Glukosa atau gula darah merupakan sumber energi utama dalam tubuh manusia. Kadar gula darah diukur dengan tes darah sederhana. Bila kadar gula darah Kamu terlalu tinggi, atau terlalu rendah, itu pertanda tubuh tidak menggunakan gula dengan benar. Kadar gula darah tinggi, atau disebut hiperglikemia, biasanya dijumpai pada orang-orang yang menderita diabetes.

 

Selain untuk mendeteksi diabetes, kenaikan kadar gula darah juga dapat menandakan adanya masalah kesehatan lain. Oh ya, kadar gula darah ini setiap hari mengalami fluktuasi, atau tidak selalu sama, bahkan pada penderita diabetes sekalipun. Tetapi pada penderita diabetes yang tidak berobat teratur, naik turun kadar gula darahnya biasanya selalu di atas rata-rata normal.

Baca juga: Turunkan Gula Darah Tinggi dengan Tips Aman Berikut!

 

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadi penurunan atau lonjakan kadar gula darah. Inilah beberapa faktor penyebab kadar gula naik yang bukan disebabkan diabetes:

 

Setelah makan

Setelah Kamu makan, tubuh segera memecah makanan yang Kamu makan menjadi glukosa  agar bisa digunakan sebagai energi atau disimpan sebagai cadangan. Hormon insulin bertugas mengatur penggunaan glukosa di tubuh. Sebisa mungkin glukosa terdistribusi ke semua sel  sehingga tidak menumpuk dalam darah. Secara umum, kadar gula darah yang normal adalah tidak lebih dari 100 mg/dL. Ada kenaikan sesudah makan wajar, namun tidak  boleh lebih dari 180 mg/dL.

 

Makanan yang mudah menyebabkan kadar gula naik misalnya kopi manis, nasi, roti atau makanan yang berasal dari karbohidrat sederhana, sport drinks, dan buah kering (manisan). 

Baca juga: Mengontrol Gula Darah dengan Ceplukan 
 

Gangguan hormon

Kadar gula darah tinggi juga sering dijumpai pada penderita kanker, sindroma Cushing, atau gangguan hormonal. Adanya masalah pada hormon tiroid dapat menyebabkan gangguan pada kadar gula dalam darah. Pemicunya bisa stress, trauma, atau infeksi.

 

Perempuan yang minum pil KB juga dapat mengalami kenaikan gula darah. Pil KB mengandung estrogen yang dapat memengaruhi kinerja insulin. Tetapi tidak perlu khawatir karena pil KB tetap aman untuk penderita diabetes. American Diabetes Association menyarankan lebih baik menggunakan pil KB yang mengandung kombinasi norgestimate dan estrogen sintetis. KB suntik dan susuk juga dikatakan dapat sedikit memengaruhi kadar gula.

 

Infeksi

Ketika terjadi infeksi atau stres, tubuh Kamu akan melepaskan hormon kortisol untuk melawannya. Hormon kortisol ini memiliki efek meningkatkan kadar gula darah baik pada penderita diabetes maupun nondiabetes. Hiperglikemia nondiabetik karena infeksi ini memiliki gejala mirip diabetes, yaitu sering merasa lapar, berkeringat, pusing, dan lelah.

 

Segera hubungi dokter Kamu karena jika gula darah tinggi tidak segera ditangani akan menyebabkan gejala yang lebih berat. Dokter biasanya akan menurunkan kadar gula segera dan mengatasi infeksinya.

 

Pengaruh obat flu

Obat flu seperti dekongestan, pseudoefedrin, dan fenilefrin dapat meningkatkan kadar gula darah. Obat-obat flu ada yang mengandung sedikit gula dan alkohol sehingga amati informasi dalam kemasan sebelum membeli. Sedangkan antihistamin yang juga sering disertakan pada obat flu tidak menyebabkan kenaikan gula darah.

 

Jenis obat yang juga dapat meningkatkan kadar gula darah adalah steroid. Steroid biasanya digunakan untuk mengobati asma atau rematik. Steroid bahkan dapat memicu diabetes. Obat-obat hipertensi dari golongan diuretik dan obat antidepresan untuk mengatasi depresi juga memberikan efek terhadap kadar gula darah.

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Kita Harus Mendapatkan Vaksin Influenza!
 

Stres

Kamu sering stress dan tidak bahagia di tempat kerja? Saat stress, tubuh melepaskan beberapa hormon untuk menaikkan kadar gula darah. Jika terlalu sering stres tentu tidak sehat. Cobalah untuk rileks dengan mengambil napas dalam, banyak bergerak atau berolahraga. Kemudian  beralih ke pekerjaan lain yang tidak membuat Kamu stres.

 

Umumnya kenaikan kadar gula darah karena faktor-faktor di atas memang tidak Kamu sadari, dan hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan darah. Tetapi bagi Kamu yang sering infeksi, stres, minum pil KB, dan banyak makan sehingga kegemukan, sebaiknya waspada. Kenaikan darah berulang membuat sensitivitas insulin berkurang dan lambat laun meningkatkan risiko diabetes.(AY)