Banyak orang kerap menjilat luka kecil di kulit. Entah luka karena tertusuk jarum atau tergores benda tajam. Kebiasaan ini sudah bukan hal yang asing. Bahkan bagi beberapa orang, kebiasaan tersebut sudah menjadi refleks.

 

Anehnya, banyak orang yang tidak mengerti kenapa mereka melakukannya. Mereka hanya mengikuti kebiasaan orang-orang terdekat yang suka menjilati luka. Lalu apakah kebiasaan menjilat luka itu memang bermanfaat bagi kesehatan? Berikut penjelasannya!

Baca juga: 5 Kebiasaan Buruk yang Sering Anda Lakukan

 

Zat-Zat Penyembuh Luka di Saliva

Dengan menjilat luka, maka otomatis Kamu memberikan paparan saliva kepada luka tersebut. Zat-zat kimia di dalam saliva memang memiliki kemampuan untuk mempercepat penyembuhan.

 

Berdasarkan penelitian, saliva manusia memiliki zat-zat penyembuh luka yang berasal dari mukosa oral. Mukosa oral adalah membran lendir yang melapisi permukaan dalam mulut. Membran ini bisa menyembuhkan luka lebih cepat daripada kulit.

 

Saliva juga mengandung faktor jaringan sel yang diturunkan protein, yang berperan penting pada inisiasi trombin. Trombin sendiri memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah. Trombin juga mengandung beberapa enzim, seperti lisozim, cystatin, peroksidase, dan defensin. Enzim-enzim tersebut bersifat antibakterial.

 

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2008, ilmuwan menemukan bahwa sebuah protein kecil di dalam saliva, yang disebut histatin, membantu penyembuhan luka, maupun luka bakar akibat trauma. Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa mukosa oral dan luka di dalam mulut lebih cepat sembuh ketimbang luka di tulang atau kulit.

 

Selain itu, menjilat luka atau cedera kecil juga bisa membersihkan jaringan yang rusak, mati, dan terinfeksi di luka tersebut. Oleh sebab itu, area luka yang dijilat juga akan terdekontaminasi secara efektif.

 

Bahkan dalam sebuah penelitian yang diungkapkan pada Journal of Experimental Medicine, para peneliti mengidentifikasi adanya protein tertentu di saliva manusia yang menghalangi atau menahan perkembangan virus HIV/AIDS. Protein ini biasa disebut trombospondin (TSP).

 

Menurut para ahli di Laboratory for AIDS Virus Research, di dalam saliva penderita HIV/AIDS terdapat sangat sedikit virus HIV. Namun, di dalam cairan bagian tubuh lainnya ditemukan virus yang sangat banyak. Mereka menyimpulkan bahwa saliva manusia sangat efektif menahan, bahkan menghentikan perkembangan virus HIV/AIDS.

 

Penelitian juga menunjukkan bahwa saliva mengandung antimikroba dan antijamur yang bisa menyembuhkan jerawat. Tidak hanya antimikroba dan antijamur, kandungan asam pada saliva juga mampu mempercepat proses penyembuhan jerawat.

Baca juga: 3 Mitos dan Fakta Tentang Jerawat

 

Potensi Risiko Menjilati Luka 

Menjilat luka mungkin memang bisa mempercepat penyembuhan luka, namun kebiasaan tersebut juga memiliki beberapa risiko. Walaupun saliva manusia mengandung beberapa zat dan senyawa yang mempercepat penyembuhan luka, mulut juga merupakan rumah dari sebagian besar bakteri. Bakteri-bakteri ini mungkin aman-aman saja di dalam mulut, namun jika masuk ke dalam luka luar bisa menyebabkan berbagai masalah.   

 

Risiko utama dari menjilat luka adalah infeksi, terutama pada pasien yang memiliki sistem imun rendah untuk melawan penyakit-penyakit infeksi. Sudah ada beberapa kasus terkait hal ini. Salah satunya adalah seorang pria penderita diabetes yang jari jempolnya harus diamputasi setelah menjilat luka di bagian tubuh tersebut. Pada kasus seperti ini, biasanya kondisi pasien semakin parah setelahnya. Hal ini juga yang membuat dokter biasanya melarang menjilat luka yang masih terbuka, terutama jika lukanya sedikit parah.  

 

Sementara itu, saliva binatang cenderung lebih efektif dalam mengobati luka mereka sendiri. Ahli berpendapat, binatang dikaruniai kemampuan tersebut karena harus bertahan hidup di alam liar. Binatang juga lebih sering terluka ketimbang manusia dan tidak memiliki akses pengobatan tertentu. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak binatang, termasuk kucing, anjing, harimau, dan singa mengandalkan saliva mereka sendiri untuk mengobati luka.

Baca juga: Penyakit Kulit "Blister", Luka Melepuh Pada Kulit

 

Pada intinya, menjilat luka atau goresan yang sangat kecil di kulit itu aman-aman saja. Namun kalau luka yang Kamu alami parah, lebih baik jangan gunakan mulut atau lidah untuk mengobatinya. Obati menggunakan obat luar atau hubungi dokter. Bagaimanapun juga, kulit juga memiliki kemampuan menyembuhkan luka, meski lebih lambat ketimbang saliva.