Apakah Diabestfriend pernah mendengar tentang insulin? Jika Kamu atau orang terdekatmu hidup dengan diabetes melitus, terlebih diabetes melitus tipe 1, mungkin Kamu sudah akrab dengan obat yang satu ini.

 

Yup, insulin adalah suatu obat yang digunakan dalam terapi diabetes melitus, baik pada tipe 1 maupun tipe 2. Tapi tahukah Kamu bahwa ada bermacam-macam jenis insulin yang digunakan dalam pengobatan diabetes melitus? Apa saja sih jenis-jenis insulin tersebut dan perbedaannya? Ini dia paparannya!

 

Apa itu insulin?

Sebelumnya, yuk kita mengenal dulu secara lebih dalam mengenai apa itu insulin. Insulin adalah suatu hormon yang dihasilkan oleh sel beta yang ada di pankreas manusia. Saat kita makan, insulin akan dikeluarkan oleh tubuh. Tujuannya, untuk ‘memasukkan’ gula hasil pencernaan makanan yang ada pada darah ke dalam sel. Nantinya di dalam sel, gula akan digunakan sebagai sumber bahan bakar untuk sel tersebut bekerja.

Baca juga: Awas Lemak Perut Pemicu Diabetes!

 

Apa yang terjadi pada insulin pasien diabetes?

Pada pasien diabetes melitus tipe 1, sel beta pankreas tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, sehingga gula akan tetap berada di darah dan tidak bisa masuk ke sel. Maka pada pasien diabetes tipe 1, terapi insulin adalah yang utama.

 

Sedangkan pada pasien diabetes tipe 2, tubuh tetap memroduksi insulin, tetapi respons tubuh terhadap insulin kurang baik. Biasanya, obat antidiabetes oral adalah pilihan utama untuk pasien ini. Jika dengan obat-obatan antidiabetes lain pasien tidak mendapatkan kontrol gula darah yang baik, barulah biasanya insulin akan digunakan.

 

Insulin yang digunakan sebagai obat adalah hasil sintesis, tetapi secara struktur kimiawi mirip dengan insulin yang dihasilkan oleh tubuh manusia. Sediaannya berbentuk pen, sehingga mudah digunakan oleh pasien.

 

 

 

Tiga karakteristik insulin

Ternyata, insulin memiliki tiga karakteristik yang penting untuk Diabestfriend simak. Pasalnya, ketiga karakteristik ini nantinya akan menentukan jenis insulin apa yang digunakan oleh pasien, lho! Yang pertama adalah onset atau mula kerja. Onset adalah waktu yang dibutuhkan sejak insulin pertama kali diinjeksi (paling umum adalah di bawah kulit alias sub-kutan) sampai akhirnya bekerja menurunkan gula darah.

 

Berikutnya adalah peak time, yaitu waktu insulin mencapai kekuatan maksimalnya dalam bekerja menurunkan gula darah. Dan karakteristik yang terakhir adalah durasi, yakni lamanya insulin bekerja menurunkan gula darah dalam tubuh.

Baca juga: Cek Gula Darah Lebih Mudah dengan Aplikasi Ini

 

Jenis-jenis Insulin

Nah, dari ketiga karakteristik insulin tadi, maka ada beberapa jenis insulin yang digunakan dalam mengontrol gula darah untuk pasien diabetes.

  1. Rapid acting insulin alias insulin kerja cepat. Sesuai namanya, insulin jenis ini hanya butuh waktu 15 menit setelah penggunaan untuk menurunkan kadar gula darah pasien. Peak kerja terjadi sekitar 1 jam. Namun, insulin jenis ini hanya memiliki durasi kerja 2 hingga 4 jam saja. Jadi, biasanya digunakan lebih dari sekali sehari. Insulin jenis ini biasanya digunakan untuk mengontrol kadar gula darah pasien yang naik setelah makan. Biasanya dianjurkan pula untuk digunakan 15 hingga 30 menit sebelum makan. Contoh insulin kerja cepat adalah insulin aspart, gluisine, dan lispro.
  2. Short acting insulin atau insulin kerja pendek. Insulin jenis ini memiliki onset kerja 30 menit dan mencapai puncak kerja 2 hingga 3 jam setelah diinjeksi. Durasi kerjanya sedikit lebih lama daripada rapid acting insulin, yaitu sekitar 3 hingga 6 jam.
  3. Intermediate acting insulin atau insulin kerja menengah. Saya sendiri sudah agak jarang melihat insulin jenis ini digunakan dalam praktik klinis. Insulin jenis ini perlu waktu 2 hingga 4 jam sejak diinjeksi, untuk dapat menurunkan gula darah dan bertahan di dalam tubuh hingga 12 sampai 18 jam.
  4. Long acting insulin alias insulin kerja panjang. Mungkin Kamu sudah bisa menebak dari namanya bahwa insulin jenis ini bertahan paling lama dalam tubuh. Yup, durasi kerjanya hingga 24 jam! Karenanya, cukup digunakan satu kali dalam sehari. Namun, insulin jenis ini butuh waktu beberapa jam untuk dapat menurunkan kadar gula darah. Contoh insulin kerja panjang adalah insulin levemir dan glargine. Biasanya dianjurkan disuntik pada pagi hari atau malam sebelum tidur.

 

Selain keempat jenis insulin ini, dalam praktik klinis juga banyak terdapat sediaan insulin dalam bentuk kombinasi, atau biasa disebut biphasic insulin. Misalnya, kombinasi insulin kerja pendek dan menengah, atau kombinasi insulin kerja cepat dan menengah. Tujuannya untuk memudahkan pasien yang harus menggunakan dua jenis insulin agar tidak repot, sehingga hanya cukup menggunakan satu jenis pen saja.

 

Setelah mengenal bahwa ada berbagai jenis insulin untuk pengobatan diabetes, pertanyaan Diabestfriend berikutnya mungkin adalah jenis insulin apa yang sebaiknya digunakan. Hal ini tentu saja tergantung kebutuhan dan kondisi pasien. Dokter akan meresepkan jenis insulin yang sesuai dengan melihat kondisi pasien, misalnya pola alias trend gula darah pasien dalam sehari.

Baca juga: Anak-anak pun Bisa Terkena Diabetes Tipe 2

 

Nah, itu dia jenis insulin yang digunakan dalam mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes melitus. Ternyata ada berbagai jenis insulin ya, tergantung dari onset, puncak, dan durasi kerjanya. Bila Kamu atau orang terdekatmu menggunakan terapi insulin, jangan lupa selalu memastikan bahwa jenis insulin yang digunakan sudah benar sesuai dengan petunjuk dokter, ya! Karena jenis insulin yang digunakan tergantung pada kondisi dan kebutuhan pasien. Salam sehat!