Libur Idulfitri atau Lebaran kemarin merupakan salah satu momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Tidak hanya bagi Geng Sehat yang merayakannya, melainkan juga hampir semua kalangan. Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, memiliki hari libur yang cukup panjang.

 

Momen libur panjang ini sering kali dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga, mengunjungi saudara dan kampung halaman, serta jalan-jalan ke berbagai kota dan negara. Keluarga saya sendiri selalu menggunakan momen libur Idulfitri untuk liburan bersama, karena sebagian besar dari mereka mendapatkan libur yang panjang. Mereka merupakan pegawai swasta di perusahaan tertentu, sehingga mendapatkan cuti bersama dan tanggal merah.


Bagaimana dengan para dokter?

Sayangnya, saya tidak ikut merayakan momen liburan ini dalam beberapa tahun terakhir. Dimulai dari saat masih dalam pendidikan koas, saya selalu bertugas untuk jaga malam selama libur Lebaran. Apalagi saat sudah bekerja, biasanya selama hari raya tertentu, kami akan bergantian jaga di rumah sakit untuk menggantikan teman-teman yang merayakan.

Baca juga: Inilah Fakta Seputar BPJS Kesehatan yang Belum Kamu Ketahui!

 

Pada saat merayakan hari besar, saya juga akan diberikan kesempatan untuk libur, sedangkan teman-teman beragama lain akan ditugaskan untuk dinas di rumah sakit. Jadi memang saat-saat libur panjang ini, kami tidak memiliki libur yang dinantikan semua orang. Hal ini memang menjadi salah satu kekurangan dari bekerja sebagai tenaga medis, yaitu tidak ada tanggal merah.

 

Terus, kapan liburnya?

Biasanya, kami akan mendapatkan libur setelah bekerja selama hari libur. Jadi, kami akan libur di saat orang lain tidak libur, begitupun sebaliknya. Hal ini kadang menjadi kesulitan bagi saya untuk pergi dengan teman-teman yang beberapa bekerja kantoran. Lain halnya dengan dokter spesialis, beberapa dari mereka memiliki hak untuk cuti. Namun tentu saja tidak semuanya, dan tetap ada pengganti dari dokter tersebut.

 

Begitu juga dengan perawat, asisten perawat, staf laboratorium, dan sebagainya. Bekerja dalam bentuk shift memberikan kerugian, yaitu jam kerja kami tidak tergantung dengan tanggal merah. Walaupun cuti bersama merupakan sesuatu yang resmi di Indonesia, kami hanya berpatokan pada satu jadwal, yaitu jadwal kerja yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit. Jadwal ini tergantung pada kewenangan pihak rumah sakit.

Baca juga: Bagaimana Fasilitas Kesehatan Ibu Kota Jakarta di Usia 490 Tahun?

 

Memang jika diperhatikan, kerugian ini merupakan salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh pekerja medis. Melewatkan momen penting bersama keluarga, seperti hari raya, pernikahan anggota keluarga, dan kelulusan saudara, sudah menjadi pengalaman yang biasa. Tidak semua rumah sakit memiliki jadwal serta jam kerja yang fleksibel.

 

Namun di balik jam kerja seperti ini, ada juga kok keuntungan yang bisa kami dapatkan! Libur di hari selain Minggu memberikan keuntungan berupa sepinya berbagai pusat perbelanjaan, yang tidak ramai selayaknya di akhir pekan. Selain itu, jika memiliki hari libur yang cukup banyak, biasanya masa-masa itu adalah saat low season, sehingga biaya akomodasi lebih terjangkau untuk liburan.

 

Bekerja di bidang medis memang tidak pernah memiliki pintu yang tertutup. Hari besar ataupun jam istirahat bukan menjadi penghalang untuk bekerja. Merekalah yang merawat pasien, melaporkan keadaan pasien kepada dokter spesialis yang terkait, dan sebagainya. Untuk para pekerja medis di Indonesia, tetap semangat! You are doing great!

Baca juga: Meningkatkan Pengetahuan Dokter-dokter Umum Indonesia