Menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat mengurangi frekuensi stroke, kejadian koroner, gagal jantung, dan gagal ginjal. Ada beberapa golongan obat yang dapat digunakan untuk terapi hipertensi, antara lain tiazid, beta bloker, penghambat ACE, antagonis reseptor angiotensin II, antagonis kalsium dan alfa bloker. Meskipun terdiri dari berbagai macam golongan, pemilihan obat untuk penderita hipertensi harus sesuai dengan indikasi dan kontraindikasi yang sesuai untuk pasien. Valsartan atau Nifedipine banyak digunakan masyarakat sebagai obat hipertensi. Kedua obat ini dapat bekerja dengan baik dalam menurunkan tekanan darah. Valsartan atau Nifedipine merupakan golongan obat keras sehingga memerlukan resep dokter untuk dapat membeli dan menggunakan obat ini. Namun, apa bedanya antara Velsartan dan Nifedipine? Simak 5 perbedaan kedua obat hipertensi tersebut!

 

Baca juga: Tekanan Darah Tinggi saat Hamil dapat Berakibat Kematian?

 

1. Manfaat dan cara kerja obat

Nifedipin merupakan obat hipertensi golongan antagonis kalsium sedangkan valsartan merupakan golongan antagonis reseptor angiotensin II. Nifedipin menurunkan tekanan darah dengan memperlambat detak jantung dan mengendurkan pembuluh darah. Jantung dapat menerima oksigen lebih banyak dan tidak harus bekerja berat untuk memompa darah sehingga dapat mengurangi nyeri pada dada. Valsartan bekerja dengan menghambat senyawa yang dapat mempersempit pembuluh darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Darah yang membawa oksigen dapat disalurkan ke jantung dan organ lainnya.

 

Baca juga: Turunkan Gula Darah Tinggi dengan Tips Aman Berikut!

 

2. Dosis dan aturan pakai

Dosis penggunaan Nifedipine untuk hipertensi ringan sampai sedang 30 mg sekali sehari (tingkatkan bila perlu, maksimum 90 mg sekali sehari) atau 20 mg 2 kali sehari dengan atau setelah makan (awalnya 10 mg 2 kali sehari, dosis penunjang lazim 10-40 mg 2 kali sehari) dengan bentuk sediaan lepas lambat. Valsartan  sebagai obat hipertensi dikonsumsi dengan dosis 80 mg sekali sehari,  jika diperlukan (pada pasien yang tekanan darahnya tidak terkontrol) ditingkatkan hingga 160 mg sehari atau ditambahkan pemberian diuretika, tidak diperlukan penyesuaian dosis untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau pada pasien dengan gangguan fungsi hati tanpa kolestasis. Namun, yang perlu Anda ingat bahwa untuk menambahkan atau mengurangi dosis dari kedua obat ini harus sesuai dengan petunjuk dari dokter.

 

3. Efek samping

Nifedipine dapat menyebabkan pusing atau sakit kepala pada beberapa hari pertama penggunaan, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, kemerahan pada wajah, sering buang air kecil, mual, nyeri pada mata, depresi. Konsumsi obat Valsartan memiliki efek samping diantaranya kelelahan, diare, sakit kepala, batuk, mimisan, trombositopenia, nyeri sendi, nyeri otot, gangguan rasa, neutropenia.

 

Baca juga: Waspada! Efek Samping Obat yang Harus Diketahui

 

4. Hal-hal yang harus diperhatikan dan dihindari

Dengan menggunakan nifedipin, Anda dapat mencegah nyeri dada. Bagi yang mengonsumsi Nifedipine dilarang untuk mengkonsumsi buah anggur karena akan memberikan efek obat yang lebih kuat. Penggunaan Nifedipine tidak boleh dihentikan karena dapat menyebabkan peingkatan tekanan darah secara tiba-tiba yang dapat meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke. Wanita akan lebih memiliki resiko pembengkakan dari efek samping Nifedipine dibandingkan dengan pria. Tidak disarankan mengkonsumsi Valsartan bersama dengan obat antihipertensi penghambat ACE dan beta bloker. Ibu hamil tidak aman untuk mengkonsumsi Valsartan ataupun Nifedipine.

 

5. Kelebihan dan kekurangan

Selain digunakan sebagai obat antihipertensi, nifedipine bisa digunakan sebagai obat nyeri dada akut, dan untuk valsartan bisa juga digunakan untuk obat serangan jantung dan gagal jantung. Sebagai obat hipertensi Valsartan merupakan obat pertama yang akan diresepkan oleh dokter. Valsartan melindungi fungsi dari ginjal dan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan nifedipin sehingga cocok untuk penderita hipertensi yang juga menderita diabetes atau penyakit ginjal. Kedua obat ini dapat digunakan tunggal atau dikombinasikan dengan obat antihipertensi lainnya. Penderita hipertensi dapat menggunakan Valsartan ataupun Nifedipine dengan kelebihan, kekurangan, efek samping dan kontraindikasinya yang dimiliki oleh masing-masing obat tersebut. Valsartan dapat menjadi pilihan pertama karena dapat melindungi fungsi ginjal dan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan Nifedipine. Tentunya, pemilihan obat ini harus berdasarkan saran dan petunjuk dari dokter.