Saat ini, mendapatkan vaksin human papilloma virus (HPV) menjadi tindak pencegahan kanker serviks atau leher rahim yang lebih efektif dibandingkan dengan metode skrining. Kanker serviks sendiri masih menjadi salah satu momok terbesar bagi kaum wanita. Data dari Globocan pada 2012 mengungkapkan bahwa kanker ini menduduki 5 peringkat teratas penyebab kematian wanita.

Dokter Dinda Derdameisya, Sp.OG., dari Brawijaya Women and Children Hospital, menjelaskan kalau di negara Amerika dan Eropa, vaksin HPV terbukti mampu menurunkan angka kejadian kanker serviks secara signifikan. Dilansir melalui Media Indonesia, pemerintah Indonesia telah berencana memasukkan vaksinasi HPV ke dalam program vaksinasi nasional. DKI Jakarta pun sudah menjadi provinsi percontohan awal yang telah menjalankan vaksinasi HPV. Pada tahun 2016, vaksin tersebut diberikan secara gratis kepada anak-anak SD kelas 5 dan 6.

Mengapa Perlu Diberikan Sejak SD?

Idealnya, vaksin HPV diberikan kepada wanita yang belum pernah melakukan kontak seksual. Dan, respons yang paling baik diberikan adalah pada anak wanita usia 9-16 tahun. Sebab tidak seperti kanker-kanker yang lain, kanker serviks bukanlah penyakit keturunan. Kanker ini disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV), yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Ditakutkan jika para wanita baru mendapatkan vaksin ketika dewasa, mereka sudah berhubungan seksual secara aktif, sehingga sudah berisiko terpapar HPV. Sedangkan bila mendapatkan vaksin di usia 9 tahun, mereka sudah diproteksi sejak awal sebelum berhubungan seksual. Data dari Swedia menjabarkan, apabila vaksinasi diberikan ketika wanita berusia di bawah 17 tahun, maka kemampuan melindunginya pun mencapai lebih dari 75 persen.

Bagi wanita usia 9-13 tahun, vaksin dapat diberikan dalam 2 dosis atau 2 kali suntikan. Sedangkan untuk wanita berusia 14-45 tahun, vaksin harus diberikan dalam 3 dosis atau 3 kali suntikan, selama kurun waktu 6 bulan. Vaksin HPV tidak perlu diulang, sebab sudah dapat memproteksi wanita dari kanker serviks hingga 70 persen. Proteksi ini juga berlangsung selama kurang lebih 15 tahun.

Vaksin HPV sudah dapat diakses di sebagian besar rumah sakit di Indonesia. Pada program vaksinasi yang dijalankan tahun lalu, efek samping yang dikeluhkan cukup sedikit, yaitu hanya sekadar ruam, bengkak, atau nyeri di sekitar area bekas suntikan, serta mengalami sensasi pegal. Di seluruh dunia pun tidak ada laporan efek samping yang serius setelah mendapatkan vaksinasi ini.

Hanya saja, biaya vaksin HPV masih lumayan mahal. Harga untuk sekali suntik adalah sekitar 1 juta rupiah, dan perlu dilakukan sebanyak 3 kali jika Kamu sudah berusia di atas 14 tahun. Kendati demikian, uang yang Kamu keluarkan tentunya tidak sia-sia bila dibandingkan harus berjuang melawan kanker serviks, bukan?

Bagaimana Jika sedang Hamil?

Menurut dr. Dinda, vaksin HPV tidak boleh diberikan kepada wanita yang sedang hamil. Jika seorang wanita sudah mendapatkan vaksin HPV pertama, tetapi kemudian dinyatakan hamil, maka setelah bersalin vaksin harus diulang kembali dari awal. Namun apabila baru dinyatakan hamil setelah mendapatkan vaksin HPV kedua, maka tidak perlu diulang dan cukup dilanjutkan saja untuk mendapatkan vaksin ketiga pasca-persalinan.