"Kenali penyebabnya, untuk mencegah penyakitnya."

 

Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit menular dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya.

 

Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB batuk, bersin, atau menyebarkan liur mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatikdan laten. Namun, hanya 1 dari 10 kasus infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila TB tidak diobati, maka lebih dari 50 persen orang yang terinfeksi bisa meninggal.

 

TB termasuk dalam 10 penyakit yang menyebabkan kematian di dunia. Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2015, Indonesia termasuk dalam 6 negara dengan kasus baru TB tertinggi. Alasan lain mengapa TB tetap menjadi penyakit pembunuh utama adalah meningkatnya jumlah bakteri yang kebal terhadap obat.

 

Sejak pertama kali antibiotik digunakan dalam pengobatan TB, lebih dari 60 tahun lalu, beberapa bakteri TB telah mengembangkan kemampuan untuk bertahan hidup. Kemampuan tersebut kemudian diturunkan ke keturunan mereka.

Baca juga: Kenali Mitos dan Pengobatan Tuberkulosis

 

Jenis TB yang kebal obat muncul saat antibiotik gagal membunuh semua bakteri yang ditargetkan. Bakteri yang bertahan tersebut menjadi kebal terhadap antibiotik tersebut, bahkan sering kali juga terhadap antibiotik lainnya. Beberapa bakteri TB telah mengembangkan ketahanan terhadap pengobatan yang paling umum digunakan, seperti isoniazid dan rifampisin.

 

Sejumlah tuberkulosis juga mengembangkan ketahanan terhadap obat yang jarang digunakan, misalnya antibiotik fluoroquinolone serta obat suntik, seperti amikasin, kanamisin, dan kapreomisin. Obat tersebut sering digunakan untuk mengobati infeksi yang kebal terhadap obat-obatan umum.

 

TB paling sering menyerang paru-paru dengan gejala klasik berupa batuk, berat badan turun, tidak nafsu makan, demam, berkeringat di malam hari, batuk berdarah, nyeri dada, interval napas yang pendek, dan lemah. Jenis batuk juga bisa berdahak dan berlangsung selama lebih dari 21 hari.

 

Saat tubuh kita sehat, sistem kekebalan tubuh dapat memberantas basil TB yang masuk ke dalam tubuh. Tapi, sistem kekebalan tubuh juga terkadang bisa gagal melindungi kita. Basil TB yang gagal diberantas sepenuhnya bisa bersifat tidak aktif untuk beberapa waktu, kemudian baru menyebabkan gejala-gejala TB. Kondisi ini dikenal sebagai tuberkulosis laten. Sementara itu, basil TB yang sudah berkembang akan merusak jaringan paru-paru dan menimbulkan gejala yang dikenal dengan istilah tuberkulosis aktif.

 

Penyakit ini juga sering kali menyerang beberapa orang yang mengalami atau memiliki gejala HIV/AIDS, orang yang tinggal di lingkungan kumuh dan kurang gizi, alkoholik, orang yang berada di lingkungan yang penuh polusi, pecandu narkoba, dan orang yang sering berinteraksi dengan penderita TB.

 

Cara mencegah penularan penyakit ini pada awalnya adalah dengan melakukan imunisasi Bacillus Calmettte Guering (BCG). Imunisasi ini biasanya diberikan kepada bayi yang baru berusia 2 bulan. Di sisi lain, kita juga bisa mengenakan masker ketika berada di tempat ramai dan senantiasa mencuci tangan sebelum dan setelah makan, serta setelah pergi ke toilet.

Baca juga: Bekali Anak dengan Vaksinasi BCG agar Terhindar dari Tuberkulosis

 

Bagi penderita TB, penyakit tersebut bisa ditularkan kepada orang lain. Maka dari itu, sebaiknya memperhatikan beberapa hal berikut ini:

  1. Biasakan menutup mulut ketika sedang bersin dan batuk, atau menggunakan masker. Ketika memakai tisu, pastikan tisu dibuang ke tempat sampah dan jangan digunakan lagi.
  2. Tidak meludah dan membuang dahak sembarangan.
  3. Menjaga kebersihan rumah dan memiliki sirkulasi udara yang baik di dalam rumah.
  4. Kurangi aktivitas di luar rumah dan hindari tidur 1 kamar dengan orang yang tidak terinfeksi TB sampai masa pengobatan selesai.
Baca juga: 4 Hal Penting dari Pengobatan Tuberkulosis (TB)

 

Dengan mengetahui penyakit ini, kita bisa mengambil langkah yang tepat, mulai dari pencegahannya hingga pengobatannya.