“An educated girl will stay healthy, save money, build a business, empower her community, lift her country, and change the world, literally.”

-Unknown-

 

Bersyukurlah jika Kamu terlahir sebagai wanita. Begitu banyak hal yang bisa dibanggakan karena terlahir sebagai anak perempuan, sebanyak kontribusinya bagi kehidupan. PBB pun mendedikasikan tanggal 11 Oktober sebagai International Day of Girl Child. Ini merupakan pengingat untuk menghormati anak perempuan di seluruh dunia.

 

Refleksi rasa syukur karena terlahir menjadi wanita pun semestinya berlipat ganda bila Kamu menjalani hidup secara berkecukupan dan dimudahkan untuk mengembangkan potensi diri. Pasalnya, masih terlalu banyak perjuangan wanita di berbagai belahan dunia untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

 

Tidak sepatutnya masih ada oknum-oknum yang mendiskreditkan eksistensi wanita. Mereka tetap bisa memegang peranan penting di masyarakat, tanpa perlu menanggalkan peranannya untuk keluarga.

 

Beberapa referensi terpercaya serta agama di dunia bahkan memiliki persepsi bahwa anak perempuan yang dididik dengan baik secara fisik, mental, dan spiritual akan menjadi kemuliaan dunia akhirat yang luar biasa bagi orang tuanya.

 

Dan untuk membesarkan anak perempuan yang hebat, orang tua haru mengenali kondisi biologis, emosional, juga kepribadian yang unik dalam diri mereka. Lalu, apa saja konsep pola asuh anak perempuan yang penting untuk dicermati? Simak penuturan lengkap berikut ya, Mums!

Baca Juga : Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak

 

Pola Asuh Tidak Boleh Dibedakan

Apakah ada perbedaan antara pola asuh untuk anak perempuan dengan anak laki-laki? Ternyata jawabannya tidak. Berdasarkan hasil wawancara dengan psikolog Dian Ibung, Psi., sebetulnya istilah perbedaan tidak bisa dikaitkan pada gender.

 

Terbentuknya karakter setiap individu, baik anak perempuan maupun anak laki-laki, lebih didominasi oleh faktor genetik serta faktor ‘bawaan’ psikologis. Faktor ‘bawaan’ ini memang sudah ada di dalam diri anak secara alami, serta dari informasi yang didapatkan dalam keluarga.

 

Biasanya, informasi ini lebih masyarakat kenal dengan istilah turunan. Lebih lanjut, bagaimana sifat turunan ini muncul dan berkembang menjadi pribadi anak akan sangat dipengaruhi oleh pola asuh serta kondisi lingkungan.

 

Jika ada persepsi yang menyatakan pola asuh anak perempuan dan anak laki-laki berbeda, ungkap Dian, tanggapan tersebut terlanjur tertanam mungkin berkat budaya, tuntutan, serta harapan sosial atas peran anak perempuan dan anak laki-laki. Setiap anak, baik anak perempuan maupun laki-laki, sebaiknya mendapatkan cara didik dan pola asuh yang sama.

 

Sikapi tuntutan sosial yang beragam dengan menekankan peran mereka masing-masing dalam lingkungan serta sebagai dirinya sendiri untuk kehidupan mereka kelak. Misalnya, anak laki-laki harus menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab, tangguh, serta penyayang. Maka, orang tua pun harus membenamkan dan mencontohkan nilai-nilai tersebut sesuai dengan usianya.

 

Sementara itu, anak perempuan diharapkan agar menjadi ibu yang baik, cerdas, kuat, dan mandiri. Maka, ajarkan serta tunjukkan tanggung jawab untuk tumbuh percaya diri menjadi sosok ibu dambaan. Agar dalam lingkup tema sebagai ibu, kelak ia sanggup menjalani tanggung jawab besar.

 

Pada realitanya, dengan menerapkan pola asuh yang sama antara anak perempuan dan anak laki-laki, banyak orang tua yang menemukan tingkat disiplin dan ketaatan yang sama dalam figur anak perempuan juga anak laki-laki mereka.

Baca Juga : Mengembangkan Karakter Anak Dengan Bermain

 

Miliki Hubungan Harmonis dengan Anak

Membangun kedekatan dengan anak dibutuhkan berbagai trik, demi mencegah gesekan konflik. Berikut beberapa tips yang dapat Mums terapkan agar hubungan dengan anak menjadi harmonis. Penuturan ini juga merupakan intisari dari buku Mengembangkan Nilai Moral pada Anak dan Ulah Si Kecil: Kumpulan Kisah Nyata Orang Tua Menghadapi Si Kecil karya Dian Ibung, Psi.

  • Kenali karakter diri sendiri bersama pasangan. Orang tua yang mengenal baik diri mereka sendiri pada umumnya dapat mengarahkan pribadi anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang baik pula. Bahkan, jauh lebih baik daripada orang tuanya sendiri.
  • Pahami tipe karakter anak. Tidak usah terpaku apakah Mums memiliki anak laki-laki atau anak perempuan. Hal terpenting adalah Mums dan pasangan mengetahui bagaimana kepribadian dan kelebihan anak sendiri.
  • Miliki kesepakatan dengan pasangan untuk menjadi tipikal orang tua seperti apa ke depannya.
  • Letakkan poin-poin penting yang disepakati bersama, sebagai titik tolak asih dan asuh terhadap anak.
  • Tempa anak berdasarkan pemahaman Mums dan pasangan akan karakternya, lalu sesuaikan dengan tipe kepribadian kita sendiri sebagai orang tua.
  • Ikuti kemajuan zaman. Orang tua diajarkan untuk mendidik anak sesuai tantangan di tiap zaman. Karena anak diciptakan untuk menjalani kehidupan yang baik di zaman mereka, bukan untuk zaman orang tuanya.
  • Menjadi orang tua dituntut untuk lebih bijaksana daripada anak. Orang tua mesti paham kapan waktunya mengikuti impian anak, mendorong anak sesuai bakat juga kemampuannya, serta mengajarkan nilai-nilai luhur kepada anak. Mums juga harus bisa memilah, kapan menjadi orang tua dan kapan menjadi sahabat untuk anak-anak.

 

Dampingi selalu momen perkembangan anak perempuan Mums, ya. Sebagai orang tua, kita hanya bisa berusaha maksimal agar mereka tumbuh terlindungi, tanpa pernah bosan menjadi pribadi yang nyaman mandiri. Bangga dan bahagialah selalu dengan hadirnya anak perempuan dalam keluarga. Pahami dan hargai mimpinya meski ia sudah beranjak dewasa serta menjadi istri dan ibu. Happy International Day of Girl Child!

Baca Juga : Ayah Lebih Sayang Pada Anak Perempuan, Benarkah?