Gigi berlubang adalah salah satu penyebab sakit gigi paling sering. Gigi berlubang dikenal juga sebagai karies, yaitu rusaknya lapisan luar gigi terluar gigi yang keras (email), sehingga gigi berlubang. Rusaknya email gigi disebabkan oleh bakteri di dalam mulut yang menghasilkan asam dan mampu menghancurkan email. 

 

Kerusakan gigi dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada orang yang kurang menjaga kebersihan mulut, apalagi memiliki diet tinggi gula dan karbohidrat. Makanan dan minuman ini memberi bakteri di mulut bahan bakar yang mereka butuhkan untuk menghasilkan asam yang menyebabkan kerusakan gigi.

 

Untuk mencegah kerusakan gigi, penting untuk mempraktikkan kebersihan mulut yang baik, salah satunya rajin menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, flossing setiap hari, dan menggunakan obat kumur untuk membunuh bakteri dan menyegarkan napas. Penting juga untuk membatasi asupan makanan dan minuman manis dan asam, dan mengunjungi dokter gigi secara teratur untuk pemeriksaan dan pembersihan.

 

Dalam beberapa kasus, dokter gigi merekomendasikan tindakan tambahan untuk mencegah kerusakan gigi, seperti menggunakan obat kumur atau gel berfluoride, atau mengoleskan pernis berfluoride pada gigi. Perawatan ini dapat membantu memperkuat enamel atau email gigi dan membuatnya lebih tahan terhadap pembusukan.

 

Selain gigi berlubang, ternyata sakit gigi juga bisa disebabkan oleh hal-hal lain, berikut di antaranya!

 

Baca juga: Gigi Berlubang Bisa Menyebabkan Sinusitis

 

Penyebab Sakit Gigi Selain Gigi Berlubang

1. Penyakit gusi

Penyakit gusi, juga dikenal sebagai penyakit periodontal, adalah suatu kondisi di mana gusi meradang dan terinfeksi. Penyebabnya bakteri di dalam mulut yang membentuk lapisan lengket yang disebut plak pada gigi. Ketika plak tidak dihilangkan melalui sikat gigi dan flossing secara teratur, plak dapat mengeras menjadi karang gigi, yang dapat menyebabkan gusi meradang dan terinfeksi.

 

Gejala penyakit gusi yang paling umum adalah gusi berdarah, terutama saat menyikat gigi atau flossing. Gejala lain mungkin termasuk gusi merah, bengkak, atau lunak, bau mulut, dan gigi longgar atau sensitif. Pada stadium lanjut, penyakit gusi dapat menyebabkan gusi surut dan gigi menjadi goyah atau lepas.

 

Penyakit gusi dapat dicegah melalui kebersihan mulut yang baik, termasuk menyikat gigi dan flossing secara teratur dan mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan dan pembersihan rutin.

 

Jika kamu memiliki penyakit gusi, dokter gigi dapat merekomendasikan perawatan pembersihan mendalam yang disebut scaling dan root planing, di mana plak dan karang gigi dihilangkan dari gigi dan akar. Dalam kasus yang parah, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengobati infeksi dan memulihkan kesehatan gusi.

 

Baca juga: Berbagai Manfaat Teh Hijau Bagi Kesehatan Gigi dan Rongga Mulut

 

2. Infeksi gigi

Infeksi gigi, juga dikenal sebagai abses gigi, adalah infeksi bakteri yang mempengaruhi gigi dan jaringan di sekitarnya. Ini bisa disebabkan oleh kerusakan gigi, penyakit gusi, atau cedera pada gigi.

 

Gejala yang paling umum dari infeksi gigi adalah sakit gigi yang parah, yang dapat berlangsung terus-menerus atau sembuh-kambuh. Gejala lain adalah pembengkakan di wajah atau leher, demam, kesulitan menelan atau bernapas, dan rasa tidak enak di mulut. Dalam beberapa kasus, infeksi dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh, menyebabkan komplikasi yang lebih serius.

