Mata berkedip merupakan refleks tubuh yang normal untuk mencegah mata kering, melindungi mata dari cahaya yang terlalu terang, mencegah benda asing masuk ke mata, mengatur air mata, sekaligus membuat mata tetap sehat karena dengan berkedip, sekaligus membersihkan permukaan bola mata. Lalu, bagaimana jika refleks berkedip itu terlalu sering? Kira-kira apa penyebabnya ya, Gengs?

 

Dikutip dari aapos.org, sesuai perkembangan usia, bayi akan berkedip sebanyak 2 kali dalam 1 menit. Saat beranjak remaja, jumlah kedipan akan lebih sering menjadi 14 hingga 17 kali kedipan per menit dan hal ini akan menetap hingga orang itu menua nanti.



Ada beberapa orang yang memiliki kondisi mata berkedip lebih sering dari biasanya. Kedipan yang berlebih kadang melibatkan 1 saja atau 2 mata sekaligus. Beberapa orang juga mengalami mata yang sering berkedip dibarengi dengan gerakan lainnya (tics) di wajah, kepala atau leher.

 

Baca juga: Cek Kesehatan Mata Agar Tetap Selalu Sehat

Dikutip dari news-medical.net, penyebab mata sering berkedip umumnya karena mata terlalu kering, mata lelah, dan adanya rangsangan dari luar yang membuat refleks ini muncul berlebihan. Refleks berkedip akan muncul saat ada zat asing yang masuk ke dalam mata.  

 

Hal yang menyebabkan mata sering berkedip juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi. Selain itu, penyebab lain dari mata yang terlalu sering berkedip di antaranya adanya gangguan sistem saraf, stres, konjungtivitis atauradang selaput mata, dan blepharitis (radang kelopak mata).

 

Baca juga: 6 Cara Menjaga Kesehatan Mata

 

Kapan Kedipan Mata Dianggap Sebuah Gangguan atau Gejala Penyakit? 

 

Namun, perlu diketahui dan diwaspadai juga nih Gengs, kalau mata yang berkedip secara berlebihan dapat disebabkan oleh penyakit yang disebut Tourettes syndrome atau sindroma Tourettes. Dikutip dari livestrong.com, sindroma Taurettes merupakan kondisi yang menunjukkan gerakan berulang yang sangat cepat dan terjadi pada sebagian atau bahkan seluruh tubuh, bergerak berulang secara tiba-tiba, dan tidak dapat dikendalikan.

 

Anak-anak dan orang dewasa dapat menderita sindroma Tourettes ini. Penyakit ini biasanya muncul pada usia 5 hingga 10 tahun. Namun, dalam banyak kasus serangan penyakit ini menghilang seiring pertumbuhan pada anak-anak.

 

Saat ini belum diketahui penyebab secara pasti dari sindroma Tourettes ini, namun penyakit ini dapat diwariskan bersama dengan penyakit sistem saraf lainnya. Sindroma Tourettes merupakan penyakit yang kompleks dan kemungkinan besar disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dengan faktor lingkungan.



 


Bagaimana Terapinya?

Mata yang berkedip berlebihan atau terlalu sering dapat dianggap tidak normal kalau:

  • Memengaruhi aktivitas sehari-hari.
  • Menganggu penglihatan Kamu, misalnya saat mengemudi.
  • Mata berkedip selama berjam-jam.
  • Juga muncul gejala lainnya.

 

Mata sering berkedip ini harus segera diperiksakan, apalagi jika mengalami gejala lain seperti mata merah, berair, nyeri, hingga bengkak. Lalu, dokter akan mendiagnosis penyebab dari gejala-gejalanya. 


Kamu mungkin akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata lengkap, misalnya untuk mengetahui ada masalah seperti bulu mata masuk ke dalam, abrasi kornea (goresan di permukaan mata bagian depan), konjungtivitis, benda asing di mata, atau mata kering. 



Penyebab mata berkedip terlalu sering dapat diketahui dengan pemeriksaan alat yang disebut lampu celah (slit lamp). Alat ini merupakan mikroskop khusus yang digunakan untuk memperbesar mata.

Baca juga: Kedutan, Gejala Medis pada Mata Bukan Sekadar Mitos

 

Jika mata berkedip secara berlebihan disebabkan oleh abrasi kornea ataupun konjungtivitis, dokter dapat memberikan obat tetes mata atau salep. Dokter juga mungkin akan memberikan kacamata jika mata yang berkedip secara berlebihan disebabkan oleh penglihatan yang buram ataupun tidak jelas. Namun, kalau terjadi kelainan neurologis, dokter spesialis mata akan menyarankan Kamu menjalani perawatan lainnya ke dokter ahli saraf. (TI/AY)