Pandemi COVID-19 belum berakhir, masyarakat harus terus menjalani protokol kesehatan 5M secara ketat, melakukan vaksinasi, serta menjaga daya tahan tubuh. Pasca perawatan, baik isolasi mandiri maupun dirawat di rumah sakit, beberapa penyintas Covid-19 masih mengalami gejala sisa. Gejala sisa ini bisa berlangsung lama yang kemudian dikenal dengan long Covid-19.

 

Gejala yang tersisa umumnya kelelahan atau mudah lelah, atau batuk. Di masa pemulihan ini, penting untuk tetap memerhatikan kondisi kesehatan. Salah satunya dengan mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi agar daya tahan tetap terjaga.

 

Baca juga: Kamu Layak Vaksin Covid-19 atau Tidak? Cek Rekomendasi Terbaru dari PAPDI
 

Makanan untuk Mempercepat Pemulihan Pasca Covid-19

Ada banyak makanan yang bisa dikonsumsi untuk mempercepat pemulihan paca Covid-19. Makanan pokok mengandung karbohidrat, protein, dan lemak sehat tidak boleh ditinggalkan. Protein adalah sumber makanan yang sangat baik di masa penyembuhan. Selain itu mencukupi kebutuhan cairan dengan perbanyak minum air putih. 

 

Geng Sehat bisa meneruskan konsumsi vitamin selama isoman, yakni vitamin C, D dan zinc serta vitamin D. Bila dirasa belum cukup, kamu bisa mengosnumsi suplemen herbal yang terbukti bermanfaat bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat penyembuhan.

 

Bahan herbal yang sudah dikenal memiliki manfaat sangat banyak untuk kesehatan tubuh adalah madu. Madu baik dikonsumsi dalam bentuk aslinya, atau dikombinasi dengan makanan atau bahan herbal lainnya. 

 

Salah satu herbal yang juga dipercaya memiliki khasiat baik untuk kesehatan adalah jinten hitam (habbatussauda). Konsumsi madu dan habbatussauda (jinten hitam) berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, serta baik untuk dijadikan terapi tambahan selama masa pandemi. Kombinasi madu dan habbatussauda juga terbukti efektif mempercepat proses pemulihan pada pasien COVID-19.

 

Tim Edukasi Media Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Afifah K. Vardhani, M.Si. menjelaskan, “Hingga saat ini belum ada protokol pengobatan yang efektif dalam mengelola infeksi COVID-19. Namun, beberapa herbal seperti habbatussauda terbukti memiliki potensi terapeutik terhadap infeksi virus, sehingga dapat dipertimbangkan sebagai terapi tambahan pada pasien COVID-19," jelasnya.

 

Baca juga: Apa Itu Badai Sitokin pada Covid-19?
 

Penelitian Pemberian Madu dan Jinten Hitam pada Pasien Covid-19

Habbatussauda mengandung senyawa aktif utama yaitu thymoquinone yang memiliki aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, antivirus, anti mikroba, dan imunomodulator. Berdasarkan studi in vitro di Mesir, thymoquinone pada habbatussauda menunjukkan aktivitas antivirus terhadap virus SARS-CoV-2, serta mampu menghambat replikasi virus.

 

Herbal yang terkenal dengan julukan ‘Penyembuh Segala Macam Penyakit’ ini juga teruji secara klinis dapat meningkatkan respon imun, mengurangi respon peradangan, serta membantu mengurangi efek samping dari konsumsi obat-obatan medis.

 

Konsumsi madu selama masa pandemi juga dapat menjadi terapi tambahan COVID-19. Studi in vitro menunjukkan komponen chrysin, kaempferol, dan quercetin pada madu mampu menghambat masuknya virus ke sel inang dan menghambat replikasi virus. Uji praklinik ini juga menyebutkan bahwa chrysin dan kaemferol membantu menghambat peradangan pada paru-paru.

 

Lebih lanjut dr. Afifah menerangkan, penelitian di Pakistan menunjukkan kombinasi habbatussauda dan madu efektif mempercepat pemulihan pasien COVID-19. Studi dilakukan pada tanggal 30 April – 29 Juli 2020, terhadap 313 pasien yang menderita COVID-19, di mana 210 pasien menderita gejala sedang dan 103 pasien menderita gejala berat. Studi dilakukan multisenter, terkontrol plasebo, dan secara acak. Sebanyak 157 pasien diberikan terapi tambahan (di luar obat konvensional yang diberikan) berupa habbatussauda (80 gr/ kbBB/ hari) yang dikombinasikan dengan madu (1 gr/kgBB/ hari).

 

Sedangkan 156 pasien lainnya hanya diberikan obat konvensional dan plasebo. Hasil menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan terapi tambahan habbatussauda dan madu mengalami peringanan gejala lebih cepat dibandingkan pasien plasebo (gejala sedang 4 hari vs 6 hari; gejala berat 6 hari vs 13 hari); pembersihan virus lebih cepat (gejala sedang 6 hari vs 10 hari; gejala berat 8,5 hari vs 12 hari), serta mengurangi angka kematian pada pasien gejala berat sebanyak 4 kali lebih rendah.”

 

Baca juga: Daun Kelor Meningkatkan Imun di Masa Pandemi Covid-19?

 

Mengutip dari jurnal Clinical and Experimental Pharmacology and Physiology yang dilakukan oleh University of Technology Sydney (UTS) Australia, disebutkan bahwa kandungan thymoquinone dalam habbatussauda memiliki potensi menghentikan virus Corona.

 

Semakin banyak studi pemodelan yang membuktikan bahwa thymoquinone, bahan aktif Nigella Sativa, lebih dikenal sebagai Fennel Flower, dapat menempel pada protein spike virus COVID-19 dan menghambat virus untuk menginfeksi paru-paru dan juga dapat memblokir badai 'sitokin' yang mempengaruhi keparahan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19.

 

Kementerian Kesehatan RI melalui surat edaran No. HK.02.02/IV/2243/2020 juga menganjurkan konsumsi tanaman obat habbatussauda untuk memelihara kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan kesehatan termasuk pada masa kedaruratan kesehatan masyarakat atau bencana nasional COVID-19. Geng Sehat bisa mengonsumsi herbal yang mengandung madu dan habatussauda ini, dalam bentuk produk siap minum, yaitu Kojima.

 

Astrid Adelaide, Senior Brand Manager Kojima menjelaskan, produknya selain mengandung madu dan jinten hitam juga mengandung buah kurma sebagai sumber nutrisi dan antioksidan tinggi yang baik bagi tubuh, serta tambahan asam jawa (tamarin) yang membuat rasanya enak dan menyegarkan.

 

Baca juga: Seminggu Pertama Positif Covid-19 Sangat Menentukan, Jangan Salah Minum Obat!

 

 

Sumber:

Siaran Pers. Kombinasi Madu Habbatussauda Efektif Tingkatkan Imunitas dan Percepat Pemulihan Pasien COVID-19, 27 Agustus 2021