Batuk merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan benda asing maupun lendir dari saluran nafas bagian atas dan paru-paru. Batuk juga bisa diidentifikasikan sebagai reaksi tubuh terhadap iritasi pada saluran nafas. Jadi batuk bisa disimpulkan sebagai bentuk pertahanan tubuh untuk melindungi tubuh terhadap benda asing melalui pernafasan.

 

Batuk tidak bisa diidentifikasikan sebagai penyakit namun lebih cenderung ke gejala. Jadi bila terjadi batuk sebaiknya Anda lebih meningkatkan pertahanan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi, antioksidan dan istirahat yang cukup. 

 

Bagaimana memilih obat batuk yang sesuai? Simak penjelasan berikut:

 

Kenali Jenis-jenis Batuk dan Pengobatannya

Menurut dr. Rimenda Sitepu, M.Si., SpFK, dari Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI), batuk dibedakan menjadi dua jenis, yaitu batuk berdahak dan batuk kering. Batuk berdahak ditandai dengan adanya dahak atau lendir, baik yang mudah atau yang sulit dikeluarkan. 

 

Lendir atau dahak tersebut sampai di tenggorokan dapat berasal dari hidung/sinus dan paru-paru. Penyebab batuk berdahak antara lain infeksi virus, penyakit paru paru kronis, merokok dan lain-lain.

 

Batuk kering ditandai dengan tidak adanya dahak atau lendir, sering disertai dengan rasa gatal di tenggorokan. Batuk kering biasanya berlangsung lebih lama. Penyebab batuk kering antara lain virus, alergi, asma, atau karena efek obat seperti obat anti hipertensi.

 

Baca juga: Atasi Gejala Batuk Sebelum Menjadi Parah
 

Obat-obatan yang digunakan untuk batuk tergantung dari jenis batuk. Terdapat beberapa jenis obat batuk yaitu bersifat antitusif (obat yang ditujukan untuk menekan batuk), ekspektoran (berfungsi meningkatkan pengeluaran dahak di saluran nafas) dan mukolitik (bekerja dengan cara melarutkan atau mengencerkan dahak yang kental).

 

Saat ini pengobatan dengan menggunakan bahan baku herbal banyak digunakan kembali (back to nature). Tanaman herbal Indonesia dapat dimanfaaatkan untuk meredakan batuk karena mekanisme kerjanya sudah terbukti dari beberapa hasil penelitian ilmiah. Jahe dan mahkota dewa merupakan 2 (dua) tanaman asli Indonesia yang dapat dimanfaaatkan.

 

Jahe (Zingiber officinale)

Rimpang jahe dapat dimanfaatkan sebagai pereda batuk alami. Jahe mengandung senyawa fenolik seperti (6)-gingerol, (6)-shogaol, diarylheptanoids dan curcumin. Khasiat jahe untuk meredakan batuk melalui mekanisme kerjanya sebagai antivirus, antimikroba, anti inflamasi (anti radang), antioksidan dan antitusif.

 

Penelitian di sel membuktikan bahwa jahe segar mempunyai sifat anti virus terhadap human respiratory syncytial virus (HRSV). Studi ilmiah menunjukkan bahwa efek antimikroba dari jahe berasal dari kandungan zat aktif gingerol, shogaol dan zingeron.

 

Kandungan fenolik pada jahe juga terbukti mempunyai aktivitas antioksidan dan anti inflamasi. Studi di hewan menunjukkan bahwa fraksi air ekstrak jahe secara signifikan menekan reflex batuk (bersifat sebagai antitusif).

 

2. Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

Mahkota dewa adalah tanaman perdu anggota famili Thymelaeceae. Mahkota dewa dapat digunakan untuk meredakan batuk melalui mekanisme kerjanya sebagai anti bakteri, anti inflamasi, anti oksidan dan imunostimulan.

 

Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dari buah mahkota dewa menghasilkan zona hambat masing-masing terhadap bakteri S. aureus dan P. aeruginosa (bakteri yang ditemukan di saluran pernafasan atas).

 

Penelitian lainnya menunjukkan bahwa buah mahkota dewa mempunyai aktivitas anti inflamasi yang poten dikarenakan kandungan kimianya antara lain terpenoid, saponin, tanin, flavanoid dan fenol seperti rutin dan katekin.

 

Flavonoid dan fenolik yang terkandung di buah mahkota dewa juga terbukti sebagai antioksidan poten. Studi di hewan coba menunjukkan bahwa infus buah mahkota pada tikus Rattus norvegicus meningkatkan titer antibodi (bersifat imunostimulan).

 

Baca juga: Manfaat Jahe untuk Penderita Diabetes Melitus

 

Dari hasil studi-studi terhadap manfaat jahe dan mahkota dewa, kedua tanaman asli Indonesia ini dapat digunakan sebagai obat batuk alami untuk meredakan batuk. Anda dapat menggunakan secara tersendiri atau kombinasi.

 

Disampaikan oleh Darmastuti Dian Pratiwi selaku Brand Manager HerbaKOF, HerbaKOF dikembangkan dengan kandungan Reconyl™. Kandungan ini adalah fraksi dari campuran Jahe, Daun Legundi, Daun Saga dan Buah Mahkota Dewa yang dapat membantu meredakan batuk dan melegakan tenggorokan.

 

Baca juga: Cara Mudah dan Alamiah Mengatasi Masalah Batuk

 

 

HerbaKOF diproses dengan teknologi modern Advanced Fractionation Technology (AFT). Teknologi AFT dikembangkan di laboratorium Dexa Laboratories of Biomolecullar Sciences (DLBS) oleh para ilmuwan Indonesia. Mereka mempelajari kandidat bahan baku aktif obat herbal dari aspek kimia dan biologi pada tingkat molekular melalui sebuah proses yang disebut TCEBS (Tandem Chemistry Expression Bioassay System).

 

TCEBS merupakan suatu metodologi penyaringan sistematis untuk menemukan kandidat yang paling aktif dan berpotensi untuk produk yang tengah diteliti, diikuti bioassay system yang memanfaatkan teknik ekspresi gen dan protein array.

 

Melalui fasilitas tersebut, DLBS mampu memproduksi bahan baku aktif obat batuk dalam bentuk Bioactive Fraction dan menjadi perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang memproduksi Bioactive Fraction berbahan herbal. HerbaKOF sudah tersedia di minimarket terdekat dan juga tersedia online. Inilah beberapa produk herbal yang dikembangkan DLBS:

 

 

Referensi

  1. Shergis J.L, et al. Natural products for chronic cough: Text mining the East Asian historical literature for future therapeutics. Chronic Respiratory Disease. 2015. Vol.12(3).p204–211.

  1. Chang JS, Wang KC, Yeh CF, et al. Fresh ginger (Zingiber officinale) has anti-viral activity against human respiratory syncytial virus in human respiratory tract cell lines. J Ethnopharmacol. 2013. Vol. 145. p146–151.

  1. K. Bera, et al. Structural Elements and Cough Suppressing Activity of Polysaccharides from Zingiber officinale Rhizome. 2016. Phytother. Res. Vol. 30. p105–111

  1. Lisdawati V. 2002. Buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) toksisitas, efek antioksidan dan efek anti kanker berdasarkan uji penapisan farmakologi

  1. Andi Emelda, et al. Efek Imunostimulan Infus Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) Asal Kab. Sidrab Sulawesi Selatan terhadap Sekresi Antibodi Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Jantan dengan Teknik Hemaglutinasi. J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 1. P 37-41.

  1. Baratawidjaja K. Imunologi dasar. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2000. Edisi IV. Jakarta