Sebagai orang tua, kita memang menjadi sosok pengajar sekaligus pendidik yang utama untuk si Kecil. Tapi jangan salah, di usianya yang masih dini sekalipun, ia sudah mengajarkan banyak hal kepada Mums dan Dads, lho. Mau tahu apa saja? Baca terus sampai habis, ya.

 

Anak-anak memang baru saja hadir ke dunia ini. Ia pun masih terus belajar dan bereksplorasi untuk mengenal dunia yang ia pijak. Itulah mengapa ia tak bisa berhenti bergerak, bertanya, dan mencoba banyak hal agar pengetahuan dan keterampilannya terus bertambah. Inilah yang membuat Mums dan Dads adalah segalanya dan paling tahu semuanya di mata si Kecil. Namun pernahkah Mums merenungi, bahwa juga banyak ilmu kehidupan yang diajarkan oleh si Kecil? Berikut adalah 13 pelajaran yang dapat kita pelajari:

 

1. Jangan menyerah setelah gagal

 

Anak-anak lebih sering mengalami kegagalan daripada keberhasilan. Ia sering jatuh, mengenakan pakaian terbalik, dan menumpahkan sesuatu. Namun, ia tidak malu dengan kegagalan itu dan ia tidak menyimpulkan bahwa ia tidak mampu. Sebaliknya, ia bangkit dan terus mencoba. 

 

 

2. Tak pernah berhenti belajar

 

Anak-anak terkenal sangat ingin tahu. Setiap perkataan dari mulutnya selalu diawali dengan kata tanya “apa”, “mengapa”, dan banyak lagi. Di dalam kepalanya, ia ingin belajar sebanyak mungkin. Di samping itu, ia tidak hanya melihat sesuatu, ia juga menjelajahi setiap sudut dengan semua indra untuk merasakan, mencium, mendengar, menyentuh, dan melihat segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. 

 

 

3. Menikmati momen

 

Salah satu keuntungan besar menjadi anak-anakberusia dua tahun adalah memiliki sedikit penyesalan tentang masa lalu dan bahkan lebih sedikit kekhawatiran tentang masa depan.

 

Di sisi lain, semakin bertambahnya usia, kita sebagai orang dewasa sering menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari dan mempraktikkan teknik mindfulness (kesadaran penuh), namun juga sering gagal melakukannya. Memang tak mudah untuk menjadi orang dewasa. Namun dari sekian puluh jam yang kita punya dalam satu hari, rasanya tak sulit lho, jika kita gunakan untuk menikmati momen yang ada dan mensyukuri bahwa telah berada di fase Mums saat ini.

 

4. Hanya makan saat lapar

 

Menyajikan makanan untuk batita terkadang menjadi sebuah momen yang bisa membuat frustrasi. Bagaimana tidak, anak-anak cenderung memilih makanan dan sering menolak makan apa pun. Tapi sisi baiknya, anak-anak hanya makan saat lapar. Ia mendengarkan tubuhnya untuk mengetahui kapan waktunya makan. Sungguh berbeda ya, dengan orang dewasa yang seringkali tergoda untuk mengunyah sesuatu karena sedang bosan, marah, ataupun hanya iseng.

 

 

Baca juga: Bukan karena Nakal, Ini Alasan Orang Tua Mudah Marah kepada Anak

 

 

 

 

5. Menjadi diri sendiri

 

Apakah rambutnya berantakan atau ia satu-satunya anak di sebuah ruangan, batita sering tidak peduli tentang bagaimana orang lain memandangnya. Anak-anak hanya ingin menjadi anak-anak, alias dirinya sendiri. Inilah yang membuat karakter seorang anak sangat terlihat jelas dan ia tidak malu untuk menunjukkannya.

 

 

6. Mintalah pertolongan jika membutuhkannya

 

Anak-anak adalah pribadi yang ingin independen sehingga ia sering berjuang untuk melawan keterbatasannya. Walau begitu, si Kecil tak segan untuk meminta bantuan, sekaligus mengakui tidak mampu melakukan sesuatu. Dan ketika ia dibantu, ia pun tak perlu gengsi untuk menunjukkan rasa terima kasihnya.

 

 

7. Menghargai hal-hal kecil dalam hidup

 

Anak-anak tidak peduli dengan hal-hal mewah dan mahal. Hal yang selalu membuatnya terkesan adalah hal-hal kecil dalam hidup, yang seringkali orang dewasa lewatkan, seperti hangatnya pelukan, keberadaan seseorang di sisi, atau nikmatnya aroma hujan. Inilah yang membuat anak-anak mudah dihibur oleh banyak hal yang berbeda. Dan ia sering menemukan kegembiraan besar dalam hidup yang paling sederhana.

 

 

Baca juga: Minta Maaf ke Anak Mudah, kepada Pasangan Kenapa Sulit?

 

 

8. Mengekspresikan perasaan

 

Salah satu ciri paling jelas dari anak-anak adalah tak ada yang bisa menghentikannya untuk menunjukkan perasaannya. Itulah mengapa, kita sebagai orang tua perlu menjadi sosok yang bisa menerima dan mengakui perasaannya, agar ia tumbuh menjadi pribadi dengan perasaan yang utuh. Berkaca dari kacamata kita sebagai orang dewasa, mengekspresikan perasaan tidak selalu menjadi tugas yang mudah, bahkan di saat kita tahu dan butuh untuk melakukannya. Maka, tak salah jika sesekali Mums mempelajari nilai murni ini dari si Kecil.

 

 

9. Mencintai sepenuh hati

 

Anak-anak tahu benar siapa yang ia cintai dan ia tidak takut disakiti oleh orang yang ia sayangi. Ia pun tidak menghitung perbuatan baik atau khawatir tentang siapa yang menunjukkan lebih banyak kasih sayang. Ia hanya mencintai dengan sepenuh hati. Berbeda pada dunia orang dewasa, konsep seperti ini mungkin terlihat menakutkan, karena kita sering menghitung untung dan rugi ketika mencintai dengan seluas-luasnya. Tak salah kok, jika ingin melakukannya. Tapi, jangan sampai lupa juga bahwa Mums punya begitu banyak cinta yang perlu dan bisa dibagi ke pasangan, keluarga, dan kerabat. 

 

 

10. Jujur

 

Anak-anak tidak ragu-ragu untuk menyampaikan pendapat jujurnya, bahkan ketika jawabannya bukan yang ingin didengar oleh Mums atau Dads. Ia melakukan itu bukan karena ingin menyinggung perasaan orang lain, namun murni karena ia tak punya tujuan lain, selain menyampaikan pendapatnya. Di sisi lain, kita sebagai orang dewasa punya banyak pertimbangan dan alasan ketika memutuskan untuk bersikap jujur atau tidak. Dan terkadang, membungkus kebohongan dengan alasan “menyembunyikan untuk kebaikan”. Jika si Kecil kita didik untuk menjadi pribadi yang jujur, mengapa itu tidak kita mulai dari diri sendiri? (IS)

 

 

Baca juga: Ini Pentingnya Waktu Makan Bersama Keluarga untuk Anak

 

 

Referensi:

Very Well. Lessons Toddler Can Teach

Trainers Library. Expressing Feelings