Bagi beberapa wanita, pergi ke salon setiap minggu atau 1 bulan sekali untuk menghilangkan bulu-bulu di tempat-tempat tertentu adalah hal yang merepotkan. Semakin berkembangnya zaman, wanita sudah dipermudah dengan sebuah alat yang dinamakan pisau cukur.

 

Walaupun pisau cukur biasa digunakan pria untuk mencukur jenggot atau kumis, bagi wanita alat ini biasa digunakan untuk mencukur bulu ketiak, bulu kaki, bahkan bulu tangan. Namun, tahukah Kamu kapan seharusnya mengganti pisau cukur sekali pakai itu? Apakah Kamu baru mengganti pisau cukur setelah ada bulu yang menempel di pisaunya? Atau saat pisau cukur sudah karatan?

Baca juga: Waxing ‘Pubic Hair’ Sebelum Pernikahan: Sebuah Dilema

 

Menurut para ahli, pisau cukur masih baik untuk digunakan 3 hingga 7 kali. Namun, ada beberapa faktor yang harus Kamu perhatikan. Menurut Debra Jaliman MD., seorang dermatologi dan pendiri Sea Radiance Skincare yang berbasis di New York, jika Kamu menggunakan pisau cukur untuk area yang luas, maka seringlah mengganti pisau tersebut.

 

Sedangkan saat Kamu menggunakan pisau cukur yang sudah berkali-kali dipakai dan terasa tumpul, maka itu berarti sudah saatnya Kamu mengganti pisau cukurmu. Ada beberapa masalah kesehatan yang dapat Kamu alami jika tidak mengganti pisau cukur secara berkala. Ini ulasannya!

 

1. Pisau cukur penuh dengan kotoran

Semakin lama pisau cukur digunakan, akan semakin banyak bakteri, sel kulit mati, krim cukur, sabun, ataupun rambut-rambut yang menyangkut di sana. Kondisi pisau cukur akan semakin buruk jika Kamu tidak membilas sela-sela pisau cukur dengan baik.

 

2. Pisau cukur yang tumpul memakan waktu lebih lama

Ketika sedang terburu-buru saat mandi, Kamu dapat menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya karena pisau cukur yang Kamu gunakan sudah tumpul. Kamu harus lebih berusaha dan berkali-kali mencukur bulu-bulu yang tumbuh. Sementara itu, mencukur area yang sama beberapa kali juga tidak baik untuk kesehatan kulit. Hal tersebut bisa menyebabkan kulit menjadi iritasi dan timbul jerawat

Baca juga: Jaga Kebersihan dan Kualitas Pakaianmu, Yuk!

 

3. Kulit yang rusak akibat pisau cukur digunakan berkali-kali

Pisau cukur yang sudah kusam dan terlihat hampir berkarat akan merusak kulit dan menyebabkan peradangan di sekitar folikel rambut serta meningkatkan risiko kerusakan pada pisau cukur saat sedang digunakan. Yang lebih parahnya lagi, setelah pisau cukur tersebut Kamu gunakan, akan menimbulkan rasa perih, nyeri, dan luka yang kadang menimbulkan bekas.

 

4. Kamu cenderung menipu diri sendiri

Karena Kamu tidak merasa ada luka yang serius pada bagian kulit ketika dicukur dengan pisau cukur tersebut, Kamu merasa tidak ada salahnya untuk digunakan kembali. Padahal ketika Kamu menggunakan pisau cukur yang sama dengan waktu yang cukup sering, kulitmu secara perlahan akan mengalami iritasi dan menimbulkan luka akibat pisau cukur yang sudah tumpul dan penuh bakteri.

 

5. Meningkatkan risiko infeksi

Pisau cukur tua dengan kulit yang teriritasi adalah 2 hal yang sangat berbahaya. Saat kulitmu terasa perih dan belum memperlihatkan bagian yang luka, Kamu membutuhkan mikroskop untuk dapat melihat bakteri yang menempel pada kulitmu. Bakteri yang ada di pisau tesebut akan pindah dan menempel pada kulit, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Kulit yang trauma akibat pisau cukur juga bisa meningkatkan risiko infeksi virus, seperti moluskum kontagiosum atau gundukan merah gatal.

Baca juga: Jangan Takut Mencukur Rambut kemaluan karena Banyak Manfaatnya!

 

Bagi Kamu yang sering menggunakan pisau cukur untuk mencukur bulu kemaluan, Kamu harus lebih berhati-hati. Beberapa periset percaya bahwa sering mencukur bulu kemaluan dapat memperbesar risiko terkena atau tertular HPV dan herpes dari pasangan melalui pisau cukur tersebut.

 

Walaupun mengganti pisau cukur secara berkala membutuhkan uang yang tidak sedikit, area kulit yang sering dicukur dengan pisau cukur yang sama akan menjadi lebih gelap dan bulu lebih cepat tumbuh. Cobalah untuk pergi waxing sesekali dan gunakan pisau cukur yang baru agar terhindar dari infeksi. (AD/AS)