Apakah Kamu pernah mendengar tentang glaukoma? Jika belum, maka Kamu perlu waspada dengan penyakit yang satu ini, Gengs! Glaukoma merupakan salah satu masalah mata yang cukup serius, namun sering kali terlupakan karena ketidaktahuan masyarakat awam. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua di dunia dan di Indonesia, setelah katarak.

 

Menurut dr. Damara Andalia, SpM., Head of Eye Check RS Mata JEC, Jakarta, tekanan cairan pada bola mata seseorang adalah di bawah 21. Namun jika mengalami glaukoma, tekanan cairan dalam bola mata menjadi terlalu tinggi, sehingga berakibat merusak serabut saraf mata yang membawa sinyal penglihatan dari mata ke otak.

 

Glaukoma, tambah dr. Emma Rusmayani, SpM., Dokter Spesialis Glaukoma RS Mata JEC, Jakarta, sering juga disebut sebagai pencuri penglihatan, sebab kehadirannya tidak menunjukkan tanda-tanda apapun. Kebutaannya pun bersifat irreversible atau tidak dapat diubah kembali. “Maksudnya, jika seseorang sudah mengalami glaukoma, meski sudah dilakukan berbagai cara, baik operasi, laser, dan prosedur lain, tidak akan mengembalikan mata ke dalam kondisi yang sempurna,” ungkapnya.

 

Seolah Melihat dari Lubang Kunci

Tekanan pada bola mata terjadi karena cairan yang disebut akuos humor. Cairan tersebut diproduksi oleh organ di dalam mata yang disebut badan siliar dan keluar dari dalam bola mata melalui jaringan-jaringan pada bilik mata depan (anyaman trabekulum). Gangguan sistem pembentukan dan pengeluaran cairan akuos humor inilah yang menyebabkan tekanan pada bola mata menjadi tinggi.

 

Glaukoma membuat luas pandang mata menjadi sempit, sehingga penderitanya seolah-olah melihat dari lubang kunci. Dokter Damara mengungkapkan, penderita glaukoma juga akan merasa silau, pegal di area mata jika tekanan pada mata sudah tinggi, pusing, penglihatan buram, dan mata merah. Glaukoma umumnya menyerang kedua mata, dengan tingkat keparahan berbeda-beda.

 

Orang-orang Ini Berisiko Glaukoma!

Seperti disebutkan sebelumnya, glaukoma tidak menunjukkan keluhan-keluhan. Ketika diperiksa, ujar dr. Damara, daya penglihatan penderitanya bisa saja masih 100 persen. Namun ketika diperiksa secara seksama oleh dokter mata, ternyata saraf di dalam mata sudah hancur. Ketika terdapat keluhan, berarti tekanan pada bola mata sudah sangat tinggi dan kondisi saraf mata sudah hancur.

Terdapat beberapa faktor risiko glaukoma, yaitu:

1. Memiliki riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma.

2. Berusia di atas 40 tahun.

3. Memiliki tekanan bola mata yang tinggi.

4. Menderita myopia (mata minus atau rabun jauh) dan hipermetropia (mata plus atau rabun jauh) yang tinggi.

5. Menggunakan steroid secara terus-menerus (obat tetes mata, obat inhaler asma, dan obat radang sendi).

6. Pernah mengalami trauma pada mata.

7. Memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus, hipertensi, TBC, dan migren.

8. Mengalami penyakit infeksi, misalnya toksoplasma.

Jika Kamu memiliki faktor-faktor risiko tersebut, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma, segera lakukan pemeriksaan ke dokter mata untuk mengecek apakah Kamu mengalami glaukoma atau tidak. Pasalnya, orang-orang dengan riwayat keluarga mengalami glaukoma meningkatkan kesempatan untuk mengalami glaukoma pula sebesar 20-30 persen.