Geng Sehat mungkin sudah sering membaca pengalaman luar biasa dari para penderita kanker. Baik yang berhasil menjadi survivor atau penyintas, maupun yang harus menutup usia setelah berjuang lama melawan penyakit fatal ini. Nah, sudahkah Kamu mendengar kisah Ali Banat, pengusaha muda sukses asal Sidney, Australia, yang mendermakan seluruh hartanya kepada anak-anak di Afrika setelah terdiagnosis kanker? Kenali lebih jauh yuk tentang penyakit kanker karsinoma kistik adenoid yang diidap Ali serta betapa mulianya visi pria yang akhirnya harus menjemput ajal pada Mei lalu ini.

 

Baca juga: 5 Jenis Kanker Paling Langka di Dunia

 

Kanker Karsinoma Kistik Adenoid yang Diidap Ali Banat

Dilansir dari webmd.com, karsinoma kistik adenoid atau Adenoid Cyctic Carcinoma (ACC) adalah jenis kanker oral langka, yang biasanya terdeteksi pada kelenjar air liur. Kelenjar ini berada di bawah lidah dan di bawah setiap sisi rahang. Pada kasus yang khusus, ACC juga bisa ditemukan di sekitar area mulut, tenggorokan, kelenjar keringat, atau kelenjar air mata.

 

Dari 500.000 orang yang menderita kanker setiap tahun, sekitar 1.200 di antaranya menderita karsinoma kistik adenoid. Kanker ini menyerang lebih banyak wanita daripada pria, dan bisa terjadi pada usia berapa pun. Pertumbuhan sel kanker ini cenderung perlahan. Akibatnya, sebelum Kamu menyadari gejalanya, terkadang sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain, seperti paru-paru, lever, hingga tulang.

 

Penyebab

Dokter spesialis kanker belum bisa memastikan penyebab kanker karsinoma kistik adenoid. Besar kemungkinan, sel kanker ini timbul akibat senyawa karsinogen dalam tubuh. Polusi, asbes, dan banyak mengonsumsi makanan yang digoreng secara tidak tepat bisa menimbulkan permasalahan ini.

 

Gejala

Gejala pertama kanker ini ditandai dengan adanya benjolan di dalam mulut, di bawah lidah, atau di dalam pipi. Benjolan ini biasanya tumbuh perlahan dan tidak sakit. Hanya saja, penderitanya mungkin mengalami kesulitan menelan, perubahan suara yang terdengar serak, hingga kesulitan berbicara. Jenis kanker ini dapat menyebar di sepanjang saraf, sehingga pasien kemungkinan mengalami mati rasa di wajah.

 

Pengobatan

Perawatan standar untuk kanker karsinoma kistik adenoid adalah operasi dan perawatan radiasi. Saat dilakukan operasi, dokter tidak hanya akan mengangkat tumor, melainkan juga beberapa jaringan sehat di sekitarnya. Dokter akan meneliti jaringan tersebut untuk memastikan kanker belum menyebar ke luar tumor.

 

Dokter juga akan mengecek saraf pasien, untuk memastikan kanker tidak merambat di sekitar saaraf. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menghilangkan jaringan sel kanker tanpa merusak saaraf. Kadang-kadang, ada bagian dari saraf yang harus dikeluarkan untuk mengikis seluruh kanker.

 

Bila kondisinya sedemikian rumit, risikonya pasien tidak akan bisa menggerakkan wajah. Sebagai solusi, dokter dapat menghubungkan kembali saraf yang rusak dengan bagian saraf yang sehat, sehingga paien tetap bisa menggerakkan area wajah yang terpapar sel kanker.

 

Harapan Hidup Penderita

Sangat sulit untuk menyingkirkan kanker karsinoma kistik adenoid sepenuhnya. Tumor dapat kembali bertahun-tahun kemudian, baik di tempat yang sama atau di organ tubuh lain. Pada umumnya, orang yang divonis kanker karsinoma kistik adenoid memiliki kesempatan hidup maksimal 5 tahun setelah mereka terdiagnosis.

