Apakah Geng Sehat pernah berpikir kenapa saya selalu merasa khawatir? Atau kenapa ya selalu merasa emosional? Hal ini sangat berhubungan otak Geng Sehat. Ada beberapa jenis otak dan hubungannya dengan kepribadian dan cara Geng Sehat berperilaku serta berinteraksi.

 

Baca juga: Waspada Imbas Kenaikan BBM Picu Stres!
 

5 Jenis Otak, Apa Jenis Otak Kamu?

Menurut penelitian yang mempelajari lebih dari 150,000 hasil pindai SPECT otak, ditemukan tidak semua otak sama. SPECT adalah alat pemindai otak yang mengukur aliran darah dan aktivitas di otak, serta menunjukkan area otak yang memiliki aktivitas sehat, terlalu banyak aktivitas, atau kurang aktivitas.

 

Dari pindaian ini bisa terlihat pola yang membantu mendiagnosis dan mengobati kondisi kesehatan mental, seperti ADHD, depresi, gangguan bipolar, dan kecemasan. Namun, semakin banyak hasil pindaian yang dipelajari, ditemukan beberapa pola otak tertentu sesuai dengan jenis-jenis kepribadian.

 

Baca juga: Gen Z dan Milenial Lebih Mudah Cemas, Mencurahkan Stres dengan Menulis Bisa Jadi Solusi!
 

Jenis 1: Otak yang Seimbang

Melalui  gambaran pencitraan, otak yang seimbang memiliki aliran darah yang penuh, seimbang, dan simetris pada kebanyakan area otak.

Jenis kepribadian: ini merupakan salah satu jenis otak yang paling umum. Kalau Kamu memiliki jenis otak ini, maka Kamu cenderung lebih fokus, fleksibel, dan stabil secara emosional. Kamu cenderung menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, hadir tepat waktu, menepati janji, dan bisa menghadapi lika liku kehidupan dengan baik. Kamu juga bukan orang yang suka mengambil risiko dan lebih suka mengikuti aturan.

Peluang karir: orang dengan jenis otak 1 biasanya pekerja, manager, dan koordinator projek yang baik di industri manapun.

Gaya belajar: karena fokus dan terorganisir, performa Kamu biasanya bagus di sekolah atau pelatihan kerja.

Hubungan: Kamu bisa berhubungan dengan baik dengan orang lain dan memiliki hubungan tanpa drama.

Potensi masalah: kalau Kamu mengonsumsi junk food, minum alkohol terlalu banyak, kurang bergerak, dan menghabiskan berjam-jam di sosial media, Kamu bisa mengalami masalah kesehatan mental. 

Tingkatkan performa otak yang seimbang dengan mengonsumsi makanan sehat, olahraga rutin, dan mengonsumsi multivitamin, asam lemak omega 3, dan vitamin D.

 

Jenis 2: Otak yang Spontan

Jenis otak ini memiliki aktivitas yang lebih rendah pada bagian depan otak, di dalam area yang disebut prefrontal cortex (PFC).

Jenis kepribadian: orang dengan jenis otak ini biasanya suka mencoba hal-hal baru, memiliki beragam ketertarikan, dan lebih suka menikmati waktu atau momen yang mengalir dengan alami ketimbang memiliki jadwal. Kamu suka berpikir out of the box, tidak percaya aturan, dan biasanya terlambat menghadiri keperluan. Kamu tidak cocok dengan organisasi dan suka mengambil risiko, sehingga perilaku tersebut bisa membawa masalah kepada diri Kamu sendiri.

Peluang karir: orang dengan otak spontan biasanya banyak yang menjadi pengusaha, entertainer, politisi, dan agen properti.

Gaya belajar: jenis otak ini mudah buyar konsentrasinya dan sulit terlibat dalam organisasi, sehingga meskipun Kamu mungkin sangat pintar, sulit untuk mencapai potensi.

Hubungan: karena excited dalam kehidupan, Kamu mungkin punya kecenderungan membuat drama dalam hubungan-hubungan Kamu.

Potensi masalah: Kamu mungkin bisa memiliki perilaku berisiko, seperti minum alkohol terlalu banyak, mengonsumsi obat-obatan terlarang, atau memiliki masalah dalam hubungan percintaan. Jenis otak ini juga rentan terkena ADHD, depresi, dan kecanduan.

Jika Kamu memiliki jenis otak spontan, coba buat strategi gaya hidup yang bisa meningkatkan aktivitas di area PFC otak, seperti mengonsumsi makanan tinggi protein, mengonsumsi suplemen dan teh hijau serta ginseng. Coba juga lakukan olahraga cardio.

 

Jenis 2: Otak yang Teguh/Keras

Orang dengan jenis otak  teguh biasanya hasil pencitraan otaknya menunjukkan peningkatan aktivitas di bagian depan otak di area yang disebut anterior cingulate gyrus (ACG).

