Bagi pasangan yang telah menikah, menantikan kehadiran buah hati tentu menjadi hal yang sangat ditunggu. Namun sebelum Mums dan Dads siap untuk menjalani program kehamilan, ada baiknya jika Mums melakukan beberapa pemeriksaan kesehatan pra-kehamilan, seperti yang akan GueSehat jelaskan di bawah ini.

Baca juga: Sulit Hamil, Program Hamil Apa yang Harus Dilakukan?

 

Kenapa penting melakukan pemeriksaan kesehatan pra-kehamilan?

Mungkin bagi Mums yang masih muda, melakukan pemeriksaan kesehatan, seperti pap smear, pemeriksaan TORCH, ataupun pemeriksaan HIV, tidaklah penting. Eits, tapi jangan salah! Sebagai wanita, Mums harus mulai membekali diri dengan rangkaian pemeriksaan ini jika ingin kehamilanberjalan dengan lancar dan juga sehat.

 

Tidak sedikit perempuan yang terlambat menyadari bahwa dirinya tengah hamil. Padahal dalam periode awal kehamilan, organ-organ penting pada janin sudah mulai terbentuk. Kondisi kesehatan, obat-obatan yang dikonsumsi, serta paparan lingkungan bisa saja berdampak pada perkembangan organ-organ janin.

 

Kecacatan perkembangan janin, seperti adanya kelainan saraf, otak, jantung, bahkan mata dan telinga, bisa saja terjadi pada periode awal kehamilan. Itulah sebabnya mengapa pemeriksaan kesehatan sebelum hamil sangat penting untuk dilakukan oleh para wanita.

Baca juga: Persiapan Kehamilan agar Janin Sehat

 

Kapan waktu yang tepat untuk melakukannya?

Namanya saja sudah pemeriksaan kesehatan pra-kehamilan, jadi sudah jelas dong jika pemeriksaan ini dilakukan sebelum Mums mengandung. Namun, kira-kira kapan sih waktu yang tepat untuk melakukannya? Nah, jika ingin melakukan pemeriksaan kesehatan pra-kehamilan, maka waktu terbaik untuk melakukannya adalah sekitar 3 bulan sebelum program kehamilan dimulai.

 

Saat melakukan pemeriksaan, dokter akan memberikan saran dan terapi berdasarkan hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan ini bersifat individual, sehingga tidak akan sama antara satu wanita dengan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki riwayat kesehatan, kondisi kesehatan, dan lingkungan yang berbeda. Maka dari itu, sebaiknya berikan informasi yang lengkap kepada dokter agar pemeriksaan berjalan secara optimal.

Baca juga: 5 Cara Jitu Hamil Anak Laki-laki

 

Lalu, pemeriksaan kesehatan apa saja yang harus dilakukan?

Nah, setelah mengetahui pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan pra-kehamilan dan kapan waktu yang tepat untuk melakukannya, kini saatnya Mums mengetahui rangkaian pemeriksaan yang harus dilakukan. Berikut jenis-jenis pemeriksaan kesehatan pra-kehamilan yang harus dilakukan seperti dilansir dari berbagai sumber:

  1. Pemeriksaan darah

    Pemeriksaan darah antara lain untuk mengecek kadar hemoglobin, hematokrit, sel darah putih (leukosit), dan faktor pembekuan darah (trombosit). Melalui pemeriksaan ini, dapat diketahui apakah Mums mengalami anemia, infeksi, atau gangguan faktor pembekuan darah.

  2. Gambaran darah tepi

    Pemeriksaan ini menunjukkan apakah terdapat proses hemolitik, berupa strositosis, polikromasi atau poikilositosis, sel eristrosit berinti, dan retikulositopenia pada awal anemia.

  3. Tekanan darah

    Tekanan darah juga harus selalu dipantau. Apabila tekanan darah sistolik saat hamil melebihi 140 mmHg, maka ada kemungkinan Mums menderita hipertensi kehamilan, yang biasa disebut dengan preeklampsia atau eklampsia.

