Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, terdapat sekitar 12 penderita stroke per 1.000 penduduk Indonesia. Dan hingga saat ini, stroke masih menjadi penyakit tidak menular yang membunuh kebanyakan orang Indonesia. Bahkan dari yang semula menempati urutan keempat pada tahun 1990-an, kini stroke menjadi pembunuh nomor 1 di Indonesia.

 

Karena termasuk penyakit mematikan, stroke menyita perhatian dunia kesehatan. Untuk itu setiap tanggal 29 Oktober, seluruh dunia memperingatinya sebagai Hari Stroke Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya dari penyakit stroke. Harapannya adalah setiap orang menjadi lebih peduli lagi pada kesehatan, sehingga dapat terhindar dari penyakit stroke yang bisa menyerang siapa saja, tidak terkecuali anak muda.

 

Apa Itu Stroke?

Stroke merupakan kondisi yang terjadi ketika pasokan darah menuju otak terputus akibat adanya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Saat pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak terputus, sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Maka dari itu, perlu penanganan yang cepat untuk kondisi ini. Jika tidak, kerusakan yang terjadi akan semakin parah dan meningkatkan risiko kematian pada penderitanya.

Baca juga: Waspada! Usia Penderita Stroke Semakin Muda

 

Apa yang Menyebabkan Terjadinya Stroke?

Pada dasarnya, stroke bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup yang sehat. Namun, ada beberapa faktor penyebab stroke yang tidak bisa dihindari. Faktor-faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko stroke, di antaranya:

  • Pernah mengalami TIA (Transient Ischemic Attack) atau stroke ringan dan serangan jantung.

  • Memiliki anggota keluarga dekat yang pernah mengalami stroke.

  • Usia lebih dari 65 tahun.

  • Menderita diabetes, tekanan darah tinggi, atau mempunyai kolesterol tinggi.

 

Stroke juga dibedakan menjadi 2 macam sesuai dengan kondisinya, yakni stroke iskemik yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti akibat adanya penggumpalan darah dan stroke hemoragik yang terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah sehingga terjadi perdarahan.

 

Stroke Iskemik

Stroke iskemik dapat dipicu oleh beberapa hal, antara lain:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi.

  • Tingginya kadar kolesterol dalam darah.

  • Diabetes yang tidak terkontrol. Kadar gula darah yang tinggi bisa berdampak buruk pada kesehatan dinding pembuluh darah.

 

Detak jantung yang tidak teratur atau fibrilasi atrium juga menjadi salah satu penyebab terjadinya stroke iskemik. Kondisi detak jantung yang tidak teratur menyebabkan aliran darah menjadi terganggu, sehingga darah menjadi menggumpal dan menyebabkan stroke iskemik.

 

Proses penyempitan arteri juga bisa terjadi semakin cepat jika seseorang berada dalam kondisi seperti di bawah ini:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas.

  • Mengonsumsi alkohol yang berlebihan.

  • Merokok.

  • Memiliki tingkat kolesterol yang tinggi.

  • Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau diabetes.

 

Risiko stroke iskemik juga dapat terjadi pada usia muda. Ini terjadi pada orang-orang yang sering menggunakan obat-obatan kontrasepsi, migrain, koagulopati (gangguan pembuluh darah), dan cedera kepala.

 

Stroke hemoragik

Tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama dari stroke jenis ini. Tekanan darah yang tinggi dapat melemahkan arteri di dalam otak, sehingga rentan pecah. Ada beberapa hal yang bisa memicu naiknya tekanan darah, di antaranya adalah merokok, kurang olahraga, stres, mengonsumsi alkohol berlebihan, serta kelebihan berat badan atau obesitas. Penderita diabetes, aritmia (detak jantung tidak beraturan), dan penyakit katup jantung juga memiliki risiko lebih besar mengalami stroke hemoragik.

 

Selain itu, trauma atau cedera pada kepala bisa menyebabkan stroke hemoragik. Orang-orang yang mengonsumsi obat-obatan pencegah pembekuan darah atau antikoagulan juga perlu waspada terhadap risiko stroke hemoragik. Salah satu efek dari obat antikoagulan adalah membuat darah menjadi lebih susah menggumpal. Ini berarti, apabila terjadi perdarahan, maka akan lebih sulit untuk berhenti.