Parasetamol mungkin adalah salah satu obat yang paling banyak diketahui orang di seluruh dunia. Setidaknya buat saya sebagai apoteker, penggunaan parasetamol dapat dikatakan cukup tinggi di berbagai kalangan usia, serta berbagai macam indikasi.

 

Pada saat pandemi COVID-19 ini pun, parasetamol santer disebut sebagai obat pilihan pertama yang dapat digunakan secara mandiri (over the counter medicine) apabila seseorang merasakan gejala demam.

 

Parasetamol memang mudah sekali ditemui dan didapatkan. Obat ini diklaim sebagai salah satu pilihan paling aman dalam mengatasi demam dan nyeri. Namun, bukan berarti kita bisa mempergunakannya dengan sembarangan ya, Gengs!

 

 

Baca juga: Mums, Ini Dosis Parasetamol yang Tepat untuk Anak!

 

Fakta-Fakta Parasetamol

Berikut ini adalah fakta-fakta penting mengenai obat paracetamol yang harus Kamu ketahui.

 

1. Bersifat analgesik dan antipiretik

Parasetamol termasuk ke dalam golongan analgesik atau pereda rasa sakit. Kerja parasetamol dalam mengurangi rasa sakit berhubungan dengan kemampuannya mengurangi produksi prostaglandin, suatu senyawa yang berperan dalam rasa sakit. Parasetamol juga meningkatkan ambang nyeri.

 

Selain sebagai pereda rasa sakit atau analgesik, parasetamol juga memiliki fitur sebagai antipiretik atau pereda demam. Hal ini berhubungan dengan kerja parasetamol pada bagian hipotalamus otak yang berperan sebagai pengatur suhu tubuh atau termoregulator.

 

2. Tersedia dalam berbagai bentuk sediaan

Sebagai apoteker, saya merasa bahwa parasetamol ini adalah salah satu obat dengan berbagai pilihan bentuk sediaan yang paling lengkap. Mulai dari oral drops, sirup, tablet kunyah untuk anak-anak, tablet bagi orang dewasa, supositoria untuk penggunaan lewat anus untuk kasus di mana pasien tidak bisa menelan, serta bentuk infus yang biasanya digunakan bagi mereka yang dirawat di rumah sakit.

 

3. Dapat digunakan oleh semua kelompok usia

Salah satu ‘keistimewaan’ parasetamol adalah bahwa obat ini relatif cukup aman untuk digunakan oleh semua kelompok usia. Mulai dari bayi hingga lanjut usia, semuanya dapat menggunakan parasetamol sebagai pereda nyeri dan demam. Namun, biasanya obat ini bukan merupakan pilihan pada pasien-pasien dengan gangguan hati.

 

4. Penggunaan melebihi dosis yang dianjurkan dapat menyebabkan kerusakan hati

Meksipun parasetamol memang secara luas diklaim sebagai pereda nyeri dan pereda demam yang aman, namun bukan berarti obat ini tidak memiliki efek samping. Jika digunakan dengan melebihi dosis maksimalnya dan dalam durasi lebih dari 48 jam, parasetamol dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati.

 

Secara umum, dosis parasetamol per oral (diberikan secara diminum) yang disarankan adalah 600 hingga 650 mg tiap 4 hingga 6 jam, dengan maksimal dosis dalam 24 jam adalah 3250 mg. Jadi, jika Kamu mengonsumsi satu tablet parasetamol pada jam 6 pagi, maka Kamu baru dapat mengonsumsi tablet berikutnya minimal setelah pukul 10 pagi.

 

Baca juga: Sakit Kepala, Minum Parasetamol atau Ibuprofen?

 

5. Tersedia dalam bentuk sediaan tunggal dan kombinasi

Selain beredar dalam bentuk sediaan tunggal alias obat yang isinya hanya parasetamol saja, parasetamol juga biasanya tersedia dalam bentuk sediaan kombinasi. Misalnya obat untuk flu yang terdiri dari parasetamol, obat pereda batuk, pelega hidung tersumbat (dekongestan), dan anti alergi. Atau obat untuk sakit kepala yang merupakan kombinasi dari parasetamol dan obat analgesik lain seperti tramadol, ibuprofen, atau kafein.

 

Jadi, pastikan Kamu tidak mengonsumsi dua obat yang sama-sama mengandung parasetamol ya Gengs! Hal ini dapat Kamu pastikan dengan membaca informasi komposisi masing-masing obat. Hal ini agar Kamu terhindar dari overdosis parasetamol seperti yang sudah disebutkan di poin sebelumnya.

 

6. Disebut juga ‘acetaminophen’

Parasetamol adalah nama yang umum dikenal di Indonesia. Namun di beberapa negara khususnya di Amerika Serikat dan Kanada, obat ini lebih dikenal dengan nama acetaminophen ketimbang parasetamol. Jadi, jika Kamu membaca label suatu obat dan disebutkan bahwa kandungannya adalah acetaminophen, maka itu sama dengan parasetamol.

 

7. Efek terapi akan muncul 30 hingga 60 menit setelah diminum

Pada pemberian per oral atau diminum, parasetamol akan mulai menunjukkan efeknya dalam waktu 30 hingga 60 menit sejak obat diminum. Jadi, jangan buru-buru mengklaim bahwa obatnya tidak bekerja ya, Gengs! Kamu perlu menunggu sekitar durasi tersebut untuk merasakan efek kerja dari obat parasetamol yang Kamu konsumsi.

 

Gengs, itu dia 7 fakta tentang parasetamol, salah satu obat yang cukup banyak digunakan di dunia. Parasetamol memang merupakan pilihan pertama untuk meredakan nyeri ringan dan juga meredakan demam, dapat digunakan oleh semua kelompok usia, dengan efek samping yang cukup rendah dan dapat ditoleransi. Namun, perlu diperhatikan dosis maksimal yang dapat dikonsumsi, karena overdosis parasetamol dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati.

 

Meskipun parasetamol dapat diperoleh secara bebas atau tanpa resep, namun Geng Sehat sebaiknya tetap membaca petunjuk penggunaan yang tertera di kemasan obat sebelum mengonsumsi obat tersebut. Perhatikan juga bahwa beberapa obat flu juga mengandung parasetamol atau acetaminophen ini, agar Kamu tidak dobel dalam mengonsumsi parasetamol. Salam sehat!

 

Baca juga: Jangan Ragu Minta Resep Obat Generik
 

 

Referensi:

Acetaminophen on Micromedex Drug Information (2020).