Nyatanya, cukup perlu tiga hal di dalam hidup ini agar bisa bahagia. Perhatian, kasih sayang, dan apresiasi. Dan, ketiganya bisa didapatkan dalam sebuah persahabatan. Lalu, samakah manfaat persahabatan online yang kini menjadi konsumsi sehari-hari dengan persahabatan konvensional yang terjalin di dunia nyata? Baca sampai habis ya Gengs untuk menemukan jawabannya!

 

Manfaat Persahabatan Berdasarkan Hierarki Kebutuhan Maslow

Seorang psikolog humanis asal Amerika bernama Abraham Maslow menciptakan hierarki kebutuhan manusia berdasarkan prioritasnya di tahun 1943. Hal tersebut dituangkan dalam karya tulisnya yang berjudul “A Theory of Human Motivation” dan diterbitkan di jurnal Psychological Review.

 

Di dalam tulisannya, Maslow memaparkan bahwa setiap manusia memiliki tingkatan motivasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar dirinya merasa senang. Dari situ, bisa terklasifikasi perilaku manusia agar kebutuhannya tercapai.

 

Karena bersifat hierarki atau tingkatan, maka idealnya untuk naik tingkat dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya, kebutuhan setiap hierarki harus terpenuhi dulu sesuai urutan. Begitu kebutuhan pertama terpenuhi, barulah manusia bisa termotivasi untuk meraih kebutuhan di level kedua, begitu pun selanjutnya.

 

Hierarki kebutuhan Maslow tersebut terbagi seperti berikut:

 

1. Kebutuhan psikologis

Kebutuhan yang bersifat biologis dan sifatnya primer untuk bertahan hidup. Kebutuhan tersebut meliputi udara, makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian, tidur, istirahat, hingga hubungan seks.

 

Karena menjadi kebutuhan primer dan berada di lapis paling dasar dari piramida kebutuhan, maka manusia tidak akan bisa berfungsi optimal jika kebutuhan ini tak terpenuhi. Jika manusia sudah cukup makan, minum, berpakaian layak, berbadan sehat, dan tinggal di hunian yang baik, maka dia pasti termotivasi untuk “naik kelas” ke kebutuhan tingkat 2.

 

2. Kebutuhan keselamatan

Kebutuhan akan rasa aman untuk banyak aspek. Mencari pekerjaan, membeli asuransi, menabung, atau pindah rumah ke lingkungan yang lebih aman adalah contoh perilaku yang ingin terpenuhi di level ini.

 

3. Kebutuhan untuk memiliki dan disayangi

Fitrah manusia sebagai makhluk sosial menjadi bagian di level ketiga ini. Kebutuhan untuk diterima oleh seseorang atau kelompok tertentu, disayangi, menyayangi, dipercaya, dan dihormati adalah bentuk nyatanya. Di sinilah makna persahabatan muncul sebagai bentuk kebutuhan interpersonal untuk memiliki hubungan yang serasi dengan manusia lain.

 

Terpenuhinya kebutuhan di level ini menghindarkan manusia dari rasa kesepian, depresi, dan kegelisahan. Itulah kenapa penting hukumnya setiap manusia untuk merasa dicintai dan mencintai, baik dalam lingkungan pertemanan, keluarga, dan pasangan.

 

4. Kebutuhan yang berkaitan dengan harga diri

Maslow mengklasifikasikan kebutuhan ini menjadi dua kategori, yang pertama adalah penghargaan terhadap diri sendiri, berupa pencapaian, menguasai, dan merdeka. Sementara kategori kedua adalah kebutuhan memiliki reputasi baik atau respek dari orang lain (status dan gengsi).

 

5. Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri

Berada di level teratas, kebutuhan ini tergolong sebagai hasrat untuk mengembangkan diri dan tak selalu dianggap primer untuk semua orang. 

 

Maslow mengatakan bahwa hierarki kebutuhan ini tidak bersifat kaku dan bisa berbeda-beda pada setiap individu. Sangat memungkinkan bahwa seseorang menganggap kebutuhan yang lain lebih penting daripada yang satunya. Misalnya, bisa saja seseorang menganggap bahwa pengakuan dari orang sekitar jauh lebih penting daripada memiliki hunian yang layak. Dan, ada pula yang mengutamakan jalinan persahabatan dibandingkan hal yang lain. Apakah Kamu salah satunya, Gengs?

