Meski tidak banyak penelitian yang membahas tentang sleep regression pada bayi, tetapi kondisi ini banyak ditemukan dalam tahap perkembangan bayi, setidaknya ketika ia berusia 4 bulan, 6 bulan, 8 bulan, 12 bulan, 18 bulan, dan 2 tahun.

 

Sleep regression sering dikaitkan dengan berbagai tonggak perkembangan yang dialami bayi pada usia-usia tersebut, seperti kemampuan untuk duduk, merangkak, dan berjalan. Nah, kira-kira apa ya penyebab sleep regression pada bayi ini? Berikut pembahasannya!

 

Apa Itu Sleep Regression pada Bayi?

Istilah sleep regression mengacu kepada perubahan pola dan periode tidur bayi dan dan balita. Perubahan ini bisanya tampak seperti kemunduran, di mana bayi dan balita menjadi kesulitan lagi untuk tidur pada waktu biasanya. 

 

Beberapa tanda sleep regression pada bayi, di antaranya:

  • Tidak mau tidur siang
  • Durasi tidur siang yang lebih pendek
  • Sulit tidur
  • Sering rewel 

 

Baca juga: Ingin Si Kecil Cepat Tidur Nyenyak? Begini Tipsnya!
 

Penyebab Sleep Regression pada Bayi

Hingga saat ini belum banyak penelitian yang membahas mengenai sleep regression pada bayi. Namun, beberapa penelitian yang lebih tua menunjukkan bahwa sleep regression ini merupakan efek dari adanya perkembangan yang dialami oleh bayi selama beberapa tahun pertama kehidupannya.

 

Misalnya, sebuah penelitian dari tahun 1991 menunjukkan bahwa perubahan pola dan perilaku tidur ini terjadi dalam periode yang sama. Demikian juga, laporan kasus tahun 2002 menemukan bahwa sleep regression berlangsung bersamaan dengan perubahan perkembangan otak yang terjadi di antara usia 2 dan 21 bulan.

 

Secara lebih rinci, berikut beberapa alasan yang mungkin menjadi penyebab sleep regression:

  • Proses pencapaian tonggak perkembangan tertentu, seperti merangkak, berjalan, atau berbicara.
  • Peralihan periode tidur siang yang menjadi lebih panjang.
  • Rasa cemas akan perpisahan.
  • Adanya keinginan untuk lebih bebas.
  • Perubahan momen hidup, seperti saat toilet training, perpindahan dari keranjang bayi ke tempat tidur, atau kelahiran adik.
  • Ketidaknyamanan akibat rasa sakit, tumbuh gigi, lapar, atau refluks.

 

Kapan Biasanya Bayi Mengalami Sleep Regression?

Sleep regression sebenarnya bisa terjadi kapan saja, terutama ketika ia sedang mengalami proses perkembangan yang intens. Secara umum, bayi biasanya akan mengalaminya pada usia-usia berikut:

 

1. Usia 4 bulan

Pada usia ini, bayi sedang bertransisi dari pola tidur mereka yang baru lahir dan juga menyesuaikan jam biologis tidur mereka. 

 

2. Usia 6 bulan

Pada usia ini, bayi sedang mengalami perkembangan pesat dan mulai menpelajari kemampuan baru. Di usia ini, umumnya juga bayi sudah mulai tumbuh gigi. Kondisi inilah yang menjadi penyebab dari sleep regression.

 

3. Usia 8 bulan

Bayi mulai mengalami perkembangan emosional yang cukup pesat pada usia ini. Rasa cemas akan perpisahan dengan orang tua bisa menjadi penyebab perubahan dalam kebiasaan tidur mereka.

 

4. Usia 12 bulan

Semakin besar usianya, si Kecil mulai mengembangkan rasa kemandiriannya. Hal inilah yang membuat anak mungkin sulit ketika diajak tidur dan terjadilah perubahan pola tidur.

 

Baca juga: Si Kecil Sering Tidur Larut Malam, Harus Bagaimana?
 

Bagaimana Cara Menangani Bayi yang Sedang Mengalami Sleep Regression?

Saat si Kecil mengalami sleep regression, Mums mungkin merasa kondisi ini sangatlah berat. Namun, tetaplah sabar karena situasi ini akan segera berlalu seiring pertumbuhan si Kecil. Untuk membantu melewati masa ini, berikut ada beberapa cara yang bisa Mums lakukan ketika menghadapi kondisi ini pada bayi.

 

1. Tetap pertahankan rutinitas tidur bayi

Sangat penting untuk menetapkan waktu tidur di jam-jam yang sama setiap harinya. Meski akan terasa berat pada awalnya, baik bagi si Kecil dan juga Mums, tapi dengan menerapkan kebiasaan ini, bayi akan terbiasa lagi dengan waktu tidurnya.

 

2. Jangan langsung merespons tangisan bayi

Sebagai orang tua, Mums dan Dads mungkin akan tergerak untuk langsung merespons tangisan si Kecil dengan menghampiri atau menggendongnya. Namun, cobalah tahan beberapa saat jika ia menangis ketika baru saja dibaringkan atau waktu tidur malam. Berikan waktu beberapa menit bagi bayi untuk bisa menenangkan dirinya sendiri dan lihat apakah mereka kembali tidur sendiri. 

 

3. Tetap berada di kamar tidur yang gelap

Jika ternyata si Kecil masih terus menangis dalam beberapa menit, maka Mums bisa menggendong untuk menenangkannya. Akan tetapi, usahakan untuk tetap menggendongnya di kamar dalam suasana lampu yang gelap. Hal ini dapat membantu bayi memahami bahwa saat itu masih malam hari dan ia harus kembali tidur bukan bermain.

 

4. Berikan hal-hal yang membuatnya merasa nyaman

Seringkali bayi rewel ketika ditidurkan karena ia merasa kurang nyaman. Oleh karena itu, coba temukan hal-hal yang kiranya dapat membuat si Kecil merasa nyaman. Misalnya, jika memang si Kecil merasa cemas karena takut ditinggal sendirian saat tidur, Mums bisa menemaninya beberapa saat hingga ia terlelap.

 

Sleep regression adalah kondisi yang normal dalam proses tumbuh kembang bayi. Hal ini bisa terasa berat. Namun, ingatlah bahwa ini akan segera berlalu seiring pertumbuhan si Kecil.

 

Nah, kalau Mums pernah berada di kondisi seperti ini juga enggak? Yuk, ceritakan pengalaman Mums ketika menghadapi si Kecil yang sedang dalam fase sleep regression dalam Fitur Forum Komunitas, join sekarang di sini! (BAG)

 

Baca juga: Haruskah Orang Tua Tidur Bersama Si Kecil?
 

 

Referensi

Medical News Today. “What are the stages of sleep regression?”.

WebMD. “What Is Sleep Regression in a Baby?”.