Baru-baru ini, saya mengalami penyakit mata yang bernama kerato konjungtivitis. Pada kondisi ini, gejala yang saya alami adalah keluarnya kotoran mata berwarna kuning kehijauan, berair, serta pandangan menjadi agak kabur.

 

Setelah saya memeriksakan diri ke dokter mata dan didiagnosis kerato konjungtivitis, saya mendapatkan terapi antibiotik dalam bentuk obat tetes mata. Dengan penggunaan obat yang teratur, syukurlah dalam beberapa hari gejala yang saya alami mereda, hingga akhirnya sembuh dengan baik.

 

Pernahkah Geng Sehat mengalami sakit di daerah mata dan membutuhkan terapi obat mata? Jika iya, saya rasa Geng Sehat pasti setuju jika penggunaan obat mata membutuhkan trik-trik khusus, agar obat bisa masuk dengan baik.

 

Pasalnya, tak jarang obat susah masuk ke dalam mata. Manusia memang memiliki refleks berkedip saat ada benda asing, seperti ujung wadah obat mata, berada di dekat mata. Padahal, kesembuhan penyakit mata tergantung dari bagaimana obat dapat mencapai sasaran kerjanya. Nah, agar obat dapat bekerja dengan maksimal untuk menyembuhkan penyakit, yuk simak tentang cara penggunaan obat mata yang baik dan tepat!

 

Penggunaan tergantung bentuk sediaan

Ada dua jenis sediaan obat untuk mata, yakni dalam bentuk tetes dan salep. Obat mata dalam bentuk tetes memberi keunggulan lebih nyaman digunakan. Namun obat jenis ini tidak dapat bertahan terlalu lama, karena mudah terbasuh oleh air mata.

Baca juga: Hati-Hati, 10 Penyakit Ini Bisa Menyerang Mata Kamu!

 

Di sisi lain, obat mata dalam bentuk salep dengan teksturnya yang lebih solid memungkinkan obat bertahan cukup lama di mata. Jadi, kontak antara obat dengan mata juga dapat terjadi lebih lama. Namun, kekurangannya adalah bahan pembawa yang digunakan terkadang membuat kelopak mata atas dan bawah saling menempel dan sulit dibuka.

 

Cuci tangan sebelum dan sesudah penggunaan

Tahukah Kamu bahwa semua obat untuk penggunaan di area mata adalah obat yang steril? Ya, karena bersinggungan langsung dengan mukosa tubuh, semua sediaan obat untuk mata wajib dibuat secara steril.

 

Steril berarti ada batasan jumlah dan ukuran partikel, serta mikroba, agar tidak berbahaya bagi organ mata. Untuk menjaga kesterilan obat mata, maka Kamu wajib mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat mata!

 

Jaga agar ujung wadah tidak menyentuh mata

Masih dikarenakan sifat obat mata yang steril, maka usahakan agar ujung obat tetes mata ataupun salep mata tidak menyentuh bagian-bagian mata. Dikhawatirkan jika ujung kemasan obat berinteraksi dengan benda lain, dapat terjadi kontaminasi yang memengaruhi kesterilan obat.

Baca juga: Kapan Bayi Bisa Melihat Sekitarnya dengan Jelas?

 

Buat ‘kantong’ untuk memasukkan obat mata

Banyak di antara pasien yang saya jumpai meneteskan obat tetes mata ke bagian tengah bola mata mereka. Hal ini kurang tepat dilakukan. Sebab jika diteteskan di bola mata yang notabene berbentuk cembung, cairan obat akan langsung mengalir keluar tanpa sempat mengalami penyerapan.

 

Cara yang tepat untuk menggunakan obat mata, baik dalam bentuk cairan tetes mata maupun salep mata, adalah dengan membuat ‘kantong’ di kelopak mata bawah. Caranya, Geng Sehat memposisikan kepala sedikit mendongak ke atas, tarik sedikit kelopak mata bagian bawah, kemudian teteskan atau oleskan obat mata yang hendak digunakan di ‘kantong’ tersebut. Setelah itu, tutup mata selama beberapa detik agar obat tidak keluar. Hal ini membantu agar obat dapat tertampung dengan lebih baik dan lebih lama berada di dalam mata.

 

Beri jeda antara satu obat dengan obat berikutnya

Tidak jarang dokter meresepkan dua hingga tiga obat mata yang berbeda. Jika Geng Sehat mendapatkan terapi demikian, jangan lupa untuk memberi jeda dari penggunaan obat pertama ke obat berikutnya. Jeda yang diperlukan kurang lebih 5-10 menit. Hal ini dilakukan agar obat pertama dapat terserap sebelum obat kedua digunakan.

 

Jika Kamu harus menggunakan obat tetes mata atau salep mata secara berbarengan, gunakanlah dahulu obat dalam bentuk tetes. Beberapa saat kemudian, barulah gunakan obat dalam bentuk salep mata. Sebab jika salep mata dipakai terlebih dahulu, dikhawatirkan salep akan menghalangi masuknya obat dalam bentuk tetes.

 

 

Simpan obat sesuai ketentuan

Beberapa obat tetes mata diharuskan oleh pabrik pembuatnya untuk disimpan dalam suhu 2°C sampai 4°C, alias di dalam kulkas. Contohnya, obat tetes mata berisi antibiotik kloramfenikol dan obat tetes mata berisi latanoprost yang digunakan dalam terapi glaukoma.

 

Pastikan Kamu menyimpan obat-obatan ini dengan benar sesuai petunjuk penyimpanannya, agar tetap berada dalam kondisi yang layak pakai. Enggak mau dong obat menurun kualitasnya atau menjadi tidak steril, hanya karena penyimpanannya yang tidak tepat?

 

Buang obat yang sudah kedaluwarsa atau lewat masa guna

Setiap obat mata pasti memiliki tanggal kedaluwarsa yang tercantum dalam kemasan obat. Pastikan obat yang Kamu gunakan tidak melebihi tanggal kedaluwarsanya, ya! Selain tanggal kedaluwarsa, obat mata juga memiliki waktu guna tertentu, yakni waktu obat dapat digunakan setelah pertama kali dibuka.

Baca juga: 6 Cara Menjaga Kesehatan Mata

 

Beberapa obat mata, baik tetes maupun salep, hanya bertahan satu bulan sejak tanggal pertama dibuka. Obat tetes mata juga banyak tersedia dalam bentuk minidose. Saat satu minidose dibuka, maka hanya dapat digunakan selama 3 hari ya, Gengs! Jika sudah melebihi waktu tersebut, sebaiknya obat tidak digunakan lagi, karena kesterilan dan stabilitasnya sudah menurun.

 

Nah, itulah dia beberapa hal yang wajib Kamu perhatikan saat menggunakan obat mata, baik dalam bentuk cairan maupun salep. Ingat, obat mata dibuat secara steril agar tidak ada partikel atau mikroba berbahaya yang masuk ke mata. Oleh karena itu, kesterilannya harus dijaga dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah penggunaan, penyimpanan yang benar, dan penggunaan sesuai rentang waktu gunanya. Salam sehat!