Pernah mendengar istilah ‘hangry’? Kondisi di mana orang cenderung gampang marah saat sedang lapar? Ini fakta yang menunjukkan bahwa mood berhubungan dengan sistem metabolisme. Diabetes merupakan penyakit metabolisme. Lalu, apakah mood swings gejala diabetes?

 

Gula darah turun bisa menyebabkan rasa tidak nyaman, cemas, dan mood atau suasana hati tidak stabil. Selain itu, ada pula penelitian yang menunjukkan bahwa diabetes menyebabkan seseorang dua kali lipat berisiko mengalami depresi. Berikut penjelasan lengkapnya!

 

Baca juga: Hati-hati, Penglihatan Kabur Bisa Jadi Tanda Diabetes
 

Apa itu Mood Swings?

Mood swing terjadi ketika seseorang mengalami gangguan suasana hati naik turun. Perubahan mood terjadi cepat,  dari suasana hati yang baik tiba-tiba bisa turun dan uring-uringan atau sebaliknya. Mood swings bisa berlangsung sebentar atau bertahan hingga berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.

 

Ada banyak faktir yang bisa menyebabkan mood swings atau perubahan suasana hati, termasuk:

  • Perubahan fisik atau perubahan sosial
  • Stres
  • Perubahan hormonal
  • Faktor lingkungan
  • Kondisi medis 

 

Perubahan mood  sebenarnya normal. Semua orang pasti pernah mengalaminya. Namun, kalau merasa perubahan mood menjadi semakin parah dan sering terjadi, maka sebaiknya konsultasikan ke dokter.

 

Baca juga: Jika Pria Disfungsi Ereksi, Apa Saja Masalah Seks Wanita dengan Diabetes?
 

Apakah Mood Swings Tanda Diabetes?

Mood swings bisa menjadi pertanda adanya ketidakseimbangan antara pikiran dan kondisi fisik tubuh. Meskipun mood swings tidak selalu termasuk ke dalam salah satu gejala diabetes, beberapa gejala mental dan emosional pada penderita diabetes dapat memicu perubahan mood, seperti:

  • Gelisah
  • Cemas
  • Sensitif
  • Kelelahan
  • Kebingungan

 

Perawatan diabetes bisa menguras emosi pada beberapa orang, sehingga meningkatkan risiko depresi, mood negatif, dan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan. 

 

Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Makan Tahu, Bikin Gula Darah Naik Enggak Ya?
 

Perubahan Gaya Hidup yang Menyebabkan Stres

Stres bisa menjadi pemicu utama mood swings. Baik itu stres kronik atau stres akibat perubahan gaya hidup, ketidakstabilan suasana hati bisa terjadi setelah seseorang mengalami:

  • Kehilangan pekerjaan
  • Berpisah dengan pasangan
  • Pindah ke tempat baru
  • Mengalami kesulitan finansial
  • Kematian orang terdekat

 

Perubahan Hormonal

Perubahan hormonal dan gangguan endokrin yang memengaruhi kadar hormon juga bisa menyebabkan mood swings. Perubahan mood akibat hormon biasanya lebih umum terjadi pada masa-masa tertentu kehidupan, seperti masa pubertas, masa remaja, masa kehamilan, dan menopause.

 

Hormon reproduksi bukan satu-satunya pemicu perubahan mood. Beragam hormon di dalam tubuh meregulasi proses-proses yang berbeda, seperti keseimbangan cairan dan elektrolit, metabolisme, tekanan darah, dan tidur.

 

Sebagai contoh, ketidakseimbangan pada hormon tiroid bisa menyebabkan depresi atau sifat sensitif yang akhirnya memicu mood swings atau ketidakstabilan mood.

 

Penyakit Fisik atau Mental

Penyakit kronis (baik fisik maupun mental) juga bisa menyebabkan mood swings. Orang dengan gangguan bipolar dan depresi juga kerap mengalami gangguan mood yang bisa menyebabkan ketidakstabilan emosi.

 

Penyakit fisik juga memicu mood swings, khususnya jika penyakitnya memengaruhi hormon, fungsi tubuh, dan kualitas hidup. Diabetes juga salah satu penyakit yang bisa memengaruhi mood akibat perubahan gaya hidup yang mungkin cukup ekstrem, untuk mengenalikan gula darah. Misalnya, harus diet ketat, harus rutin memantau kadar gula darah, dan rutin cek kesehatan agar terhindari dari komplikasi. Semua ini tentu saja dibutuhkan kesiapan mental dan fisik. JIka gagal, maka risiko mengalami gangguan emosi bahkan depresi pun meningkat. 

 

 

Sumber:

Very Well Family. Can Mood Swings Be a Symptom of Diabetes?. September 2020.
American Diabetes Association. Hypoglycemia.
University of Michigan School of Public Health. Is your mood disorder a symptom of unstable diabetes?
Schweizer-Schubert S, Gordon JL, Eisenlohr-Moul TA, et al. Steroid hormone sensitivity in reproductive mood disorders: on the role of the gabaa receptor complex and stress during hormonal transitionsFront Med. 2021;0. doi:10.3389/fmed.2020.479646.