Pandemi Covid-19 mengubah banyak aspek dalam kehidupan, termasuk pola tidur. Dengan meningkatnya stres, kesedihan, serta kecemasan selama pandemi, masalah sulit tidur kini semakin mudah dialami oleh siapa saja. Para ahli menyebut kondisi sulit tidur yang disebabkan oleh tekanan selama pandemi ini dengan istilah coronasomnia.

 

Baca juga: Bisa Melemahkan Imun, Begini Cara Mengelola Stres Selama Pandemi
 

Apa Itu Coronasomnia?

Coronasomnia ditandai dengan adanya peningkatan masalah tidur selama pandemi, yang disertai dengan gejala kecemasan, depresi, dan stres. Perbedaan terbesar antara coronasomnia dengan isomnia pada umumnya tentu saja karena kondisi ini terkait dengan pandemi Covid-19.

 

Stres dapat mengaktifkan sistem saraf otonom yang selanjutnya memicu pelepasan hormon, seperti adrenalin dan kortisol. Kedua hormon ini dapat menyebabkan detak jantung dan tekanan darah meningkat, sehingga seseorang akan menjadi sulit tidur.

 

Kualitas tidur yang kurang nantinya juga akan berpengaruh besar terhadap emosi dan pikiran seseorang. Pada akhirnya, stres dan masalah tidur adalah lingkaran tak berujung yang saling memengaruhi.

 

Kebiasaan tidur orang juga berubah selama pandemi. Menurut sebuah penelitian, orang-orang menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tidur di malam hari dan lebih banyak tidur di siang hari. Mereka juga rata-rata memundurkan waktu tidur dan bangun mereka, masing-masing sebanyak 39 dan 64 menit. Akibatnya, kualitas tidur pun jadi terganggu.

 

Selain itu, perubahan gaya hidup selama pandemi merupakan faktor penyebab coronasomnia. Beberapa orang harus menyesuaikan rutinitas baru yang sangat jauh berbeda dari sebelumnya, misalnya melakukan kegiatan hanya dari rumah saja, kehilangan pekerjaan, dampak keuangan, dan juga peningkatan screentime. Semua ini dapat berpengaruh terhadap kualitas dan waktu tidur seseorang.

 

Gejala Coronasomnia

Serupa dengan kondisi insomnia, coronasomnia pun membuat seseorang merasa sulit untuk tidur dan juga tidur dengan nyenyak. Kondisi ini biasanya juga dibarengi dengan gejala psikologis lain, seperti meningkatnya kecemasan serta depresi.

 

Baca juga: Bolehkah Lari Pagi Saat Pandemi Coronavirus?
 

Cara Mengatasi Coronasomnia

Coronasomnia bisa sangat mengganggu rutinitas. Oleh karena itu, lakukan beberapa hal berikut untuk mengatasinya.

 

1. Perbaiki kualitas tidur

Untuk memperbaiki kualitas tidur, cobalah terapkan beberapa trik berikut:

- Tetapkan jadwal untuk waktu tidur dan bangun. Pastikan Kamu tidur dengan durasi antara 7 hingga 9 jam. Lakukan setiap hari, termasuk di akhir pekan.

- Hindari tidur siang yang terlalu lama. Tidur siang singkat selama 20 hingga 30 menit dapat membuat tubuh terasa lebih segar dan berenergi. Namun, tidur siang yang terlalu lama justru dapat mempersulit tidur di malam hari.

- Berjemur di pagi hari. Cahaya adalah pengatur terkuat ritme sirkadian tubuh. Untuk itu, habiskan waktu di luar ruangan untuk berjemur atau beraktivitas dekat jendela di pagi hari. Tubuh pun akan tetap segar dan mengatur ulang ritme sirkadian.

- Matikan lampu saat tidur. Pastikan juga kamar tidurmu bersih, sejuk, dan nyaman untuk mengurangi stres yang Kamu alami selama seharian beraktivitas.

- Kurangi konsumsi alkohol. Alkohol memang bisa memberikan efek menenangkan. Di sisi lain, alkohol dapat mengganggu kualitas tidur, sehingga Kamu jadi sulit tidur nyenyak. Minum alkohol juga membuat Kamu berisiko bangun lebih awal dan memperburuk kebiasaan mendengkur.

- Batasi asupan kafein. Usahakan untuk tidak mengonsumsi kopi atau teh setidaknya 6 jam sebelum tidur. Konsumsi kafein lebih dari 1.000 mg per minggu juga sering dikaitkan dengan peningkatan risiko kecemasan dan depresi.

- Makan malam lebih awal. Hindari makan di waktu yang terlalu larut karena dapat menyebabkan sakit perut dan gelisah saat tidur

 

2. Terapkan rutinitas harian

Rutinitas memberi otak kita isyarat kapan harus makan, bekerja, merasa waspada, dan merasa lelah. Menetapkan rutinitas harian dan mengikutinya dapat mengurangi stres. Selain itu, rutinitas dapat menjadi penanda waktu yang jelas dalam gaya hidup baru, seperti bekerja di rumah yang terkadang terasa monoton.

 

Tetapkan waktu yang jelas untuk memulai atau mengakhiri pekerjaan dan menyantap makanan. Jadwalkan juga waktu untuk istirahat dan olahraga secara teratur. Olahraga tidak hanya dapat menambah energi, melainkan juga dapat membantu memperkuat siklus sirkadian tubuh.

 

3. Hilangkan stres

Tak hanya saat pandemi, stres selalu menjadi faktor utama yang mengganggu kualitas tidur. Maka dari itu, lakukan manajemen stres dengan rutin berolahraga, menulis jurnal, dan mengurangi paparan berita yang membuat kecemasan meningkat.

 

Nah, itulah beberapa hal mengenai coronasomnia yang perlu Kamu ketahui dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat! (AS)

 

Baca juga: Selama Pandemi, Jangan Lupa Ancaman Kematian dari Penyakit Tidak Menular
 

Referensi

Healthline. "Coronasomnia: How the Pandemic May Be Affecting Your Sleep".

Sleep Foundation. "Coronasomnia: Definition, Symptoms, and Solutions".