Teh hijau merupakan salah satu minuman yang paling populer di seluruh dunia. Selain rasanya yang lezat, teh hijau juga telah dikenal sebagai minuman sehat dan obat selama bertahun-tahun. Sejumlah penelitian medis dan sains pun telah mengungkapkan berbagai keuntungan teh hijau bagi kesehatan tubuh selama bertahun-tahun.

 

Apa Sih Kandung Teh Hijau?

Teh hijau merupakan teh yang diperoleh dari daun Camellia sinensis. Teh hijau diperoleh dengan cara mengeringkan dan menguapkan daun-daun untuk menginaktivasi kandungan polyphenol. Hal tersebut menyebabkan tidak terjadi oksidasi pada proses produksinya dan membuat teh ini kaya akan antioksidan. Polyphenol merupakan komponen pada teh hijau yang memberikan efek menyehatkan seperti antiinflamasi, antibakteri, antivirus, antimutagenik, dan anti-aging.

 

Baca juga: Beda Jenis Beda Manfaatnya, Yuk Cari Tahu Manfaat Kesehatan Setiap Jenis Teh

 

Bagaimana Peranan Teh Hijau bagi Kesehatan Rongga Mulut?

Teh hijau memiliki peranan preventif atau pencegah dalam perkembangan dan progres penyakit rongga mulut. Teh hijau diketahui memberikan efek positif bagi karies gigi, bau mulut, dan penyakit gusi.  Gigi memiliki lapisan terluar berupa enamel yang terbuat dari kristal hidroksiapatit. Kelarutan hidroksiapatit akan meningkat seiring meningkatnya pH dalam rongga mulut yang dapat membahayakan lapisan enamel gigi.

 

Teh hijau memiliki polyphenol yang dapat menurunkan produksi asam dan menjaga pH dalam rongga mulut serta mencegah bakteri melekat pada lapisan tersebut. Studi menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau dapat menurunkan pembentukan karies gigi meskipun terdapat konsumsi gula pada pola makan sehari-hari.

 

Karies gigi dan kebersihan mulut yang buruk dapat menyebabkan halitosis atau yang dikenal sebagai bau mulut. Bau mulut tersebut disebabkan adanya senyawa sulfur yang menguap. Beberapa permen karet penyegar dan spray mulut untuk menghilangkan bau mulut mengandung polyphenol yang merupakan kandungan utama pada teh hijau.

 

Studi menunjukkan bahwa penggunaan teh hijau secara signifikan menurunkan tingkat senyawa sulfur pada pasien dengan gingivitis atau radang gusi. Studi lain juga menunjukkan bahwa ekstrak teh hijau dapat menghilangkan bau sulfur.

 

Gigi didukung oleh jaringan periodontal. Penyakit periodontal atau periodontitis merupakan kerusakan pada tulang dan jaringan pendukung gigi yang dapat menyebabkan kegoyangan gigi. Penyakit periodontal umumnya berkaitan dengan bakteri seperti Prevotella sp. dan Porphyromonas digitalis.

 

Studi menunjukkan bahwa kandungan catechin pada teh hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri penyebab penyakit periodontal dan menghambat produksi toksik dari bakter-bakteri tersebut. Polyphenol pada teh hijau juga berperan dalam mencegah tulang dari kerusakan dan mempertahankan jaringan periodontal. Teh hijau juga diketahui berperan dalam pertahanan imun sel gingiva manusia dan melawan respon inflamasi.

 

Baca juga: 5 Teh yang Bisa Menurunkan Berat Badan

 

Apa Saja Kondisi Tubuh yang Sebaiknya Menghindari Konsumsi Teh Hijau?

Meskipun teh hijau memiliki sejumlah keuntungan bagi kesehatan rongga mulut dan tubuh secara umum, konsumsi teh hijau yang berlebihan juga dapat mengganggu kualitas tidur pada malam hari, walaupun kemungkinannya paling rendah.

 

Wanita hamil dan menyusui sebaiknya tidak mengkonsumsi teh hijau lebih dari 1-2 cangkir sehari karena dapat meningkatkan ritme jantung. Konsumsi teh hijau juga penting untuk dikontrol pada pasien dengan kelainan ginjal karena memiliki efek diuretik. Alumunium yang terdapat pada teh hijau memiliki kapasitas yang tinggi untuk menyebabkan penyakit saraf.

 

Konsumsi teh hijau yang berlebihan meningkatkan ketersediaan zat besi pada pola makan sehari-hari. Studi menunjukkan bahwa polifenol dalam teh hijau dapat menyebabkan stres oksidatif dan racun pada liver dalam konsentrasi tertentu.

 

Pasien yang mengkonsumsi warfarin juga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi teh hijau karena kandungan vitamin K di dalamnya. Teh hijau sebaiknya juga tidak dikonsumsi jika mengkonsumsi aspirin karena dapat mencegah pembekuan trombosit.

 

Baca juga: Gemar Minum Teh? Meski Sehat, Tetap Waspada Efek Sampingnya!

 

 

Sumber:

Mazur, M.; A. Ndokaj; M. Jedlinski; R. Ardan; S. Bietolini; et al. 2021. Impact of green tea (Camellia sinensis) on periodontitis and caries. systematic review and meta-analysis. Japanese Dental Science Review Vol. 57(2021): 1-11.

Mohan, M.; G. Jeevanandan; and M. R. S. 2018. The role of green tea in oral health – a review. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research Vol. 11(4): 1-3.