada berbagai macam infeksi. Batuk, pilek, demam selama 2 hari? Istirahat cukup, obat demam dan kombinasi batuk pilek, serta makan yang teratur adalah kunci dari proses kesembuhan. Jika sudah lebih dari 3 hari tanpa perubahan, semakin parah, atau secara klinis saya menilai sakit berat, antibiotik akan diberikan sesuai indikasi, kok! Tentunya tanpa mengurangi atau melebihkan terapi yang dilakukan.

 

Baca juga: Virus, Senjata Baru Lawan Bakteri Kebal Antibiotik

 

Sayangnya, masih banyak teman-teman di luar sana, dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, tidak mengenal bahaya dari resistensi ini. Misalnya ketika saya bekerja di suatu kota di Jawa Barat, antibiotik layaknya beli parasetamol di warung saja. Sakit kepala? Minum amoksisilin. Bahkan cuma beli 2 butir lagi! Kebiasaan seperti ini yang menyebabkan golongan obat amoksisilin sudah mulai ditinggalkan, karena resistensi terhadap jenis obat ini dikhawatirkan sudah mulai menjamur.

 

Masalah penggunaan antibiotik memang suatu masalah yang sudah dialami sejak beberapa saat lalu. Kuncinya, jangan malu berdiskusi dengan dokter. Jika belum butuh, istirahat dan konsumsi obat-obatan yang diberikan. Jika memang butuh akan diberikan, dan turuti tata cara penggunaanya. Antibiotik harus digunakan sesuai dosis dan durasi yang benar. Kalau tidak selesai, ini juga bisa meningkatan angka kejadian resistensi obat, lho!

 

Untuk apa sih resistensi antibiotik dicegah? Sebagai tambahan info, seorang anak meninggal karena sudah tidak ada obat untuk mencegah penjalaran infeksinya. Karenanya, yuk dukung penggunaan antibiotik dengan benar! Untuk jangka panjang, untuk anak cucu kita, agar berbagai jenis kuman tidak menjadi lebih ganas, dan agar semua orang sehat selalu!

 

Baca juga: Ketika Demam Berdarah, Perlukah Antibiotik?

 

Obat Kapsul Tidak Boleh Dibuka - GueSehat