Fungsi cek darah atau pemeriksaan laboratorium dapat menceritakan banyak hal tentang kesehatan tubuh kita. Bahkan, hampir dua per tiga kondisi kesehatan tubuh bisa dilihat dari data hasil tes darah. Data ini tentu saja tidak hanya penting untuk mengobati penyakit, tetapi juga berguna untuk memonitor kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Meskipun terdapat banyak jenis tes darah yang dapat dilakukan, kita dapat melakukan beberapa tes yang biasa dikenal dengan istilah screening test, untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dengan kata lain, Kamu hanya perlu melakukan screening test ini, lalu berkonsultasi dengan dokter. Kemudian, dapat dilanjutkan dengan tes darah yang lebih spesifik apabila dibutuhkan. Jadi, jenis tes darah apa saja yang sebaiknya dilakukan untuk memonitor kesehatan?

1. Pemeriksaan Lemak (Lipid) atau Kolesterol
Tes darah ini berfungsi mengukur kadar lemak dalam tubuh. Mengukur kadar lipid dalam darah akan memberitahu Kamu kadar kolesterol dan trigliserida yang keduanya berpengaruh terhadap kesehatan jantung. Sebelum melakukan tes ini, Kamu perlu melakukan puasa terlebih dahulu sekitar 10 hingga 12 jam. Berikut ini nilai normal dari tes Panel Lemak atau Kolesterol:

  • Kolesterol total: Resiko rendah: 240 mg/dL
  • Hasil LDL kolesterol (Lemak Jahat): Resiko rendah: 190 mg/dL
  • Kolesterol HDL (lemak baik): kurang
  • Hasil trigliserida: Diinginkan: 500 mg/dL

 

Baca juga: Bekali Kesehatan Anak dengan 3 Imunisasi Dasar Ini!


2. Pemeriksaan TORCH
Pemeriksaan TORCH adalah pemeriksaan screening berupa tes darah, guna mendeteksi sekelompok infeksi pada tubuh. TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simplex. Keempat jenis penyakit infeksi ini bila diderita oleh ibu hamil dapat berbahaya bagi janin. Kini, diagnosis untuk penyakit infeksi telah berkembang ke arah pemeriksaan secara imunologis. Prinsip dari pemeriksaan ini adalah mendeteksi adanya zat anti (antibodi) yang spesifik terhadap kuman penyebab infeksi, sebagai respons tubuh terhadap adanya benda asing (kuman). Antibodi yang terburuk dapat berupa Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG).

Nilai Normal: Negative


3. Pemeriksaan Screening Tumor Pria
Tumor adalah sel-sel tubuh yang tumbuh abnormal. Sel merupakan unit terkecil yang menyusun jaringan tubuh manusia. Masing-masing sel mengandung gen yang berfungsi untuk menentukan pertumbuhan, perkembangan, atau perbaikan yang terjadi dalam tubuh. Tumor dapat menyebabkan berbagai gejala. Beberapa gejala dan tanda klinis umumnya bisa berupa:

  • Sering merasa tidak sehat.
  • Merasa sangat lelah.
  • Demam dan menggigil.
  • Tidak nafsu makan.
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Berkeringat pada malam hari.

Jenis tes untuk screening tumor pria adalah : AFP (Alfa Feto Protein), CEA (Carcino Embryonic Antigen), dan PSA (Prostate Specific Antigen).

Nilai normal untuk:

  • AFP: < 20 ng/ml
  • CEA: < 5 ng / ml
  • PSA: 1 – 4 ng /ml


4. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi yang memiliki bentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urine, ginjal memiliki fungsi sebagai penyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urine. Tujuan pemeriksaan fungsi ginjal adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada fungsi ginjal seseorang, atau yang biasa disebut dengan istilah gagal ginjal. Mengapa penting? Gangguan fungsi ginjal dapat terjadi tanpa gejala, subklinis, dan baru diketahui secara nyata setelah kondisinya parah. Salah satu tujuan uji fungsi ginjal adalah untuk mendeteksi dini adanya gangguan fungsi ginjal dan menentukan seberapa berat gangguan tersebut.

Nilai Normal:

  • Ureum: 7 – 20 mg / dL
  • Kreatinin: 0,8 – 1,4 mg / dL
  • Asam Urat: 2 – 7,5 mg / dL


5. Pemeriksaan Screening Hepatitis B
Hepatitis adalah sakit peradangan pada lever (hati). Peradangan terjadi karena beberapa penyebab, seperti toksin (racun), bahan kimia, obat, ataupun agen penyebab infeksi. Penyakit hepatitis dapat fatal akibatnya apabila tidak ditanggulangi secara lanjut, dikarenakan penyakit ini adalah cikal-bakal dari munculnya kanker hati. Penyakit ini juga merusak fungsi hati, yaitu sebagai penetral racun. Yang paling mengerikan, penyakit ini menyerang siapapun tanpa pandang usia.