 

Untuk mengobati infeksi gigi, dokter gigi pertama-tama akan mendiagnosis infeksi dan menentukan pengobatan terbaik. Salah satunya antibiotik untuk membunuh bakteri, drainase abses, dan perawatan saluran akar untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi dari dalam gigi. Dalam beberapa kasus, pencabutan gigi mungkin diperlukan untuk mencabut gigi yang terinfeksi.

 

3. Trauma pada gigi

Trauma pada gigi, juga dikenal sebagai cedera gigi, dapat terjadi akibat kecelakaan atau benturan pada mulut. Penyebab umum trauma gigi termasuk jatuh, cedera olahraga, kecelakaan mobil, dan perkelahian fisik.

 

Gejala trauma gigi dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan cedera. Gejala umum mungkin termasuk rasa sakit, bengkak, dan pendarahan di mulut, serta gigi menjadi lebih sensitif terhadap suhu panas dan dingin. Dalam kasus yang lebih parah, gigi mungkinretak, atau copot seluruhnya.

 

Untuk mencegah trauma gigi, penting untuk mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi mulut dan gigi, misalnya mengenakan pelindung mulut saat berolahraga, menghindari aktivitas yang berisiko tinggi cedera, dan menggunakan sabuk pengaman dan tindakan keselamatan lainnya saat mengemudi atau mengendarai mobil.

 

Jika kamu mengalami trauma gigi, penting untuk menemui dokter gigi sesegera mungkin. Dokter gigi akan menilai cedera dan merekomendasikan perawatan yang tepat, yang mungkin termasuk memperbaiki gigi, melakukan saluran akar, atau mencabut gigi jika rusak parah. Perawatan yang tepat dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut pada gigi dan meningkatkan penyembuhan.

 

Baca juga: 1 dari 5 Kasus Gigi Tanggal Disebabkan Diabetes!
 

4. Gerinda gigi (bruxism)

Gigi berbunyi, juga dikenal sebagai bruxism, adalah kondisi umum di mana seseorang menggertakkan giginya, seringkali saat tidur. Ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk sakit gigi dan sensitivitas, sakit kepala, dan nyeri rahang.

 

Penyebab pasti dari menggeretakkan gigi tidak sepenuhnya dipahami, tetapi sering dikaitkan dengan stres atau kecemasan. Ini juga dapat disebabkan oleh gangguan tidur, gigi yang tidak sejajar, atau kondisi medis lain yang mendasarinya.

 

Untuk mengelola gerinda gigi, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebab yang mendasarinya, jika memungkinkan. Salah satu yang penting adalah mengelola stres dan kecemasan, mengobati gangguan tidur, atau memperbaiki gigi yang tidak sejajar melalui perawatan ortodontik.

 

Dalam beberapa kasus, dokter gigi akan merekomendasikan penggunaan pelindung mulut atau bidai untuk melindungi gigi dari efek penggerindaan yang merusak. Perangkat ini dapat dipakai pada malam hari untuk mencegah gerinda dan mengurangi gejala yang terkait dengan bruxism.

 

6. Gigi Sensitif

Gigi sensitif merupakan masalah umum yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri saat makan atau minum makanan dan minuman panas atau dingin, makanan asam, panas bahkan udara. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kerusakan gigi, akar gigi yang terbuka, penyakit gusi, atau enamel gigi yang terkikis.

 

Untuk mengobati gigi sensitif, penting untuk terlebih dahulu mengidentifikasi dan mengatasi penyebab yang mendasarinya. Misalnya, mengobati kerusakan gigi atau penyakit gusi, mengisi gigi berlubang, atau menutupi akar gigi yang terbuka dengan bahan pelindung.

 

Selain mengatasi penyebab yang mendasarinya, dokter gigi akan merekomendasikan penggunaan pasta gigi yang dirancang untuk gigi sensitif. Pasta gigi ini mengandung bahan yang dapat membantu menghalangi sensasi nyeri pada gigi. Dokter gigi juga dapat merekomendasikan penggunaan sikat gigi berbulu halus dan menghindari makanan dan minuman asam, karena dapat memperburuk sensitivitas gigi.

 

Baca juga: Cara Mengatasi Gigi Sensitif dengan Mineral Alami