Tes fungsi tiroid dilakukan untuk mengukur atau mengetahui seberapa baik kerja dari kelenjar tiroid. Tes fungsi tiroid ini pun dapat dilakukan dengan tes darah hingga pemeriksaan dengan bantuan ultrasound. Lantas, bagaimana prosedur pemeriksaan tes fungsi tiroid dilakukan? Yuk, ketahui lebih jauh!

 

Prosedur Pemeriksaan Tes Fungsi Tiroid

Tiroid adalah kelenjar kecil yang terletak di bagian bawah depan leher yang membantu metabolisme, membangkitkan energi, dan suasana hati. Tes fungsi tiroid adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik fungsi dari kelenjar tiroid. Tes fungsi tiroid meliputi T3, T3RU, T4, dan TSH. 

 

Tiroid menghasilkan dua hormon utama, yaitu triiodothyronine (T3) dan thyroxine (T4). Jika kelenjar tiroid tidak cukup memproduksi hormon tersebut, Kamu bisa saja mengalami gejala, seperti berat badan yang naik, kekurangan energi, hingga depresi. Nah, kondisi inilah yang disebut dengan hipotiroidisme. 

 

Namun, saat kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon, Kamu bisa mengalami penurunan berat badan, merasa lebih gelisah, hingga tremor. Kondisi inilah yang disebut dengan hipertiroidisme. Pada umumnya, dokter yang ingin mengetahui kadar hormon tiroid akan meminta Kamu menjalani tes T4 atau bahkan thyroid-stimulation hormone (TSH). 

 

Baca juga: 8 Gejala yang Menandakan Kamu Mengalami Masalah Tiroid



Sebelum pengambilan sampel darah yang diperlukan untuk tes fungsi tiroid, sebaiknya Kamu memberi tahu dokter mengenai obat apa yang sedang dikonsumsi. Beri tahu juga kondisi Kamu jika tengah mengandung atau hamil. Hal ini karena kehamilan dan obat-obatan tertentu dapat memengaruhi hasil tes.

 

Pengambilan darah atau dikenal juga dengan venipuncture adalah prosedur yang umum dilakukan di laboratorium. Kamu akan diminta untuk duduk di kursi yang nyaman atau bisa juga berbaring di dipan atau kasur. Jika mengenakan baju berlengan panjang, Kamu akan diminta untuk menyisingkan salah satu lengan baju. 

 

Setelah itu, petugas medis akan mencari vena yang sesuai dan memasukkan jarum di bawah kulit dan ke dalam vena. Pada saat seperti ini, Kamu mungkin akan merasakan tusukan tajam saat jarum menusuk kulit. Petugas medis akan mengambil darah sesuai yang dibutuhkan dan mengirimkan darah itu ke laboratorium untuk dianalisis. 

 

Nah, jika jumlah darah yang dibutuhkan untuk tes sudah sesuai, petugas medis akan menarik jarum suntik, menekan serta menempatkan perban kecil di atas luka tusukan jarum suntik sampai pendarahan berhenti. Setelah itu, Kamu pun dapat segera kembali beraktivitas seperti biasanya. 

 

Baca juga: Hati-hati, Gangguan Tiroid Dapat Menyebabkan Gangguan Jiwa!

 

 

Memahami Hasil Tes Fungsi Tiroid

Tes T4 dan TSH adalah dua tes fungsi tiroid yang paling umum dan biasanya dilakukan bersamaan. Tes T4 dikenal juga dengan tes tiroksin. Tingkat T4 yang tinggi menunjukkan bahwa tiroid terlalu aktif (hipertiroidisme). Gejalanya meliputi rasa cemas, berat badan turun, tremor, hingga diare. 

 

Sedangkan, tes TSH dilakukan untuk mengukur tingkat hormon perangsang tiroid dalam darah. TSH yang normal berada antara 0,4 dan 4,0 miliinternational unit hormon per liter darah (mIU/L). Jika Kamu menunjukkan gejala hipotiroidisme dan TSH di atas 2,0 mIU/L, maka Kamu berisiko terhadap hipotiroidisme. 

 

Gejala hipotiroidisme ini meliputi kenaikan berat badan, kelelahan, depresi, rambut mudah rontok, hingga kuku yang rapuh. Dokter bisa saja menyarankan untuk melakukan tes fungsi tiroid setidaknya setiap tahun. Dokter juga akan memutuskan pemberian obat-obatan tertentu, seperti levothyroxine untuk meringankan gejala. 

 

Baik tes T4 maupun TSH secara rutin dilakukan pada bayi baru lahir. Hal ini untuk mengidentifikasi atau mengetahui fungsi kelenjar tiroid yang tergolong rendah. Jika tidak ditangani maka akan membuat hipotiroidisme bawaan yang dapat menyebabkan cacat perkembangan. 

 

Baca juga: Gengs, Ketahui 7 Fakta Seputar Tiroid!



Tes T3 dilakukan untuk memeriksa kadar hormon triiodothyronine dan biasanya dilakukan jika tes T4 dan TSH mengarah ke hipertiroidisme. Tes T3 ini dilakukan jika Kamu menunjukkan gejala kelanjar tiroid yang terlalu aktif. Kisaran normal untuk T3 ialah 100-200 nanogram hormon per desiliter (ng/dL). 

 

Kadar yang tinggi akan mengindikasikan ke penyakit Grave yang merupakan gangguan autoimun terkait dengan hipertiroidisme. Selain itu, ada juga tes T3 Resin Uptake Results (T3RU). Tes ini untuk mengukur kapasitas pengikatan hormon yang disebut thyroxin-binding globulin (TBG). 

 

Jika kadar T3 tinggi, maka kapasitas pengikatan TBG harus rendah. Kadar TBG yang rendah dan abnormal sering menunjukkan masalah dengan ginjal atau tubuh tidak mendapatkan cukup protein. Tingginya kadar TBG yang abnormal menunjukkan tingginya kadar estrogen dalam tubuh.

Jika tes darah menunjukkan bahwa kelenjar tiroid terlalu aktif atau kurang aktif, dokter akan menyarankan untuk melakukan tes lainnya. Oleh karena itu, jika Kamu mengalami gejala tertentu, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat diagnosis dan penanganan yang tepat. 

 

Baca juga: Gangguan Tiroid pada Anak Bisa Sebabkan Retardasi

 

 





 

Referensi: 

Walker HK, Hall WD & Hurst, JW. 1990. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. Boston: Butterworths. 

Johns Hopkins Medicine. Thyroid Funtion Tests

Healthline. 2018. Thyroid Function Tests.