Sebagian penderita diabetes, membutuhkan terapi  insulin untuk mengendalikan gula darah. Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, mencatat bahwa setidaknya ada 12% penderita diabetes yang memilih menggunakan suntikan insulin, sementara 14% lainnya merasa lebih nyaman dengan mengonsumsi obat oral diabetes.

 

Insulin sangat efektif menurunkan gula darah, terutama untuk insulin dengan masa kerja cepat. Bila dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan dokter, insulin menjadi penyelamat hidup, baik bagi penderita diabetes tipe 1 maupun 2. Sebaliknya, takaran insulin yang terlalu banyak justru dapat mencetus efek samping yang serius bahkan terkadang kematian. 

 

Baca juga: Ini Dia 4 Jenis Insulin untuk Pengobatan Diabetes

 

Overdosis insulin terjadi ketika kadar insulin yang disuntikkan melebihi kebutuhan tubuh. Kelebihan kadar insulin akan memicu terjadinya hipoglikemia atau turunnya kadar glukosa dalam darah hingga mencapai level sangat rendah. Hal ini bisa cukup berbahaya bahkan mungkin mematikan bila tidak segera terdeteksi dan teratasi. Lalu bagaimana cara menghindari overdosis insulin? 

 

Kenapa Bisa Overdosis Insulin? 

Mungkin sebagian orang akan bertanya-tanya, kenapa bisa sampai terjadi kelebihan suntikan insulin. Ternyata kasus kelebihan insulin ini dapat terjadi secara tidak sengaja, Gengs! Misalnya, lupa bahwa sebelumnya penderita diabetes sudah suntik insulin tetapi beberapa saat kemudian menyuntikkan lagi. Atau saat menyuntikkan insulin tidak konsentrasi sehingga dosis yang dimasukkan terlalu banyak. 

 

Pengguna insulin pertama kali adalah yang paling rentan mengalami kelebihan dosis karena belum mahir menggunakan pen suntikan insulin, atau belum paham menentukan dosis. Kesalahan lain di antaranya, lupa belum makan atau makan terlalu sedikit sebelum suntik insulin, coba-coba meniru dosis penderita diabetes lain, atau tertukar di mana dosis malam malah disuntikkan pagi, atau sebaliknya. 

 

Menentukan Dosis Insulin 

Dilansir dari healthline, ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan saat menentukan dosis insulin, tergantung jenis insulin yang digunakan dan kadar gula darah penderita diabetes.

 

Insulin Basal

Insulin yang memiliki kerja panjang dan dimaksudkan untuk menjaga gula darah tetap stabil sepanjang hari disebut insulin basal. Jumlah insulin basal yang dibutuhkan oleh penderita diabetes disesuaikan dengan waktu pemberiannya. Selain itu, disesuaikan dengan seberapa berat resistensi insulin serta kadar glukosa sebelum makan.  Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui dosis insulin basal yang tepat. Namun biasanya penderita diabetes sudah paham dengan pola-pola kenaiakan darah dalam sehari, sehingga dapat menentukan dosis sendiri. 

 

Insulin saat Makan

Insulin saat makan adalah insulin yang dIkonsumsi setelah makan untuk mencegah lonjakan gula darah. Dosis ditentukan berdasarkan hal-hal berikut:

  • Kadar gula darah sebelum makan. Semakin tinggi kadar gula puasa, tentu dibutuhkan dosis insulin lebih besar.
  • Jumlah karbohidrat yang akan dikonsumsi. Semakin banyak Kamu makan karbo, kebutuhan insulin juga ditingkatkan.
  • Aktivitas fisik yang akan dilakukan setelah makan. Aktivitas fisik membantu menurunkan gula darah, jadi jika sesuah makan Kamu merencanakan untuk berolahraga, kurangi dosis insulin.
  • Seberapa baik sensitivitas insulin tubuh. Jika tubuh makin cukup sensitif dengan insulin, tidak perlu meningkatkan dosis insulin.
  • Target gula darah sesudah makan. Kalau ini, Kamu yang paling paham sebagai pengguna insulin sehari-hari. Semakin rendah targetnya. semakin naik dosis insulin. Tetapi tetap pertimbangkan apakah Kamu akan berolahraga sesudah makan atau tidak. 

 

 

Baca juga: 5 Cara Alami Meningkatkan Sensistivitas Insulin

 

Mengatasi Overdosis Insulin

Penderita diabetes yang mengalami overdosis insulin, sangat berisiko mengalami hipoglikemia. Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar glukosa terlarut dalam darah berada pada level sangat rendah, atau di bawah 70mg/dL. Hipoglikemia berat dapat berujung pada syok bahkan koma. Gejala hipoglikemia adalah pusing yang disertai penglihatan kabur, sangat lemah, setak jantung tidak beraturan, gemetaran hingga muncul keringat dingin bahkan sulit untuk bergerak. Kadang penderita merasa bingung dan sulit merespons kata-kata orang lain. 

 

Jika mengalami hal tersebut segera konsumsi  sumber karbohidrat yang mudah diserap tubuh seperti teh manis hangat, permen, air madu hangat, kismis, atau jus buah. Saat kondisi mulai membaik, segera mintalah bantuan medis dan hubungi dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit. (TA/AY)

 Baca juga: Kenapa Ya, Berat Badan Naik setelah Pakai Insulin?