Geng Sehat sudah pernah dengar tentang badai sitokin pada Covid-19? Mungkin masih banyak nih yang belum paham tentang kondisi tersebut. Gejala Covid-19 bisa berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang tidak merasakan gejala sama sekali, ada juga yang gejalanya parah, hingga mengalami ARDS atau acute respiratory distress syndrome sebagai penyebab kematian.

 

ARDS adalah gangguan pernapasan berat yang disebabkan oleh penumpukan cairan di alveoli (kantung udara di paru-paru). Nah, badai sitokin ini memiliki peran langsung dalam tingkat keparahan Covid-19. Supaya lebih paham dengan badai sitokin pada Covid-19, baca penjelasan berikut, ya!

 

Baca juga: Dexa Medica Luncurkan Obat Regdanvimab untuk Pasien Covid-19 yang Berpotensi Alami Gejala Berat
 

Apa itu Badai Sitokin?

Badai sitokin adalah reaksi kekebalan yang parah atau berat, di mana tubuh melepaskan terlalu banyak sitokin ke dalam darah dengan sangat cepat. Apa itu sitokin? Sitokin sendiri adalah semacam protein yang diproduksi oleh beragam jenis sel di dalam tubuh.

 

Sitokin sebenarnya memainkan peran penting dalam respon imun tubuh yang normal ketika terjadi infeksi. Tetapi ketika produksi sitokin yang dilepaskan dalam tubuh sangat banyak, maka akan berbalik menjadi berbahaya. Produksi sitokin yang berlebihan ini menyebabkan lebih banyak sel imun yang masuk ke area dimana inflamasi atau cedera terjadi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan organ. 

 

Tanda dan gejala badai sitokin bisa berupa demam tinggi dan peradangan di semua organ. Kadang-kadang, badai sitokin bisa parah atau mengancam jiwa dan menyebabkan kegagalan organ multipel. Disebut juga hipersitokinemia.

 

Pada pasien Covid-19, salah satu kondisi yang berkaitan dengan badai sitokin adalah ARDS. ARDS sendiri merupakan salah satu penyebab kematian yang banyak pada pasien Covid-19.

 

Apa itu ARDS?

ARDS disebabkan oleh inflamasi atau peradangan yang sangat berat di membran alveoli (kantung udara di paru-paru). Hal ini menyebabkan penumpukan cairan di sana. Lama kelamaan hal ini bisa menyebabkan gangguan pernapasan bahkan gagal napas. 

 

ARDS tidak hanya terjadi pada pasien Covid-19, ARDS juga merupakan komplikasi dari pneumonia, sepsis, pankreatitis, dan transfusi darah. ARDS biasanya didiagnosis ketika penumpukan cairan terjadi dan pasien mengalami hipoksemia (kadar oksigen dalam darah rendah) berat.

 

Baca juga: Daun Kelor Meningkatkan Imun di Masa Pandemi Covid-19?
 

Badai Sitokin pada Covid-19

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pasien Covid-19 memiliki kadar sitokin yang tinggi. Hubungan antara sitokin dan Covid-19 ditemukan oleh ilmuwan pada pasien yang dirawat di ICU. Pasien yang memiliki gejala ringan dan tidak membutuhkan perawatan di ICU karena tidak mengalami fenomena badai sitokin.

 

Sama seperti pada infeksi virus lainnya, khususnya SARS, MERS, dan influenza, badai sitokin digunakan sebagai peringatan bahwa kondisi pasien sudah berat. Jika tidak diobati, badai sitokin pada pasien Covid-19 bisa menyebabkan ARDS, bahkan juga kerusakan jaringan, gagal organ, dan bahkan kematian.

 

Mengobati Badai Sitokin pada Covid-19

Penelitian terbaru menemukan bahwa masa kritis 5-7 hari di antara waktu awal diagnosis Covid-19 dan sindrom disfungsi organ multipel (MODS). Sekitar 80% pasien cenderung membaik kondisinya setelah periode waktu tersebut, namun 20% lainnya mengalami pneumonia berat, dan 2% meninggal dunia akibat Covid-19.

 

Ada banyak pengobatan anti-inflamasi yang tengah diteliti untuk dilihat apakah bisa mengobati badai sitokin pada Covid-19. Untuk menurunkan risiko kegawatan, ahli merekomendasikan terapi imun (imunoterapi) dilakukan begitu pasien didiagnosis badai sitokin. 

 

Baca juga: Seminggu Pertama Positif Covid-19 Sangat Menentukan, Jangan Salah Minum Obat!

 

Sumber:

News Medical. What is a Cytokine Storm?. Maret 2021.
Coperchini, F., Chiovato, L., Croce, L., Magri, F., & Rotondi, M. The cytokine storm in COVID-19: An overview of the involvement of the chemokine/chemokine receptor system. Cytokine & Growth Factor Reviews. 2020.