Nilai Normal:

  • HBsAg: Negative (Non Reaktif)
  • Anti HBs: < 20 mIU / ml


6. Pemeriksaan Fungsi Hati
Hati (lever) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan memiliki fungsi sebagai alat ekskresi, karena hati membantu fungsi ginjal memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat, dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Tes fungsi hati (panel hati) adalah seperangkat tes darah untuk mengukur kadar enzim hati, protein, dan zat lainnya. Tes fungsi hati digunakan untuk membantu mendiagnosis ada tidaknya penyakit hati atau penyakit liver, menilai tingkat kerusakan hati, dan menentukan seberapa baik pengobatan bekerja. Jenis tes dalam pemeriksaan fungsi hati adalah SGOT, SGPT, Gamma GT, dan Alkali Fosfatase.

Nilai Normal:

  • SGOT: 5 – 40 u / L
  • SGPT: 5 – 41 u / L
  • Gamma GT: 6 – 28 mu / ml
  • Alkali Fosfatase: 45 – 190 iu / L


7. Pemeriksaan Gula Darah (Diabetes)
Diabetes juga dikenal dengan istilah penyakit kencing manis atau penyakit gula. Tubuh pasien yang menderita diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau merespons hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang. Diabetes merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, bahkan di Indonesia. Gejalanya berupa:

  • Frekuensi buang air meningkat.
  • Terus-menerus merasakan haus (khususnya malam hari).
  • Hilangnya berat badan tanpa alasan.
  • Bagian intim sering gatal.
  • Luka sembuh dalam waktu yang lama.
  • Pandangan mata kabur.
  • Selalu merasa lelah, mengantuk, dan lamban.

Jenis tes untuk pemeriksaan ini adalah : Glukosa Puasa, HbA1c dan Urine Rutin.

Nilai normal :

  • Glukosa Puasa: < 100 mg/dL
  • HbA1c normal antara 4% sampai 5,6%. Kadar HbA1c antara 5,7% sampai 6,4% mengindikasikan peningkatan risiko diabetes, dan kadar 6,5% atau lebih tinggi mengindikasikan diabetes.
  • Urine Rutin: Glukosa Negative


8. Pemeriksaan Kanker Serviks
Kanker Serviks adalah salah satu kanker mematikan pada wanita selain kanker payudara, yang muncul pada leher rahim (serviks). Kanker ini banyak menyerang wanita yang dalam konteks sudah aktif berhubungan seksual dengan rentang usia antara 30-45 tahun. Sedangkan untuk wanita yang berusia 20-25 tahun, masih kecil kemungkinan terkena penyakit kanker serviks (kecuali yang aktif secara seksual).

 

Baca juga: Ini Dia Kebiasaan Sehari-hari yang Ternyata Berdampak Buruk Bagi Kesehatan!



Penyebab dari kanker serviks adalah dari virus bernama Human Papillomavirus (HPV), dan mudah menyerang orang-orang yang rutin melakukan hubungan seksual, terlebih untuk mereka yang sering berganti pasangan. Gejalanya yaitu bau pada daerah intim, siklus menstruasi tidak teratur, dan sakit saat berhubungan intim.

Nilai Normal :

  • Papsmear: Normal
  • SCC (Squamous Cell Carcinoma): 0 – 2 ng / ml


9. Pemeriksaan Premarital Wanita
Premarital checkup merupakan sekumpulan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan status kesehatan kedua calon mempelai, terutama mendeteksi adanya penyakit menular, menahun, atau diturunkan, yang dapat memengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin. Mengapa penting?

  1. Tes pranikah wajib hukumnya untuk mengetahui riwayat kesehatan kita dan pasangan, jangan sampai kita menyesal di kemudian hari.
  2. Mencegah calon bayi terhindar dari penyakit, seperti diabetes melitus, thalassemia, dan penyakit turunan lainnya.
  3. Membuat kedua calon mempelai lebih siap, lebih yakin, dan lebih terbuka satu sama lain tentang riwayat kesehatan masing-masing. Dalam pernikahan, yang diutamakan adalah kejujuran, begitu juga dengan masalah kesehatan.


10. Pemeriksaan Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual (PMS), atau dikenal juga dengan istilah Penyakit Kelamin, adalah penyakit yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Panel skrining penyakit menular seksual memiliki fungsi untuk mendeteksi kemungkinan adanya infeksi penyakit herpes, klamidia, gonore, hepatitis, atau sifilis sehingga dapat ditangani dengan tepat.

Mengapa penting? Mereka yang aktif secara seksual dan kerap bergonta-ganti pasangan bukanlah satu-satunya yang perlu mengikuti pemeriksaan PMS. Bila Kamu telah terpapar oleh kondisi-kondisi berikut, Kamu juga harus mempertimbangkan untuk menjalani pemeriksaan.

  • Kamu dipaksa untuk berhubungan seksual.
  • Kamu adalah seorang pria yang berhubungan dengan pria lain.
  • Kamu memiliki pasangan baru.
  • Kamu menggunakan obat-obatan intravena.
  • Kamu berisiko terkena PMS dan sedang atau akan hamil


Demikianlah serangkaian tes darah yang bisa dijadikan indikator dalam memonitor kesehatan tubuh secara umum. Tanpa kesehatan yang baik, semua yang kita punya akan sia-sia. Tanpa kesehatan yang prima, Kamu tidak akan pernah bisa mencapai apapun. Kesehatan buruk pula lah yang akan membuat Kamu terpuruk dalam luka dan kesunyian. Kamu sendiri yang sesungguhnya menciptakan pilihan – not somebody else.

 

Baca juga: Manfaat Doodling untuk Kesehatan Pikiran