Memasuki bulan Mei, pemerintah masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk beberapa minggu ke depan. Gerakan pembatasan sosial ini ditujukan untuk memutus rantai penularan Covid 19 yang merupakan pandemik di dunia ini.

 

Sampai saat ini, berbagai negara di belahan dunia masih memerangi pandemi Covid 19. Berbagai negara tersebut pun menggunakan cara pembatasan sosial untuk menurunkan angka kejadian dan rantai penularan dari Covid 19 ini. Dengan menurunkan angka kejadian, diharapkan tidak banyak kematian yang ditimbulkan Covid 19 ini, terutama untuk kelompok usia rentan, serta seseorang dengan penyakit penyerta lain.

 

Selain pencegahan, berbagai potensi terapi pun mulai diteliti. Terapi Covid 19 ini sendiri masih merupakan terapi simtomatik, atau merupakan terapi yang diberikan untuk meringankan gejala yang ada. Jika pasien mengalami demam, akan diberikan obat demam seperti parasetamol. Jika pasien mengalami batuk pilek, akan diberikan obat pereda gejala batuk pilek tersebut.

 

Jika pasien merasa sesak, akan diberikan oksigen dan diukur kadar oksigen di dalam tubuhnya. Sampai artikel ini ditulis (5 Mei 2020), belum ada terapi standar yang disetujui untuk Covid 19 ini. Terapi yang diberikan adalah terapi yang kemungkinan memberikan keuntungan dalam meringankan gejala Covid 19 tersebut, antara lain antivirus, obat anti malaria, serta antibiotik untuk mencegah adanya infeksi bakteri bersamaan dengan virus tersebut. Berbagai pengobatan ini harus dalam pengawasan dokter.

 

Baca juga: Ditemukan 6 Gejala Baru Covid-19, Apa Saja?

 

Terapi Plasma Konvalesens untuk Covid 19 

Namun belum lama ini, Indonesia dikabarkan siap untuk memulai suatu terapi baru untuk Covid 19 ini. Terapi tersebut dikenal dengan terapi plasma konvalesens. Terapi yang baru ini diharapkan memberikan hasil yang menjanjikan untuk penderita Covid 19, khususnya pada mereka yang menunjukkan gejala berat.

 

Apa itu terapi plasma konvalesens?

Terapi plasma konvalesens adalah suatu metode untuk mengambil antibodi yang terbentuk pada pasien covid 19 yang sudah sembuh. Mereka melakukan tranfusi komponen darah yang mengandung antibodi tersebut ke dalam pasien yang masih mengalami gejala Covid 19. Diharapkan dengan memberikan antibodi yang sudah terbentuk, imunitas penderita yang masih sakit bisa melawan infeksi tersebut dan menunjukkan perbaikan gejala.

 

Bagaimana antibodi bisa terbentuk?

Seperti yang kita ketahui, antibodi seseorang bisa terbentuk ketika sudah terpapar oleh penyakit tersebut, dan atau berhasil melawan penyakit tersebut. Antibodi bisa terbentuk setelah beberapa hari perjalanan penyakit.

 

Antibodi terhadap Covid 19 diharapkan terbentuk di sekitar hari ke-10 setelah paparan virus. Antibodi yang terbentuk ini juga menjadi dasar dari pemeriksaan Rapid Test, yang bisa menjadi positif saat antibodi sudah terbentuk. Antibodi ini akan bertahan selama beberapa hari sampai minggu di dalam tubuh orang yang sudah sembuh tersebut. 

 

Baca juga: Belum Ditemukan Vaksin, Begini Cara Sel Imun Melawan Virus Corona!

 

Perbedaan vaksin dan terapi plasma konvalesens

Terapi plasma konvalesens ini memiliki perbedaan dengan vaksin. Pada vaksin, yang diberikan kepada seseorang adalah kuman yang sudah dilemahkan, sehingga dapat merangsang tubuh untuk membentuk antibodinya sendiri. Namun pada terapi plasma konvalesens, yang diberikan adalah komponen darah yang sudah mengandung antibodi, sehingga tubuh langsung menerima antibodi tersebut, tanpa menunggu proses pembentukan antibodi sendiri.

 

Walaupun menjanjikan, terapi plasma konvalesens ini masih dalam proses mendapatkan persetujuan dari Asosiasi Makanan dan Obat dunia (FDA). Pada beberapa jurnal sebelumnya disebutkan bahwa pasien yang diberikan plasma konvalesens mengalami perbaikan gejala, namun jumlah pasien yang diberikan plasma konvalesens ini masih dalam angka kecil dan belum mewakili gambaran umum populasi. Dengan begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait pemberian plasma konvalesens ini untuk penderita Covid 19.

 

Baca juga: Waspadai Gejala Covid-19 di Kulit

 

 

Referensi:

Pnas.org. Effectiveness of convalescent plasma therapy in severe COVID-19 patients

Fda.gov. Recommendations for Investigational COVID-19 Convalescent Plasma