Dalam sebulan terakhir, Jakarta kembali jadi sorotan. Kali ini bukan karena prestasinya melainkan buruknya kualitas udara. Jakarta dinobatkan sebagai kota nomor1 terpolusi di dunia (Versi Air Visual). Tentunya kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena ada banyak sekali dampak polusi udara bagi kesehatan yang mengancam masyarakat kota Jakarta.

 

Berdasarkan Air Quality Index (AQI) beberapa bulan terakhir di tahun 2019, dilaporkan kondisi kualitas udara di kota Jakarta dikategorikan tidak sehat/unhealthy. Skor AQI di Jakarta >150.

 

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) pada Rabu (31/7) memberikan pernyataan dan paparan khusus tentang dampak polusi udara bagi kesehatan. PDPI menyatakan sikapnya dalam rangka Peringatan Hari Kanker Paru Dunia yang jatuh di hari ini, 1 Agustus. Berikut ini dampak polusi udara bagi warga Jakarta!

 

Baca juga: Polusi Udara Racuni Jutaan Anak di Dunia

 

Pemicu Polusi Udara di Jakarta

Dijelaskan Dr. dr. Agus Dwi Susanto selaku Ketua PDPI, polusi udara adalah campuran partikel kompleks dan gas yang berasal dari antropogenik dan alam yang mengalami modifikasi secara kimia di atmosfer.

 

Polusi udara tidak hanya ada di luar ruangan (outdoor air pollution) tetapi juga di dalam ruangan (lndoor air pollution). Udara dikatakan mengalami polusi karena mengandung partikel atau particullate matter (PM) dan gas di atas rata-rata. Misalnya gas nitrogen dioksida (NO2), ozon (O3) dan sulfur dioksida (S02).

 

Sumber polusi udara dapat berasal dari proses alam seperti kebakaran hutan, erupsi gunung berapi, badai dll), sektor transportasi (gas buang kendaraan, debu di jalan raya), sektor industri (pembakaran bahan bakar, proses industri dll) dan sektor rumah tangga (pembakaran biomas, asap rokok dll).

 

“Berdasarkan data yang ada, sebagian besar sumber polusi udara di Jakarta maupun Indonesia berasal dari sektor transportasi (80%) diikuti dengan dari industri, pembakaran hutan dan aktivitas domestik. Selain kontribusi kendaraan bermotor, industri, konstruksi dan kondisi musim kemarau juga ditengarai memperburuk kualitas udara di Jakarta,” jelas dr. Agus

 

Baca juga: 7 Risiko Penyakit Akibat Pencemaran Lingkungan

 

Dampak Polusi Udara pada Kesehatan

WHO mencatat setiap tahun ada 7 juta kematian (2 juta di Asia Tenggara) berhubungan dengan polusi udara luar ruangan maupun dalam ruangan. Dampak polusi udara pada kesehatan terutama penyakit paru adalah:

 

  • Infeksi Saluran Pernapasan Akut/ISPA. 17% kematian akibat ISPA dikaitkan dengan polusi udara.
  • Asma. Polusi udara memperburuk orang dengan asma.
  • Bronkitis. Ini adalah infeksi paru yang bisa sangat mengganggu dan mematikan.
  • Penyakit paru obstruktif kronik/PPOK. Ada 8% kematian yang disebabkan PPOK.
  • Kanker paru. Menurut data WHO, polusi udara di seluruh dunia berkontribusi 25% pada seluruh penyakit dan kematian akibat kanker paru,

 

Dengan kata lain polusi udara bisa memicu hampir semua penyakit paru akut maupun kronis, dan sebagian bahkan sangat mematikan seperti kanker paru. Selain masalah pernapasan, polusi udara juga dikaitkan dengan penyakit jantung dan stroke (16% seluruh kematian akibat stroke dan 15% seluruh kematian akibat penyakit jantung iskemik).

 

Baca juga: Tangkal Bahaya Polusi dengan 7 Cara Ini

 

Siapa Paling Berisiko?

Populasi rentan terkena dampak polusi udara adalah anak-anak, usia lanjut, perempuan, pekerja luar ruangan dan populasi yang sudah mempunyai penyakit paru atau jantung.

 

“Menurut WHO, 14% anak usia 5-18 tahun memiliki asma yang terkait polusi udara dan terdapat 543.000 kematian anak usia < 5 tahun tiap tahun karena penyakit pernapasan berhubungan dengan polusi udara,” jelas dr. Agus.

 

Selain dampak jangka panjang, beberapa data penelitian di Asia Pasifik menunjukkan bahwa pajanan polusi udara jangka pendek berhubungan dengan peningkatan gejala pernapasan seperti batuk, sesak napas dan peningkatan kunjungan rumah sakit karena infeksi saluran pernapasan, serangan
asma dan PPOK.

 

Baca juga: 7 Fakta tentang Kanker Paru yang Harus Kamu Ketahui

 

Kenali Setiap Keluhan

Geng Sehat harus bisa mengenali gejala-gejala atau keluhan yang timbul sebagai dampak polusi udara. Jika sudah memiliki penyakit jantung, asma, PPOK dan penyakit paru lainnya sebelumnya, sebaiknya mengenali tanda-tanda terjadinya perburukan atau serangan.

 

Hal ini sebagai upaya deteksi dini sehingga pengobatan awal dapat segera dilakukan.Segera ke dokter/petayanan kesehatan terdekat apabila terjadi masalah kesehatan yang mengganggu atau terjadi perburukanlserangan pada orang yang mempunyai penyakit jantung atau paru sebelumnya.


Baca juga: Vape Juga Berbahaya bagi Paru-paru!