Di tengah situasi pandemi coronavirus, Mums tentu merasa sangat khawatir jika harus mengajak si Kecil pergi ke luar rumah. Duh, tapi bagaimana ya jika si Kecil sudah memiliki jadwal untuk melakukan vaksinasi? Apakah Mums harus menunda pemberian vaksin saat pandemi coronavirus masih berlangsung?

 

Baca juga: 5 Imunisasi Wajib untuk Anak

 

Haruskah Menunda Pemberian Vaksin saat Pandemi Coronavirus?

Kekhawatiran untuk ke luar rumah serta imbauan melakukan social dan physical distancing tentu membuat Mums kebingungan saat si Kecil memiliki jadwal imunisasi. Di satu sisi, Mums tidak ingin meningkatkan risiko si Kecil tertular wabah coronavirus jika ke luar rumah. Namun di sisi lain, si Kecil juga membutuhkan vaksinasi sebagai bekal pertahanan dirinya dari sejumlah penyakit. Lantas kalau sudah begini, bagaimana untuk menyiasatinya ya, Mums?

 

Dikutip dari Instagram Live Ikatan Dokter Anak Indonesia (@idai_ig) bersama Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita, MSc, PhD, Sp.A(K)., pada Kamis, 2 April 2020 lalu, diungkapkan bahwa selama pandemi ini, pemberian imunisasi sebenarnya tetap harus dilakukan sesuai jadwal yang sudah ada.

 

"Sesui dari panduan Kementerian Kesehatan, imunisasi sebaiknya tidak terganggu dengan pandemi Covid-19, tetap dilakukan sesuai jadwal. Yang perlu dilihat lagi, tergantung pada kondisi tempat tinggal sekitar, misalnya apakah termasuk dalam wilayah red zone. Tapi jangan kahwatir karena sebenarnya sudah ada rambu dari WHO dan juga IDAI sendiri," jelas Prof. Cissy.

 

Menurut Prof. Cissy, imunisasi harus tetap dilakukan dan sebaiknya tidak ditunda. Penundaan imunisai hanya akan meningkatkan risiko bayi terserang infeksi penyakit tertentu di antara jangka waktu penundaan.

 

"Kalau misalnya imunisasinya ada 3 tahap dan baru dilakukan yang pertama, ya harus dilanjut yang kedua serta ketiga sesuai jadwal. Karena timbulnya antibodi bukan hanya di waktu pertama kali suntik. Jadi, kalau memang melihat situasi, pemberian tahap selanjutnya tidak bisa sesuai jadwal, mending diberikan lebih cepat saja jika ada kesempatan," tambah Prof. Cissy.

 

Apabila selama tahap pemberian imunisasi Mums benar-benar tidak bisa untuk segera melanjutkannya sesuai jadwal, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh. Misalnya dalam kasus imunisasi BCG, penundaan waktu imunisasi bisa meningkatkan risiko bayi terkena infeksi virus TBC. Oleh karena itu, jika terjadi keterlambatan atau penundaan imunisasi, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan tes mantoux dan pengamatan ketat.

 

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengamati bekas suntikan imunisasi sebelumnya. Jika dalam seminggu bekas suntikan memerah, maka bayi harus benar-benar segera diperiksakan ke dokter atau bidan. Namun jika tidak ada masalah dengan bekas suntikan, bayi masih dalam keadaan baik-baik saja. Akan tetapi, segera lanjutkan pemberian imunisasi tahap selanjutnya jika memungkinkan untuk menghindarkan infeksi.

 

Baca juga: Imunisasi, Bantu Cegah Penyebaran Penyakit

 

Memilih Fasilitas Kesehatan untuk Imunisasi Selama Pandemi

Hal lain yang tentunya menjadi perhatian Mums ketika ingin membawa si Kecil melakukan imunisasi adalah terkait fasilitas kesehatan. Beberapa fasilitas kesehatan memang menggabungkan poliklinik untuk perawatan anak-anak yang sedang mengalami masalah kesehatan dengan pelayanan imunisasi. Tak bisa dipungkiri kondisi ini bisa membuat Mums berpikir 2 kali untuk mengajak si Kecil melakukan imunisasi di fasilitas kesehatan.

 

Oleh karena itu, Prof. Cissy mengungkapkan bahwa penting untuk memilih fasilitas kesehatan yang memisahkan layanan tersebut. Tidak masalah jika Mums ingin mencari fasilitas kesehatan lain yang dirasa lebih aman untuk kesehatan si Kecil.

 

Di masa pandemi ini, beberapa fasilitas kesehatan mungkin akan tutup, sehingga akan jauh lebih baik bagi Mums agar menghubungi serta membuat janji terlebih dulu dengan dokter atau bidan jika ingin melakukan imunisasi. Sebisa mungkin, hindari menunggu terlalu lama di fasilitas kesehatan.

 

"Penting juga untuk melihat apakah fasilitas kesehatan tersebut memiliki ruangan yang cukup luas. Pastikan ada jarak yang cukup untuk social distancing. Lihat juga suasananya, jangan yang terlalu bergerombol atau malah penuh di dalam faskesnya. Ada atau tidak tempat untuk mencuci tangan atau menyediakan hand sanitizer," tutup Prof. Cissy. (AS)

 

Baca juga: Perkembangan Kesehatan dan Imunisasi di Indonesia dari Masa ke Masa

 

 

Sumber

Instagram Live Ikatan Dokter Anak Indonesia (@idai_ig) dengan Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita, MSc, PhD, Sp.A(K).