Waspada Mums, dalam dua bulan terakhir ini terjadi lonjakan kasus gagal ginjal akut yang misterius. Benarkah ada hubungannya dengan COVID-19? Berikut infonya.

 

Kembali, Penyakit Misterius Menyerang Anak-anak!

Masih ingat enggak Mums, di bulan Mei lalu sempat gempar diberitakan bahwa terjadi kasus hepatitis misterius pada anak? Pada saat itu, kasus awalnya ditemukan di Eropa dan beberapa negara lain, lalu akhirnya masuk ke Indonesia dan menelan korban sebanyak 3 anak. Penyebab hepatitis misterius pada anak tersebut, kini masih terus diselidiki. Namun, para ahli menduga bahwa penyebab yang paling mungkin dari hepatitis akut itu adalah penyebaran adenovirus melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

 

Belum selesai kasus tersebut, kini dunia kesehatan kembali dibuat resah dengan adanya lonjakan kasus gagal ginjal misterius yang tidak diketahui penyebabnya, atau Acute Kidney Injury (AKI). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat terjadi 131 kasus gangguan ginjal akut misterius yang secara kumulatif terjadi mulai dari Januari 2022, dan meningkat di bulan September. Berita ini disampaikan langsung oleh ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Antara, Selasa (11/9/2022)

 

Angka tersebut didapat setelah menerima laporan dari 14 IDAI cabang, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Riau, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Yang membuat resah, penderita AKI misterius ini kebanyakan adalah anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita), walaupun juga ada yang berusia delapan tahun. 

 

 

Baca juga: Aktivitas Otak Orang tidak Setia ternyata Berbeda, Jadi Penyebab Selingkuh!

 

 

 

 

Apa Penyebabnya?

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab AKI dan membuat ginjal anak tiba-tiba berhenti bekerja. Antara lain infeksi, gangguan aliran darah, pembedahan, serta paparan obat atau zat lain yang beracun bagi ginjal. 

 

AKI juga sering disebabkan oleh penurunan aliran darah dan/atau oksigen secara tiba-tiba ke ginjal anak. Gejala dapat muncul dalam hitungan jam hingga berhari-hari, seperti demam, ruam, diare berdarah, muntah parah, hingga pendarahan.

 

Namun, berbeda pada AKI misterius. Oleh IDAI, gangguan ginjal ini dikategorikan sebagai kasus yang tidak diketahui penyebabnya (unknown origin) karena berbagai alasan, antara lain:

  • Anak-anak tidak mengalami sakit perut.
  • Tidak ada sumbatan dalam saluran buang air kecil, namun ginjal tidak memproduksi urine.
  • Hamil laboratorium menunjukkan pasien mengalami peradangan di banyak organ, termasuk hati. 
  • Terjadi gangguan pada sistem darah, seperti masalah kekentalan darah hingga darah yang menggumpal.

 

Intinya, pada anak-anak yang menderita AKI misterius ini, tidak ditemukan penyebab yang biasanya timbul pada anak-anak yang mengalami AKI.

 

 

Baca juga: Kepergok Si Kecil Saat Bercinta? Ini yang Harus Orang Tua Lakukan

 

 

Sempat pula timbul beberapa dugaan terkait kasus ini, antara lain:

  • Awalnya diduga kasus AKI terkait dengan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) akibat COVID-19. Namun berdasarkan diskusi dan analisis, pada kasus yang ditemukan terdapat anak yang tidak positif COVID-19 sebelumnya.
  • AKI misterius disinyalir ada kaitannya dengan obat-obatan tertentu. Hal ini didasarkan karena terdapat temuan kasus gagal ginjal akut misterius di Gambia, Afrika Barat, setelah minum obat batuk mengandung paracetamol. Namun, Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, Eka Laksmi Hidayati, menegaskan kasus di AKI Indonesia tidak berkaitan dengan konsumsi obat-obatan.

 

Dengan begitu, sampai saat ini investigasi IDAI belum bisa menyimpulkan penyebab AKI misterius. Bersamaan dengan itu, para orang tua pun dihimbau untuk terus memantau kondisi anak dan menyarankan untuk segera ke rumah sakit jika menemui keadaan berikut:

  • Volume urine anak menurun atau tidak buang air kecil sama sekali. Urine anak dikatakan normal jika dikeluarkan sebanyak 10 cc/kg/jam. Misal berat anak 10 kg, maka pengeluaran urine dalam satu hari sekitar 240 cc atau satu botol air minum.
  • Anak mengalami batuk, pilek, muntah, dan tidak buang air kecil. (IS)

 

 

Baca juga: Minta Maaf ke Anak Mudah, kepada Pasangan Kenapa Sulit?

 

 

Referensi:

Boston Children’s Hospital. Acute Kidney Injury

Healthline. Peeing

CNN Indonesia. Gagal Ginjal Misterius