Hingga 2020, sekitar 35 juta orang di Indonesia mengalami gangguan penglihatan. Dari jumlah tersebut, 3,7 juta orang menderita kebutaan, termasuk akibat kelainan kornea.

 

Data WHO menyebut kelainan kornea sebagai penyebab kebutaan terbesar keempat di dunia; setelah katarak, glaukoma, dan degenerasi makula. Di Indonesia sendiri, menurut Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), diperkirakan 1 per 1.000 orang penduduk Indonesia menderita kebutaan akibat kelainan kornea. Dengan kata lain, sebanyak 270 ribu dari 270 juta jiwa masyarakat Indonesia mengalami kebutaan karena hilangnya transparansi yang merupakan sifat dasar dari kornea.

 

Kebutaan karena kerusakan kornea masih bisa dipulihkan, salah satunya dengan donor kornea. Sayangnya saat ini tidak banyak masyarakat yang menjadi donor mata. Tak ayal kebutuhan kornea donor di Indonesia masih tinggi.

 

Jumlah penderita kebutaan kornea di Indonesia tidak sebanding dengan jaringan kornea yang tersedia. Sangat disayangkan kita masih harus bergantung kepada negara lain untuk penyediaan kornea yang dibutuhkan untuk cangkok. Walaupun target 100 jaringan kornea lokal telah tercapai pada 2019 lalu, tetapi jumlah tersebut belum bisa menyelesaikan angka kebutaan kornea yang tinggi di Indonesia,” jelas Dr. Sharita Siregar, SpM(K), Kepala/Direktur Medis Lions Eye Bank Jakarta dalam webinar memperingati Hari Penglihatan Sedunia, 13 Oktober 2021.

 

Baca juga: Kenali 3 Penyebab Kebutaan Utama di Indonesia


Apa itu Kornea?

Dikutip dari laman Jakarta Eye Center/Lions Eye Bank Jakarta, kornea merupakan bagian terdepan dari bola mata dan bersifat transparan sehingga dapat menghantar cahaya untuk kemudian diproses di otak. Saat kejernihan kornea terganggu karena penyakit bawaan ataupun penyakit didapat (infeksi, trauma), maka pasien akan mengeluhkan gangguan penglihatan dan umumnya mengeluh silau/sensitif terhadap cahaya.

 

Jika hal ini terjadi, transplantasi kornea merupakan salah satu pilihan terapi dalam rangka rehabilitasi penglihatan. Tingkat keberhasilan transplantasi kornea saat ini sekitar 90% dikarenakan perkembangan teknologi di bidang kornea, di mana sebelumnya seluruh lapisan kornea diganti dengan jaringan kornea baru. Saat ini, hanya bagian kornea yang terkena saja yang akan diganti dan menurunkan kemungkinan kornea tersebut mengalami penolakan/rejection.

 

Prosedur Donor Kornea

Geng Sehat, jika Kamu berniat mendonorkan kornea, akan banyak orang dengan gangguan penglihatan bisa dibantu, karena 1 kornea dapat menolong pemulihan penglihatan 2 hingga 8 pasien, tergantung dari jumlah lapisan yang dibutuhkan untuk perbaikan penglihatan.

 

Kamu juga tidak perlu ragu karena semua agama mendukung tindakan donor kornea. Penampilan fisik dan latar belakang pendonor juga tidak dipermasalahkan. Namun, pastikan sebelum dipergunakan dalam transplantasi kornea, jaringan kornea kamu sehat dan tidak terinfeksi (Hepatitis, HIV, Covid, Sifilis, herpes dll).

 

Pengambilan jaringan kornea masih dapat dilakukan hingga 24 jam sejak jam kematian calon donor. Tidak perlu khawatir karena tidak ada biaya untuk pengambilan kornea. Yang harus membayar adalah penerima kornea donor sebagai biaya operasional bank mata dalam rangka menghasilkan jaringan kornea dengan kualitas tinggi sesuai standarisasi internasional yang telah diterapkan oleh Eye Bank Association of America/EBAA.

 

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, baik nama donor dan penerima donor akan dirahasiakan, kecuali telah ada pernyataan tertulis dari keluarga calon donor bahwa keluarga telah setuju identitasnya diungkap.

 

Baca juga: Mengenal Prosedur Keratoplasty untuk Mengganti Kornea Mata

 

Ke Mana Jika Ingin Menjadi Donor Mata?

Ada kabar gembira nih Geng, guna mempermudah masyarakat untuk mendonorkan mata dan menjamin kebutuhan kornea donor di Indonesia, Lions Eye Bank Jakarta (LEBJ) resmi membuka layanan Eye Donation Center (EDC) di 12 cabang JEC yang tersebar di 9 kota dan 6 provinsi hari ini.

 

Partisipasi aktif masyarakat luas menjadi kunci. Karenanya, dengan kehadiran jaringan 12 titik EDC yang tersebar di 9 kota dan 6 provinsi, kami berharap masyarakat Indonesia semakin mudah menjangkau layanan LEBJ untuk mendonorkan mata mereka. Dengan semakin banyak donor kornea yang terfasilitasi, maka semakin cepat pula penanganan para pasien yang membutuhkan tindakan transplantasi kornea. Lebih jauh, semoga jaringan EDC dari LEBJ bersama JEC ini dapat berkontribusi menekan tingkat kebutaan di Indonesia,” tegas Dr. Sharita.

 

Setiap EDC terafiliasi dengan bank mata induknya, yaitu LEBJ sehingga menerapkan standardisasi pengambilan, pengelolaan serta distribusi jaringan kornea yang berkualitas. Teknisi LEBJ yang telah tersertifikasi akan memastikan pengambilan kornea, serta proses transportasi kornea donor secara aman menuju rumah sakit mata yang membutuhkan.

 

Selama 4 tahun terakhir, LEBJ sebagai institusi bank mata terkemuka telah memiliki 6.733 calon donor kornea dan melakukan 345 operasi transplantasi pada pasien kebutaan kornea. Saat ini, daftar tunggu pasien yang menanti ketersediaan jaringan kornea telah mencapai  160 orang. 

 

Baca juga: Memerangi Kebutaan adalah Tanggung Jawab Bersama

 

 

 

Sumber. 

JEC.co.id. Menjadi Donor Kornea.

Siaran pers Jakarta Eye Center dan Lions Eye Bank Jakarta dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia, 13 Oktober 2021