"Gondok: Pembengkakan di leher akibat kelenjar tiroid yang membesar. Gondok disebut juga sebagai penyakit kelenjar tiroid."

-Wikipedia-

 

Pada tulisan kali ini, saya ingin memaparkan kepada Geng Sehat terkait dengan penyakit gondok. Di Indonesia sendiri, gondok termasuk penyakit yang paling banyak dialami. Bahkan tercatat pada tahun 2013, riset dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat gangguan tiroid tertinggi di Asia Tenggara. Ada lebih dari 1,7 juta masyarakat Indonesia yang mengalami penyakit tersebut.

 

Dilansir dari pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jenis penyakit atau gangguan tiroid sendiri terbagi menjadi dua kelompok, yakni menurut bentuk dan kelainan fungsi. Adapun kelainan karena bentuk terbagi menjadi dua, yaitu:

  1. Difus: Pembesaran kelenjar yang merata, yakni pada bagian kanan dan kiri kelenjar sama-sama membesar.
  2. Nodul: Terdapat benjolan layaknya bola, baik tunggal maupun banyak. Nodul juga dapat berupa tumor yang jinak atau ganas.
Baca juga: 8 Gejala yang Menandakan Kamu Mengalami Masalah Tiroid

 

Sedangkan berdasarkan pada kelainan fungsi terbagi menjadi tiga, yaitu:

  1. Hipertiroid: Kumpulan manifestasi klinis akibat kelebihan hormon tiroid, sering kali disebut tirotoksikosis.
  1. Hipotiroid: Kumpulan manifestasi klinis akibat berkurangnya atau berhentinya produksi hormon tiroid.
  1. Eutiroid: Tiroid berbentuk tidak normal, tetapi masih berfungsi dengan normal. 

 

Penyakit gondok sering kali ditanggapi oleh masyarakat dengan cara yang keliru. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi terkait literasi penyakit ini di dalam masyarakat. Dalam tulisan yang berjudul UK Guidelines for the Use of Thyroid Function Tests, British Thyroid Association mengemukakan bahwa penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi kelenjar tiroid ini sering kali tidak terdeteksi.

 

Hal ini dikarenakan gejala yang timbul kerap disalahartikan sebagai gejala penyakit lain, bahkan tidak jarang diabaikan sama sekali. Adapun survei yang dilakukan oleh IMS Health antara bulan Januari dan Maret 2015 lalu menyatakan bahwa dari 1.720 orang yang menjadi responden, penderita gondok yang sadar akan gangguan kesehatan mereka, tidak lebih dari 1 persen yang menjalani pengobatan. Dan ini pun belum termasuk yang belum terdiagnosis.

Baca juga: Hipertiroid Bukan Penyakit Menular namun Bisa Mengancam Jiwa

 

Perlu kita ketahui, dalam situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (yankes.kemkes.go.id), pada tahun 2017, dipaparkan bahwa dari tahun ke tahun, jumlah penderita penyakit ini terus mengalami peningkatan. Di samping itu, ternyata ada hal yang harus diwaspadai apabila penyakit ini dialami oleh pria.

 

Sebagaimana disampaikan oleh dr. Erwin Affandi Sp.KN., meskipun jumlah penderita gondok mayoritas adalah wanita, apabila dialami oleh pria maka kemungkinan ini merupakan jenis gondok nodul ganas atau kanker tiroid. Dan disebutkan pula, 12 persen orang dewasa di dunia menderita kelainan ini.

 

Ada banyak penyebab seseorang mengalami gondok, mulai dari kekurangan yodium, adanya penyakit graves, penyakit hashimoto tiroiditis, gondok multinodular, solitary tiroid nodul, peradangan, dan kanker tiroid. Dari berbagai penyebab di atas, mungkin yang paling umum diketahui hanyalah akibat kekurangan yodium.

Baca juga: Ini Efeknya Jika Kamu Gemar Mengonsumsi Makanan yang Asin!

 

 

Padahal, faktor ini sebagian besar terjadi pada negara atau wilayah terbelakang saja. Itu pun terjadi pada tahun-tahun yang silam, karena sebagian besar negara, baik yang telah maju maupun berkembang, telah menggunakan garam beryodium untuk dicampurkan dalam masakan. Maka dari itu, perlu kiranya kita memahami bahwa berbagai penyebab gondok di atas tidak hanya karena kekurangan garam beryodium.