  4. Golongan darah dan rhesus

    Perlu Mums tahu jika setiap orang terlahir dengan 4 jenis golongan darah, yaitu A, B, AB, atau O. Empat jenis golongan darah tersebut kemudian dibagi lagi ke dalam dua faktor rhesus, yakni rhesus (+) dan rhesus (-). Sekitar 90% wanita Asia memiliki rhesus (+). Masalah akan timbul jika Mums memiliki rhesus (-), pasangan memiliki rhesus (+), dan janin memiliki rhesus (+). Janin rhesus (+) dari ibu yang memiliki rhesus (-) akan menimbulkan inkompatibilitas rhesus, yang dapat mengakibatkan kematian pada janin. Nah, dengan mengetahui rhesus sebelum hamil, maka dokter bisa segera memberikan saran penanganan yang terbaik untuk Mums dan calon bayi.

  5. Hepatitis B (HBsAg)

    Hepatitis B merupakan salah satu penyakit yang bisa ditularkan melalui darah dan kontak seksual. Apabila HBsAg dinyatakan negatif, maka Mums dapat menjalani vaksinasi yang diberikan 3 kali sebelum hamil. Penyuntikan dilakukan 3 kali, untuk memastikan kadar antibodi yang terbentuk sudah cukup dan bertahan seumur hidup. Sedangkan bila HBsAg dinyatakan positif, maka Mums tidak diperbolehkan melakukan vaksinasi. Namun, saat kelak bayi lahir, ia harus divaksinasi sesegera mungkin.

  6. TORCH

    TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simplex Virus. Infeksi TORCH ini sebaiknya diketahui sebelum Mums memutuskan untuk mengandung. Pasalnya, infeksi yang terjadi saat masa kehamilan dapat menyebabkan terjadinya keguguran, bayi lahir prematur, bahkan kelainan bawaan pada bayi.

  7. Pap smear

    Para wanita yang telah aktif secara seksual sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear. Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya infeksi atau sel-sel tidak normal, yang bisa saja berubah menjadi sel kanker, terutama kanker pada bagian rahim dan area di sekitarnya.

  8. Gula darah

    Pemeriksaan gula darah dilakukan sewaktu puasa maupun tidak puasa. Kedua pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa apakah Mums mengidap diabetes melitus atau memiliki kelainan yang mungkin saja dapat berkembang menjadi diabetes melitus, misalnya intoleransi glukosa.

  9. VDRL (Veneral Diseases Research Laboratory)

    Pemeriksaan VDRL merupakaan screening untuk jenis penyakit sifilis, yaitu penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual. Janin yang terinfeksi penyakit ini dapat mengalami beberapa gejala saat lahir atau beberapa bulan setelah lahir. Gejalanya berupa pembesaran hati dan limpa, anemia, kuning, lesi kulit, pembesaran kelenjar getah bening, dan gangguan sistem saraf. Nah, dengan melakukan pemeriksaan ini, jika Mums terdeteksi mengalami sifilis, maka dapat segera diberi pengobatan untuk mencegah bayi terkena kongenital.

  10. Urinalisis lengkap

    Pemeriksaan urine bertujuan untuk mengetahui adanya infeksi saluran kemih dan adanya protein, darah, bilirubin, atau gula yang menunjukkan penyakit tertentu.

  11. Analisis kromosom

    Tes ini perlu dilakukan, terutama bila ada riwayat dalam keluarga atau pasangan yang mengalami kecacatan secara genetik, seperti down syndrome, thalassemia, dan hemofilia. Tes ini dilakukan dengan cara memeriksakan sampel darah Mums dan pasangan di laboratorium khusus genetika.

  12. HIV

    Sangat penting untuk mengetahui apakah Mums dan pasangan telah bebas dari infeksi HIV. Jika ternyata hasil pemeriksaan menyatakan positif terinfeksi HIV, maka dokter akan menyarankan untuk tidak hamil, karena dapat membahayakan janin. Tes HIV biasanya dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk diperiksa oleh pihak laboratorium.

Baca juga: 4 Tips Menjaga Kehamilan yang Harus Diperhatikan Selama Hamil
 

Nah, itulah beberapa pemeriksaan kesehatan yang harus dilakukan jika memang Mums dan Dads berniat untuk segera memiliki momongan. Menantikan kehadiran buah hati memang sangat ditunggu-tunggu, tetapi pastikan kesehatan kedua pihak sudah dapat menjamin kesehatan Si Kecil nantinya, ya!