Setuju enggak, kalau dibilang tantangan terberat mengasuh anak adalah sabar dan menahan marah? Jika Mums pun setuju, yuk sama-sama telaah kembali, orang tua marah karena sikap anak atau harapan orang tua yang terlalu tinggi, sih?

 

Tahukah Mums, enggak mudah lho, menjadi seorang batita. Dia usia ini, si Kecil berada di tahap yang kompleks karena sedang terjadi perkembangan fisik, kognitif, emosional, sosial, dan interpersonal anak yang yang pesat sekaligus. Si Kecil menguasai kemampuan fisik yang memungkinkan ia untuk bergerak mandiri dan bereksplorasi. Ia pun punya rasa ingin tahu yang besar tentang dunia, namun membutuhkan keterikatan dan koneksi yang aman dengan orang tuanya untuk mendukung perkembangan psikologis dan emosionalnya. 

 

Semua dorongan itu, sayangnya tak bisa kita lihat dengan baik sebagai orang tua. Dan akhirnya, membuat orang tua frustrasi serta marah karena menganggap ia “enggak nurut”, ‘enggak bisa dibilangin”, sampai “nakal”. Padahal, sebenarnya ini yang terjadi, Mums:

 

 

  • Orang tua berharap anak-anak dapat melakukan sesuatu sebelum ia siap

 

Mengharapkan batita untuk tetap diam atau bisa membersihkan mainannya dengan sempurna, nyatanya adalah harapan yang tidak realistis. Pasalnya, semua yang diminta itu seperti meminta ia untuk berhenti bertingkah sesuai usianya. Akhirnya yang sering terjadi adalah orang tua menjadi kecewa dan anak akan gagal untuk memenuhi ekspektasi orang tuanya.

 

 

Baca juga: Jangan Dimarahi, Lakukan Ini Jika si Kecil Suka Membantah

 

 

 

 

 

  • Orang tua tidak memahami kebutuhan anak

 

Di saat si Kecil menjadi rewel di tempat umum, biasanya orang tua akan langsung memintanya untuk diam agar tidak membuat keributan. Namun, pernahkah Mums berpikir bahwa si Kecil melakukan itu mungkin karena kebutuhannya tidak terpenuhi? Sering sekali lho, anak yang "memberontak" mungkin karena sakit, lelah, lapar, kesakitan, atau berjuang dengan penyebab tersembunyi seperti alergi makanan. Namun sayangnya, kita tampaknya mengabaikan kemungkinan-kemungkinan ini.

 

 

  • Tidak mengizinkan anak-anak menjadi anak-anak

 

Berharap anak-anak dapat bertindak seperti orang dewasa daripada bertingkah seusianya, jelas sebuah kesalahan. Anak yang sehat akan sering bergerak, banyak bicara, ekspresif, dan tidak bisa fokus pada satu hal dalam waktu yang lama. Nah, pernahkah Mums marah kepada si Kecil karena melakukan semua itu? 

 

 

Baca juga: Trik Menghadapi Suami Pemarah

 

 

 

  • Orang tua terlalu terlalu menuntut

 

Secara lisan, mungkin kita bisa mengatakan bahwa tak mengharapkan apa pun selain agar si Kecil sehat dan bahagia. Namun pada kesehariannya, seringkali orang tua mengharapkan dan menuntut agar si Kecil memenuhi kebutuhan ayah dan ibunya. Misal, menghabiskan makanan karena sudah telanjur dimasak, atau patuh agar tidak membuat malu orang tua. Yang terjadi di sini adalah kita mengharapkan anak untuk merawat kebutuhan orang tuanya, daripada menerima peran kita sebagai orang tua untuk memenuhi kebutuhan anak. Kita justru terlalu sering hanya fokus pada kebutuhan dan frustrasi kita sendiri yang tidak terpenuhi, sehingga lupa bahwa si Kecil memiliki kebutuhannya sendiri.

 

 

  • Berharap anak tidak melakukan kesalahan

 

Anak-anak baru memiliki sedikit pengalaman dalam hidup, sehingga pastinya ia akan membuat kesalahan. Alih-alih memahami dan membantu anak, seorang tua sering menyalahkan anak seolah-olah ia harus bisa mempelajari semuanya dengan sempurna pertama kali. Ingat, berbuat salah adalah manusiawi; dan berbuat salah di masa kanak-kanak adalah hal yang tidak dapat dihindari. 

 

Namun sayang, kita bereaksi terhadap setiap kesalahan, pelanggaran aturan, atau perilaku buruk dengan terkejut dan kecewa. Padahal, tidak masuk akal lho, untuk berharap anak berperilaku sempurna setiap saat.




Tenang, tulisan di atas bukan untuk menyalahkan Mums dan Dads sebagai orang tua, kok. Namun, mari introspeksi diri agar kita tak terjerumus menjadi orang tua yang menyakiti si Kecil dengan kritik, kemarahan, keacuhan, atau bahkan kekerasan fisik. Yakin deh, ada banyak cinta di dalam diri Mums dan Dads. Yuk, mulai tunjukkan cinta dan kasih sayang itu kepada si Kecil agar ia tumbuh menjadi pribadi yang utuh. (IS)

 

Baca juga: Yuk, Lakukan Ini Sebelum Kelepasan Marah kepada Anak

 

 

Referensi:

Natural Child. Misunderstand Children

Hand in Hand Parenting. Losing Temper with Children