 
Baca juga: Rezy Selvia Dewi Selalu Dampingi Suami saat Berjuang Melawan Kanker Lidah

 

Kanker Menjadi Awal Perubahan Visi dan Misi Hidup Ali Banat

Ali Banat adalah figur miliarder di usia muda. Dalam sebuah video wawancara eksklusif di YouTube bertajuk Gifted with Cancer bersama media Islam terkemuka di Australia, One Path Network, diketahui bahwa jumlah kekayaan Ali cukup fantastis.

 

Mulai dari gelang berlian bernilai 60 ribu dolar, lusinan sepatu kets Louis Vuitton seharga 1.300 dolar per pasang, jam tangan mewah, kacamata hitam bermerek, topi bisbol Gucci, hingga mobil Ferarri seharga 600 ribu dolar. Ali bahkan memiliki deretan sandal jepit untuk dikenakan ke toilet, yang jika dirupiahkan harganya mencapai 10 juta per pasang!

 

Namun, mengendarai mobil sport sekelas Ferrari tak lagi terlintas di benak Ali setelah divonis mengidap kanker karsinoma kistik adenoid stadium 4. Perubahan target hidup mulai menghantui setelah ia mengunjungi makam sahabatnya yang juga meninggal akibat kanker.

 

Ali berpikir, kelak ia pun pasti menyusul. “Dan setelah meninggal, tidak akan ada yang bersama kita lagi. Tidak ada ibu, ayah, saudara laki-laki, atau saudara perempuan. Uang tidak akan bermanfaat sama sekali saat kematian datang, karena yang tersisa hanyalah sedekah dan amal,” ungkapnya.

 

“Saya menganggap penyakit kanker ini hadiah, karena Allah masih memberi saya kesempatan untuk berubah,“ imbuh Ali. Kanker membuka matanya untuk tidak menyia-nyiakan nikmat hidup, yang selama ini mungkin hanya dianggap sepele. Ali pun memutuskan untuk mendonasikan hampir seluruh hartanya untuk kegiatan amal. Motivasinya hanya satu, ia tak ingin meninggalkan dunia dengan sisa kekayaan sedikitpun.

 

Ali yang divonis hanya punya sisa umur 7 bulan lagi, langsung menjual harta bendanya untuk membantu anak-anak dan orang-orang fakir di Tongo, Afrika. Ia membangun sebuah yayasan yang dinamai Muslim Around the World Project. Melalui internet dan media sosial, yayasan ini berkembang pesat.

 

Sejumlah masjid, sekolah, rumah sakit, bahkan rumah layak huni bagi para janda tua dibangun untuk masa depan Tongo. Mereka juga membuat dapur umum Ramadan, bagi masyarakat Tongo yang berpuasa. Rakyat Afrika sangat mencintai Ali. Media mancanegara pun antusias mendukung kinerja dari MATW Project. Program donasi telah mencapai 1.038.470 dolar. Pemberian bahan baku makanan pun telah meluas ke negara Lebanon dan sekitarnya.

 

Hingga akhirnya, pada Selasa, 29 Mei 2018, Ali menghadap Tuhan tepat sebelum waktu salat Magrib. Seakan sudah memiliki firasat bahwa ajalnya telah dekat, sehari sebelum ia meninggal, melalui akun Instagram resmi @matw_project, Ali membagikan sebuah video.

 

Dalam rekaman video berdurasi 59 detik itu, dengan menggunakan bahasa isyarat, Ali meminta orang-orang untuk mendoakannya. Alasannya karena kita tidak pernah tahu doa siapa yang akan dikabulkan. Kalangan selebriti Indonesia, seperti Dewi Sandra dan Shireen Sungkar, pun ikut menunjukkan rasa duka cita akan kepergian Ali melalui akun media sosial mereka.

 

Semoga keteguhan Ali dalam menyikapi vonis kematian dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi orang banyak dapat semakin menginspirasi kita ya, Gengs. Syukuri hidup sehat yang sudah diberikan dan selalu berbagi kepada sesama. Karena sejatinya, kesehatan adalah harta termahal yang tak terbeli dengan uang. (TA/AS)

 

Baca juga: Air Liur untuk Mendeteksi Kesehatan, Serius?