Jenis kepribadian: Kamu suka menyelesaikan pekerjaan. Kamu cenderung berkemauan keras, tidak mau menerima jawaban tidak, dan hanya mau menerima cara atau pendapat Kamu saja. Kamu bisa memiliki performa yang baik ketika bisa mengikuti rutinitas namun performa tersebut bisa rusak ketika ada perubahan rencana mendadak dan Kamu kesulitan mengikuti arus. Kamu kemungkinan sering khawatir dan sulit melupakan masa lalu, serta sering berargumen.

Peluang karir: orang dengan otak teguh atau keras biasanya bekerja sebagai kepala operasi, manager projek, dan web engineer.

Gaya belajar: biasanya performa belajar Kamu baik ketika memiliki beberapa pilihan, sehingga Kamu bisa memilih kelas atau pelatihan yang memberikan kelonggaran atau kesempatan untuk belajar hal-hal yang disukai.

Hubungan: Orang dengan jenis otak 3 ini bisa keras kepala dan cenderung mengingat semua pertengkaran yang dialami dengan orang lain ataupun pasangan sendiri. 

Potensi masalah: ketika otak ACG overactive, Kamu bisa terperangkap dalam pikiran negatif yang berhubungan dengan kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif kompulsif (OCD).

Untuk menenangkan ACG yang terlalu aktif, tingkatkan kadar serotonin di otak dengan mengonsumsi karbohidrat sehat (seperti ubi), dalmon, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian, serta konsumsi suplemen seperti 5-HTP dan yang berbahan dasar saffron. Tingkatkan juga olahraga.

 

Jenis 4: Otak yang Sensitif

Dalam gambar, jenis otak ini memiliki peningkatan aktivitas di sistem limbik, yaitu pusat emosional otak. 

Jenis kepribadian: memiliki otak yang sensitif berarti Kamu cenderung memiliki empati yang baik kepada teman, keluarga, dan sesama manusia, bahkan kepada hewan. Kamu juga bisa merasa emosional mendengarkan musik, menonton film, atau dengan bentuk seni lainya. Kamu tidak suka film kekerasan dan sulit menghadapi atau membaca unggahan kebencian di sosial media. Banyak orang dengan jenis otak ini kesulitan mengontrol mood dan memiliki banyak pikiran negatif yang otomatis. 

Peluang karir: orang dengan otak sensitif banyak yang menjadi terapis, pekerja di bidang kesehatan, pekerja sosial, dan pekerjaan yang menuntut kreativitas.

Gaya belajar: karena lingkungan yang berisik bisa mengganggu Kamu, carilah tempat belajar yang tenang. Carilah bantuan mentor atau guru yang bisa memberi dukungan.

Hubungan: Kamu sangat peka dengan orang lain sehingga mudah menyadari ketika pasangan membutuhkan bantuan atau membutuhkan jarak. Karena Kamu sangat sensitif terhadap stimulasi eksternal, Kamu terkadang membutuhkan waktu menyendiri.

Potensi masalah: orang dengan otak yang sensitif lebih rentan terkena depresi, kecanduan, dan gangguan mood seperti gangguan bipolar. 

Untuk menenangkan pusat emosional otak, konsumsi makanan tinggi lemak sehat, seperti alpukat, almond, dan salmon. Konsumsi asam lemak omega 3, s-adenosylmethionine (SAMe), dan vitamin D, lakukan juga aktivitas fisik seperti berdansa atau olahraga tim. 

 

Jenis 5: Otak yang Waspada

Pola otak yang waspada menunjukkan peningkatan aktivitas di pusat kecemasan di otak, seperti basal ganglia, insular cortex, dan amygdala. Kondisi ini berhubungan dengan kadar neurotransmitter GABA yang rendah.

Jenis kepribadian: kalau Kamu memiliki otak yang waspadai, Kamu mungkin cenderung lebih cemas, sehingga malah membuat Kamu lebih siap menghadapi suatu hal. Orang dengan jenis otak ini cenderung memiliki otak yang sibuk sehingga sulit rileks. Kamu juga memiliki kecenderungan berpikir yang terburuk dan memiliki rasa takut akan kegagalan yang mencegah Kamu untuk melangkah maju mencapai impian. 

Peluang karir: Kamu suka keamanan dan cenderung memiliki pikiran yang analitis, sehingga mungkin cocok dengan pekerjaan dalam akuntansi, penelitian, atau pengolahan data.

Gaya belajar: Kamu cenderung bekerja keras untuk belajar, namun meskipun persiapan baik, di hari H performa tidak maksimal karena Kamu terlalu khawatir, sehingga hasilnya kurang.

Hubungan: Orang dengan jenis otak waspada memiliki rasa takut ditolak dan selalu membutuhkan hiburan dan kepastian dari pasangan, sehingga bisa terlihat sangat manja dan ketergantungan.

Kerja pusat kecemasan otak bisa diredakan dengan menghindari asupan kafein dan makanan manis. Konsumsi suplemen GABA, magnesium, dan vitamin B6, serta coba lakukan aktivitas yang menenangkan seperti yoga. 

Baca juga: Hati-hati, Ini Ciri-ciri Orang Mental Kepiting!
 

Sumber:

MindBodyGreen. There Are 5 Different Brain Types: Here's What Your Type Says About You. Oktober 2019.
Change Your Brain, Change Your Grades.