Tidur tidak hanya sangat penting bagi Si Kecil, namun juga bagi orang tua. Bila kita menerapkan rutinitas tidur yang baik, anak akan tidur dengan tenang dan orang tua juga dapat berisitirahat dengan cukup untuk beraktivitas esok hari. Faktor yang membedakan anak-anak khususnya batita dengan orang dewasa, adalah lamanya waktu tidur yang masih diperlukan oleh batita untuk kesehatan pertumbuhan dan perkembangannya.

Ada beberapa tanda yang menunjukkan Si Kecil cukup tidur. Diantaranya,anak dapat tertidur cepat, beristirahat dengan lelap, dan bangun dengan perasaan senang juga ceria. Sebaliknya, jika Si kecil tampak rewel atau mudah menangis, dan tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, maka itu pertanda pola tidurnya buruk. Umumnya, anak berusia 1 tahun, membutuhkan waktu tidur sekitar 13-14 jam setiap hari. Jumlah ini terbagi menjadi 2-3 jam untuk tidur siang, dan 11-12 jan untuk tidur malam. Bila Si Kecil belum memiliki kebiasaan tidur yang baik, maka tidak pernah terlambat untuk mulai membiasakannya dari sekarang. Perlu waktu dan kesabaran untuk mengajarkan pola tidur yang sehat hingga akhirnya Si Kecil mengerti pesan yang ingin Mums sampaikan secara konsisten. Lalu, dimana sebaiknya bayi tidur? Apakah sebaiknya anak tidur di kamarnya sendiri, atau tidur bersama orang tua? Jika Mums dan Dads masih memiliki PR untuk membiasakan Si Kecil tidur di kamar sendiri, simak yuk, penjelasan mengenai apa saja kelebihan dan tantangannya jika anak tidur bersama orang tua.

Baca juga: Penyebab Ketindihan Saat Tidur

Manfaat Tidur Bersama Si Kecil

Masalah anak tidur seranjang dengan orang tua, masih menjadi topik yang sering diperdebatkan. Setiap pola tidur yang Mums dan Dads kenalkan, memiliki kelebihan dan kekurang masing-masing. Dilansir dari nytimes.com, American Academy of Pediatrics justru merekomendasikan bayi untuk tidur setidaknya selama 6 bulan hingga setahun penuh bersama orang tua. Menurut institusi tersebut, kebiasaan tidur di kamar yang sama dengan anak, dapat mengurangi persentase risiko sindrom kematian mendadak pada bayi hingga 50%. Sindrom yang lebih dikenal dengan SIDS ini tetap masih menjadi penyebab utama kematian 3.500 bayi setiap tahunnya di Amerika Serikat. Inilah alasan mengapa American Academy of Pediatrics menganjurkan agar bayi tidur dalam posisi telentang, yang jauh lebih aman daripada posisi telungkup. Berikut manfaat lain yang bisa Mums rasakan bila tidur di kamar yang sama dengan Si Kecil.

  1. Memberi sepenuhnya kemudahan bagi Mums untuk menyusui. Dengan adanya Si Kecil, Mums juga jadi terdorong untuk terus menyusui.Seluruh manfaat baik ini akan Si Kecil rasakan sampai waktunya ia harus disapih.
  2. Meningkatkan kemungkinan Mums dan Dads untuk melakukan intervensi agar Si Kecil terlindungi dari krisis tak terduga ataupun kecelakaan fisik.
  3. Suara napas Mums yang tengah tidur disamping Si Kecil, menjadi semacam alarm pengingat pada bayi untuk menghirup dan membuang napas secara teratur. Pola pernapasan ini juga bermanfaat untuk mengurangi risiko terjadinya sindrom kematian mendadak saat tidur.
  4. Ibu menyusui dan bayi cenderung memiliki pola tidur dam siklus mimpi yang terkoordinasi. Hal ini membuat Mums sangat peka terhadap Si Kecil. Jika  Mums tidur di sebelah Si Kecil, Mums bisa terbangun jika ia mengalami kesulitan. Tapi jika Si Kecil tidur tanpa ada yang menemani, tidak ada kesempatan bagi Mums untuk berintervensi saat sesuatu yang tidak diharapkan terjadi.
  5. Selalu ada saja bahaya yang mengintai anak di malam hari. Misalnya, insiden kebakaran, pelecehan seksual oleh orang asing, penculikan, serangan berbahaya oleh hewan peliharaan, mati lemas akibat muntah, atau terjadi luka parah yang tidak dapat dicegah. Mums dan Dads dapat sigap merespons kondisi seperti itu, bila berada di samping Si Kecil.
  6. Studi menunjukkan, bahwa kehadiran orang lain di dalam kamar, secara signifikan dapat meningkatkan denyut napas, irama jantung, dan tekanan darah Si Kecil. Bayi dan anak-anak akan memperoleh manfaat kesehatan, merasa dicintai, dan dukungan yang konstan. Anak pun cenderung merasa aman dan terlindungi dari perasaan takut atau marah akibat merasa ditinggalkan. Saat dewasa, ia akan merasa dekat dan kasih sayangnya pada orang tua pun terpenuhi.
Baca juga: 4 Faktor yang Mempengaruhi Tidur Anda

Kekurangan dari Rutinitas Tidur Bersama Anak

Dampak terbesar yang harus Mums dan Dads pecahkan solusinya di masa depan dari kebiasaan tidur bersama anak, adalah Si Kecil cenderung sulit belajar untuk tidur sendiri di kamarnya akibat sudah lama terbiasa dengan keberadaan orang tua. Cermati penjelasan lebih lanjut mengenai dampak lainnya,ya Mums. Diskusikan hal ini dengan Dads. Bagaimanapun orang tua lah yang harus memutuskan sendiri pola tidur seperti apa yang terbaik untuk Si Kecil.

