Selama ini kita hanya menganggap bahwa polusi hanya terjadi di jalanan. Ternyata itu tidak sepenuhnya tepat lho, Gengs! Polusi ternyata bisa terjadi di mana saja, bahkan di tempat yang selama ini kita anggap aman dan relatif bersih, seperti di rumah dan kantor.

 

Polutan atau sumber polusi di ruangan tertutup yang melebur dalam udara bisa berasal dari benda-benda yang tak kita duga sebelumnya, seperti residu masakan di dapur, cat tembok, pewangi ruangan, sampai debu pada karpet.

 

Saya jadi mengerti mengapa belakangan anak-anak beberapa kali bersin setelah bangun tidur di pagi hari. Ternyata ini karena saya lupa mengganti seprai sesuai jadwal. Akibatnya, partikel halus debu pun menumpuk di permukaan kasur dan menganggu saluran pernapasan.

Baca juga: Dampak Polusi Udara terhadap Kesehatan

 

Lalu bagaimana dengan polusi di luar ruangan, atau tepatnya di jalan raya? Nah, rupanya ini merupakan jenis polusi yang paling berbahaya. Bahkan dari artikel yang pernah saya baca, angka polusi di jalanan dengan lampu merah meningkat sampai 3 kali lipat! Ini tidak mengherankan, karena pada lintasan tersebutlah kendaraan bermotor mengantre, sehingga volume asap yang penuh dengan polutan melonjak drastis. Terbayang kan jika kita harus berdiri di tepi jalan yang seperti itu?

 

Dampak nyata polusi bagi tubuh

Radikal bebas atau oksidan yang terdapat pada polusi akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Ya, ternyata pikiran pun ikut terkena dampaknya. Peneliti mulai menemukan benang merah antara paparan polusi, terutama polusi udara, dengan meningkatnya gejala depresi. Hal ini banyak ditemukan bagi mereka yang setiap hari berkutat dengan kemacetan di jalan raya.

 

Dampak jangka pendek dari polusi antara lain batuk, iritasi mata, hidung, dan gangguan saluran pernapasan lainnya. Jika kadar polusi sudah terlalu tinggi, seseorang bisa mengalami keracunan dan butuh diberikan oksigen murni dengan segera.

 

Selain gas berbahaya, seperti karbon monoksida dan karbon dioksida, partikel-partikel halus pada polusi udara akan terhirup hidung sampai ke pembuluh darah. Dalam jangka panjang, kondisi ini akan memicu munculnya penyakit-penyakit degeneratif, seperti sakit jantung, kanker paru-paru, sampai demensia (pikun).

Baca juga: Kanker Paru-Paru Banyak Menyerang Pria di Indonesia!

 

Saya kerap terganggu dengan asap hasil pembakaran sampah di sekitar rumah dan beberapa orang mengomentari, "Ah, sikap lo berlebihan deh!" atau "Kayak gini biasalah di Indonesia." Kini dengan meningkatnya kesadaran orang akan bahaya polusi udara, mereka pun tak lagi sinis menanggapi sikap saya. Apalagi bagi mereka yang sudah memiliki anak, tentunya tidak ingin anak-anaknya menghirup udara kotor secara terus-menerus.

 

Apa yang bisa kita lakukan?

Baik di kota besar maupun kecil, polusi adalah hal yang cukup menantang untuk bisa dihindari 100 persen. Apalagi kita hidup di era modern berbasis industri. Namun, bukan berarti kita tidak bisa meminimalisasi dampaknya bagi tubuh. Beberapa cara di bawah ini adalah sesuatu yang selalu saya usahakan, baik bagi diri sendiri dan keluarga, untuk melawan bahaya polusi:

1. Tidak merokok. Sudah jelas rokok tak akan menjadi pilihan jika ingin terbebas dari polusi udara. Merokok sama saja memasukkan racun-racun berbahaya langsung ke dalam tubuh. Jika sedikit terpapar asap kendaraan bermotor saja bikin saluran pernapasan tidak nyaman, dapat dibayangkan apa jadinya jika kita menghirup asap rokok langsung ke dalam paru-paru?

2. Rutin meyantap buah dan sayuran segar. Lebih baik lagi jika kita menyantapnya dalam keadaan mentah dan tidak diolah. Nutrisi dan zat antioksidan di dalam sayuran dan buah segar memiliki peran penting untuk menjaga daya tahan tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel rusak akibat serangan radikal bebas dalam polusi.

3. Cukup minum air putih. Minum air putih sesuai kebutuhan tubuh akan mengoptimalkan proses detoks. Racun, termasuk yang terhirup dari udara, akan dibuang dalam bentuk keringat dan urine.

4. Berolahraga. Dalam hal ini, olahraga kardio dianggap efektif untuk memompa paru-paru. Paru-paru yang sehat akan menjadikan sistem pernapasan, aliran oksigen, dan aliran darah ke seluruh tubuh lancar.

5. Pastikan sirkulasi udara di ruangan lancar. Jangan selalu menyalakan AC. Buka jendela terutama di pagi hari. Udara di dalam ruangan pun perlu berputar, sehingga kualitasnya menjadi baik dan kadar oksigennya kembali terisi.

6. Gunakan masker. Saat kita berada di jalan raya dan pemukiman yang padat untuk waktu yang cukup lama, jangan lupa memakai penutup hidung dan mulut ini. Penggunaan masker dapat meminimalisasi masuknya polutan berbentuk partikel halus ke dalam tubuh.

 

 

7. Luangkan waktu untuk berada di Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ada taman yang penuh tumbuhan hijau di sekitar tempat kita beraktivitas? Sempatkan waktu untuk berkunjung ke sana, ya! Tak hanya mampu mengatasi mata lelah setelah seharian bekerja, tumbuhan hijau juga menyerap karbon monoksida pada siang hari. Udara di sekitarnya pun jauh lebih bersih dan segar.

 

Jika diterapkan secara berkesinambungan, upaya-upaya di atas tentu akan memberikan perubahan kualitas kehidupan yang lebih baik tak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga orang terdekat di sekeliling kita. Jangan biarkan polusi di sekitar kita menjadi pembunuh diam-diam. Yuk, mulai waspada dan perbaiki kebiasaan-kebiasaan kita selama ini!