Pipi gembil, perut gembul, siapa yang tak gemas melihat penampilan balita seperti ini. Tapi, normal enggak ya, jika perut si Kecil tampak buncit? Berikut informasinya.

 

Kenapa Perut Balita Bisa Buncit?

Setelah si Kecil mahir berjalan, berlari, dan melakukan banyak kegiatan fisik secara mandiri, ia memang bukan bayi lagi. Namun, rasa gemas dan penampilan lucunya tetap bertahan karena balita masih memiliki fitur fisik yang khas, seperti pipi tembam, perut bulat, dan tingkah yang menggemaskan. 

 

Tapi, mungkin Mums pernah bertanya-tanya, kenapa ya, perut balita terlihat buncit, padahal ia sudah tumbuh makin tinggi? Nyatanya, hal ini tak perlu dikhawatirkan lho, Mums. Meskipun si Kecil terus tumbuh, ia mungkin masih tampak memiliki perut kecil yang gemuk dan buncit. Hal ini didasarkan atas posisi perut bayi yang terletak secara horizontal selama masa bayi dan balita. Barulah ketika memasuki usia dua tahun, perut si Kecil secara bertahap akan bergeser dari posisi horizontal ke posisi vertikal dan tegak. Pergeseran ini lalu perlahan akan mengubah bentuk perutnya yang semula terlihat bulat dan menonjol. Secara bertahap, akan hilang begitu ia mendekati usia sekolah

 

Di samping itu, ada beberapa faktor mengapa perut balita terlihat lebih menonjol. Di antaranya adalah:

 

  • Organ lainnya

 

Berdasarkan penjelasan American Academy of Pediatrics dalam Pediatric Education for Prehospital Professionals, anak balita memiliki organ hati yang relatif besar untuk ukuran tubuhnya. Sehingga saat ia bernapas, paru-paru terisi ke bawah saat diafragma bergerak, yang juga bisa membuat bagian tengah tubuh tampak lebih penuh.

 

 

  • ️Bentuk tulang belakang

 

Anak-anak kecil cenderung memiliki lengkungan tulang belakang ke dalam yang disebabkan oleh otot-otot yang lemah di sekitar pinggul. Berbeda pada anak di atas usia 7 tahun atau orang dewasa saat berdiri, tulang belakang bagian bawah lurus dan perut dapat terlihat rata. Karena balita tidak memiliki kekuatan dan struktur otot yang sama, sehingga membuat perutnya terlihat bulat. Tapi tenang saja, kondisi ini akan membaik dengan sendirinya seiring dengan pertumbuhan anak.

 

 

  • ️Menelan udara

 

Aktivitas menelan udara bersifat universal dan tidak disengaja, namun hal ini berkontribusi terhadap 70% udara di usus. Pada bayi dan anak kecil, praktik tertentu juga dapat menyebabkan volume udara yang lebih besar tertelan, seperti menangis, menyusui dari botol kosong, atau mengisap dot. Udara berlebih ini akhirnya akan keluar dari tubuh dengan tindakan bersendawa atau buang angin.

 

 

 

Baca juga: Anak Umur 1 Tahun Belum Tumbuh Gigi, Normalkah?

 

 

 

 

 

 

Kapan Perut Buncit Tidak Normal?

Tidak seperti perut buncit pada orang dewasa yang utamanya disebabkan oleh akumulasi lemak berlebih, perut buncit pada anak-anak yang sehat tanpa gejala mencurigakan, tergolong tidak berbahaya. 

 

Walau begitu, orang tua tetap perlu mewaspadai tanda-tanda tidak normal yang disertai dengan tampilan perut yang tampak menonjol, apalagi jika terjadi secara tiba-tiba. Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian jika perut balita buncit. Yaitu:

 

 

  • Pertumbuhannya tidak baik

 

Pada anak yang tidak tumbuh dengan baik, adanya perut buncit dapat menandakan kekurangan protein parah yang dikenal sebagai Kwashiorkor. Seorang anak dengan kondisi ini juga akan memiliki ciri-ciri lain seperti rambut rapuh, massa otot kecil, kulit merah atau mengelupas yang tidak sehat, dan pembengkakan kaki akibat retensi cairan.

 

 

Baca juga: Duduk W Berbahaya, Lakukan Cara Ini Jika Anak Terbiasa Melakukannya

 

 

  • ️ Mengalami diare kronis

Seorang anak dengan pertumbuhan yang buruk dan diare yang berkepanjangan dapat berpotensi menderita penyakit celiac, yaitu suatu kondisi terjadinya paparan protein gluten yang ditemukan dalam gandum, sehingga menyebabkan kerusakan lapisan usus. Akibatnya, penyerapan nutrisi menjadi buruk. Untungnya kondisi ini relatif jarang terjadi pada orang Asia.

 

  • ️ Anak kesakitan atau demam

Perut bengkak yang tiba-tiba disertai demam membutuhkan perhatian medis segera. Baik infeksi maupun peradangan dapat memiliki gejala yang sama, oleh karena itu pemeriksaan dan penyelidikan terperinci sangat diperlukan untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya.

 

 

  • ️Perut terasa keras atau kencang

 

Penyebabnya dapat berkisar dari sembelit kronis, pembengkakan organ seperti hati atau limpa hingga adanya pertumbuhan di perut. Sama seperti poin sebelumnya, jangan tunda untuk memeriksakan anak ke dokter jika hal ini terjadi. (IS)

 

 

Baca juga: Kapan Telinga Bayi Boleh Ditindik dan Bagaimana Melakukannya?

 

 

 

Referensi:

Dr Joan. Potbelly

Healthfully. Toddlers Fat Belly

Romper. Pot Belly