  1. Kurangnya waktu tidur yang berkualitas untuk jangka waktu lama bagi orang tua. Keberadaan Si Kecil akan membuat Mums tak tahan untuk mengangkatnya setiap kali ia merengek. Bahkan jika Mums menahan diri sesaat untuk tidak langsung mengangkat Si Kecil, pasti Mums pada akhirnya akan tetap menggendongnya juga saat erangan Si Kecil berubah menjadi raungan. Bayi, di masa-masa awal setelah ia dilahirkan, cenderung sulit tidur. Ini pasti akan mempengaruhi Mums pula secara langsung.
  2. Waktu tidur yang kurang efektif bagi bayi. Semakin sering Mums mengangkat Si Kecil setiap dia merengek saat tidur, maka waktu tidur Si Kecil tidur pun menjadi sedikit terganggu. Berbeda jika Si Kecil tidur di kamar terpisah. Ia akan belajar menenangkan diri sendiri setiap kali ia merengek di malam hari. Kadang, bayi merengek bukan karena lapar atau ada situasi berbahaya. Rengekan bayi saat tidur di malah hari juga bisa diartikan sebagai respons sesaatnya terhadap mimpi. Mums tidak perlu selalu mengangkat Si Kecil setiap kali terdengar rengekan dari kamarnya. Pantau sesaat, bila rengekannya terhenti, berarti Si Kecil telah berhasil menenangkan diri dan pulas kembali. Bila rengekannya berlanjut dan terdengar merisaukan, Mums boleh turun tangan.
  3. Potensi timbulnya masalah gigi. Tidur bersama orang tua, ternyata meningkatkan kebiasaan bagi bayi untuk sering menyusui saat Si Kecil terbangun akibat lapar di malam hari. Bila hal ini tidak diimbangi dengan kebiasaan merawat rongga mulut bayi selepas disusui, akan mencetus masalah ketika giginya tumbuh nanti. Apalagi, jika kebiasaan ini berlanjut hingga ulang tahun pertama atau ulang tahun keduanya. Lalu, bagaimana solusinya? Caranya mudah. Setelah bayi selesai disusui, biasakan membersihkan rongga mulut bayi menggunakan kain kasa yang telah dicelupkan ke segelas air putih ya, Mums. Standar perawatan bayi ini telah banyak disarankan oleh dokter gigi anak.
  4. Timbulnya dampak psikologis d kemudian hari pada anak. Beberapa ahli telah memperkirakan bahwa kebiasaan tidur bersama orang tua dalam waktu lama, akan mengganggu perkembangan perasaan anak sebagai pribadi mandiri yang menghargai privasi. Hal ini akan membuat Si Kecil membutuhkan waktu yang lebih lama daripada semestinya untuk beradaptasi dengan sistem pemisahan kamar. Pada beberapa kasus, anak pun bisa merasa kesepian dan tidak aman jika tidak berada di dekat orang tuanya.
  5. Menjadi bahan ejekan oleh teman sebaya. Bila kebiasaan ini berlanjut sampai besar, Si Kecil bisa ditertawakan oleh teman-temannya.
  6. Untuk jangka waktu lama, berbagi ranjang dengan Si Kecil dapat menghambat keberlangsungan hubungan intim orang tuanya.Hal ini dapat terjadi, khususnya jika Mums dan Dads tidak “kreatif” menyiasati situasi. Agar pernikahan tidak mengarah pada sexless marriage, Mums dan pasangan harus peka sejak awal dan bekerja sama agar agenda seks tidak terbengkalai. Amati jam-jam tidur Si Kecil. Saat situasi sudah tampak aman, beranjaklah sebentar ke kamar sebelah. Strategi ini cukup nyaman jika Mums dan Dads khawatir Si Kecil secara kebetulan terbangun dan melihat orang tuanya bercinta.
  7. Beberapa kasus menunjukkan, selalu ada risiko bayi tertindih, terdorong, dan tersakiti saat tidur bersama orang tua.

Apapun pola tidur yang sudah Mums dan Dads terapkan sampai sekarang, ada kalanya nanti, Si Kecil tetap harus diajarkan untuk senang tidur di kasurnya sendiri. Hal ini dikarenakan tujuan dari sleep training adalah untuk melatih anak dapat terbiasa tidur sendiri tanpa bantuan orang tua. Pola tidur sekamar dengan anak, ada baiknya diterapkan pada masa awal setelah Si Kecil lahir. Di atas usia 1 tahun, Mums dan Dads bisa mengamati perkembangan Si Kecil. Latihlah kemandiriannya secara bertahap sejak usia ini. Ajarkan Si Kecil untuk tidur di kamarnya sendiri. Mungkin Mums dan Dads bisa bergantian menemani Si Kecil tidur di kamarnya selama "masa percobaan". Selang beberapa bulan kemudian, pelan-pelan coba tinggalkan Si Kecil di kamarnya sendiri setelah ia  tidur lelap. Lambat laun, ia akan senang tidur di kamarnya sendiri. Agar kedekatan dengan Si Kecil tetap terjaga, biarkan bila Si Kecil sesekali mau tidur bersama Mums dan Dads. Kesepakatan ini bisa menjadi rutinitas manis yang mengakrabkan hubungan orang tua dan anak hingga jelang usia 6 tahun. Suatu hari, momen Si Kecil datang membawa guling kecil untuk "menginap" semalam di kamar orang tuanya, pasti menjadi pemandangan yang membuat Mums dan Dads kangen. (TA)

Baca juga: 7 Kebiasaan Sehat Sebelum Tidur