 

futurelearn.com

 

Baca juga: Punya Sahabat Sejak Remaja Baik untuk Kesehatan Mental

 

Manfaat Persahabatan untuk Kesehatan 

Selama bertahun-tahun, sudah banyak penelitian yang menemukan fakta bahwa manusia mampu hidup lebih lama, lebih bahagia, dan lebih sehat ketika merasakan benar manfaat persahabatan serta memiliki dukungan yang kuat dari keluarganya.

 

Dari sini juga ditemukan bahwa seseorang yang merasa kesepian akan memiliki kondisi kesehatan yang buruk akibat tak memiliki lingkungan keluarga dan persahabatan yang erat dan hangat.

 

Kaitan antara manfaat persahabatan dan kesehatan ini diulas oleh seorang peneliti perilaku manusia, Tom Rath. Rath menyimpulkan bahwa alasan di balik seseorang menjadi tunawisma, terjadinya perceraian, bahkan mengalami gangguan makan dilatarbelakangi dari kualitas persahabatan yang buruk atau tidak adanya sosok sahabat di dalam hidup. Semua itu terjadi karena seseorang merasa terasing dan tidak dicintai atau tidak disukai.

 

Dari penelitian yang dilakukannya bersama peneliti lainnya, didapatkan statistik yang menarik terkait manfaat persahabatan. Hal tersebut adalah:

  1. Jika dikelilingi dengan sahabat yang memiliki pola makan sehat, maka seseorang berpotensi lima kali lebih besar untuk mengikuti pola makan sehat.
  2. Seseorang yang sudah menikah mengatakan bahwa memiliki sahabat lima kali lebih penting dibanding keintiman fisik dengan pasangannya.
  3. Mereka yang memiliki teman di tempat kerja merasa tujuh kali lebih senang untuk bekerja di sebuah tempat. 

 

Dari penelitian lain yang dipublikasikan tahun 2002 terhadap 28 ribu responden pria, manfaat persahabatan erat kaitannya dengan tingkat kecelakaan, bunuh diri, dan penyakit jantung.

 

Demikian juga dengan fakta yang ditemukan dari penelitian tahun 2009 terhadap 300 pria dan wanita di New York. Disebutkan bahwa kualitas persahabatan yang buruk dekat kaitannya dengan penyakit jantung, kegelisahan, dan depresi.

 

Terlihat di sini walau penelitian dilakukan di tahun dan lokasi berbeda, bahkan dengan penelitian Abraham Maslow di tahun 40-an, rata-rata menyimpulkan hal yang serupa, yakni terdapat manfaat persahabatan untuk kesehatan fisik dan mental manusia.

 

Baca juga: 7 Tips Cepat Move on Jika Mantan Menikahi Sahabat Sendiri
 

Samakah Manfaat Persahabatan di Dunia Nyata dengan Persahabatan Online?

Jumlah teman atau follower yang terpampang di media sosial sayangnya tidak bisa menggantikan manfaat persahabatan di dunia nyata. Hal tersebut terbukti setelah dilakukan survei terhadap 5.000 warga Kanada tentang pendapat mereka antara memiliki sahabat nyata dan sahabat virtual.

 

Dipaparkan dalam penelitian tahun 2013, sebanyak apa pun jumlah teman yang dimiliki di ranah online, tidak berkorelasi dengan kebahagiaan. Bahkan ditemukan satu fakta mengejutkan dari penelitian ini, yaitu bertambahnya jumlah teman di dunia nyata sama membahagiakannya dengan mendapatkan kenaikan gaji!

 

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan yang positif dengan orang lain berkaitan dengan subjective well-being (kepuasan dalam hidup dan kebahagiaan berdasarkan penilaian subjektif) seseorang.

 

Karena dengan adanya hubungan positif tersebut, seseorang akan mendapat dukungan sosial dan kedekatan emosional. Pada dasarnya, kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain merupakan suatu kebutuhan bawaan.

 

Memperkuat fakta yang sudah disebutkan di atas, sudah jelas bahwa tanpa adanya dukungan sosial dan keintiman emosional dengan orang lain, manusia akan merasakan keterasingan yang berdampak pada kesepian dan depresi.

 

Jadi, pastikan kamu tetap merasakan manfaat persahabatan dengan menjaga hubungan baik di dunia nyata, ya. Dan ingat, ketika berkesempatan untuk berkumpul dengan sahabat, jangan terlalu sibuk scrolling media sosial atau chat dengan orang lain. 

 

Baca juga: Tetap Hangat dengan Sahabat Setelah Menikah, Ini Manfaatnya!

 

  

Sumber

Psych Central. The Importance of Friendship.

NCBI. Comparing the Happiness Effects of Real and On-Line Friends.