Batuk merupakan suatu bentuk respon imun (sistem pertahanan tubuh) tidak spesifik. Apabila ada benda asing, infeksi atau rangsangan yang masuk ke saluran nafas kita yang dianggap berbahaya oleh tubuh maka secara refleks akan terjadi batuk. Tujuan batuk adalah untuk membersihkan saluran nafas bagian atas terhadap benda asing tersebut. Selain berfungsi sebagai usaha perlindungan tubuh terhadap benda asing, batuk juga dapat sebagai penanda dari gejala suatu penyakit.

 

Batuk dapat terjadi akibat berbagai penyakit/proses yang merangsang reseptor batuk yang terdapat di dalam maupun di luar rongga dada. Reseptor-reseptor ini terdapat pada saluran nafas, selaput paru-paru dan lambung. Beberapa penyebab batuk adalah sebagai berikut :

 

  1. Bahan iritan seperti rokok, asap, dan gas di tempat kerja

  2. Rangsangan mekanik seperti retensi lendir pada saluran nafas, benda asing, aspirasi paru (masuknya makanan atau benda asing ke paru-paru)

  3. Penyakit infeksi seperti radang tenggorokan, radang saluran nafas sampai radang paru-paru (pneumonia)

  4. Penyakit paru obtruktif seperti asma, PPOK (Penyakit paru-paru obstruktif kronis)

  5. Tumor seperti tumor saluran nafas, dan tumor paru

  6. Psikis

 

Baca juga: Batuk Kambuh saat Musim Hujan, Mengapa?

 

Apapun penyebab batuk, sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup kita sehari-hari. Dampak yang paling mungkin terjadi adalah menurunnya produktivitas kerja. Gejala batuk terus menerus dapat mengganggu setiap kegiatan ataupun pekerjaan kita, bahkan pada kondisi tertentu batuk menyebabkan kita tidak bisa tidur yang pada akhirnya menyebabkan kualitas hidup menurun.

 

Dr. Richard S.N. Siahaan, M.Si Herb dari PDHMI (Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia) mengatakan, “Apabila kita mengalami batuk, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk melihat apa penyebab dari batuk tersebut, apakah karena infeksi atau bukan. Dokter akan meresepkan obat batuk sesuai dengan jenis batuk yang dialami. Untuk batuk berdahak dokter akan meresepkan obat batuk ekspektoran yang tujuannya untuk mencairkan lendir sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan dan untuk batuk kering, dokter akan meresepkan obat batuk antitusif yang tujuannya untuk menekan batuk sehingga nyeri saat batuk dapat berkurang. Apabila batuk berlangsung lebih dari 8 (delapan) minggu yang disebut sebagai batuk kronis, dokter akan mencari apakah ada kemungkinan penyebab lain dari batuk tersebut sehingga diperlukan penanganan yang lebih khusus”

 

Baca juga: Kenali 7 Jenis Batuk dan Cara Mengobatinya

 

Ada beberapa cara alamiah yang dapat kita gunakan untuk mengurangi batuk di rumah yaitu dengan memperbanyak minum air putih guna membantu selaput lendir tetap lembab dan mengkonsumsi minuman hangat untuk membantu mengurangi nyeri. Selain itu kita dapat juga membuat ramuan sederhana dari bahan-bahan yang berasal dari sekitar kita antara lain:

 

1. Madu dan perasan lemon

Kita dapat menggunakan madu sebagai obat batuk dengan cara mencampurkan 2(dua) sendok makan madu ke dalam air hangat, kemudian diberi perasan air lemon sedikit. Khasiat dari madu berfungsi sebagai antitusif, mengurangi peradangan dan sebagai daya tahan tubuh.

 

2. Jahe Gajah (Zingiber officinale)

Rhizoma dari Jahe Gajah mengandung minyak atisiri yang bermanfaat melancarkan metabolisme tubuh, memberikan rasa hangat dan melegakan tenggorokan sehingga baik sebagai antitusif pada batuk kering.

 

Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Kalau Kamu Sedang Batuk!

 

3. Daun Saga (Abrus precatorius)

Daun saga memiliki berbagai khasiat empiris sebagai anti bakteri, anti jamur, anti tumor, anti nyeri, anti peradangan, anti kejang dan anti diabetes. Khasiat daun saga pada batuk sebagai senyawa antitusif untuk meredakan batuk kering dan dapat meredakan radang tenggorokan. 

 

4. Legundi (Vitex trifolia)

Legundi bermanfaat untuk saluran pernafasan, terutama untuk membantu mengurangi gejala batuk dan asma. Daun Legundi mengandung komponen flavonoid (yaitu castisin) yang berfungsi dalam terapi batuk. Selain itu daun legundi memiliki khasiat sebagai anti bakteri, anti jamur, anti nyeri dan penurun panas.

 

5. Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

Herba Mahkota Dewa mengandung saponin dan polifenol yang berkhasiat sebagai anti virus dan anti bakteri meningkatkan daya tahan tubuh, dan anti alergi, sehingga bermanfaat dalam meredakan batuk dan pilek. Efek anti peradangan pada herba mahkota dewa sangat bermanfaat untuk mengatasi radang tenggorokan.

 

Untuk cara praktis dan aman, PT. Dexa Medica mengeluarkan obat batuk Herbal HerbaKOF dengan kandungan Reconyl™. Kandungan ini adalah fraksi dari campuran Jahe, Daun Legundi, Daun Saga dan Buah Mahkota Dewa yang dapat membantu meredakan batuk dan melegakan tenggorokan.

 

Baca juga: Batuk Tak Kunjung Sembuh? Ternyata Ini Alasannya!

 

 

HerbaKOF diproses dengan teknologi modern Advanced Fractionation Technology (AFT). Teknologi AFT dikembangkan di laboratorium Dexa Laboratories of Biomolecullar Sciences (DLBS) oleh para ilmuwan Indonesia. Mereka mempelajari kandidat bahan baku aktif obat herbal dari aspek kimia dan biologi pada tingkat molekular melalui sebuah proses yang disebut TCEBS (Tandem Chemistry Expression Bioassay System). TCEBS merupakan suatu metodologi penyaringan sistematis untuk menemukan kandidat yang paling aktif dan berpotensi untuk produk yang tengah diteliti, diikuti bioassay system yang memanfaatkan teknik ekspresi gen dan protein array.

 

Melalui fasilitas tersebut, DLBS mampu memproduksi bahan baku aktif obat batuk dalam bentuk Bioactive Fraction dan menjadi perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang memproduksi Bioactive Fraction berbahan herbal. HerbaKOF sudah tersedia di minimarket terdekat dan juga tersedia online.

 

 

Referensi

  1. Guyton, A. C ., Hall, J. E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi XII. Jakarta : EGC.

  2. Alsagaf H.,Mukty A. 2010. Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Paru. Cetakan IV. Surabaya : Airlangga University Press.

  3. Departemen Kesehatan RI. 2010. Vademekum Bahan Obat Alam. Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta

  4. Badan Pengawas Obat Dan Makanan RI. 2006. Monografi Ektrak Tumbuhan Obat Indonesia. Vol. II. Jakarta

  5. Prapti Utami. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Agro Media Pustaka, Jakarta.

  6. Darsono dkk. 1996. Tumbuhan Obat dalam Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaanya. Pusat Penelitian Obat Tradisional UGM, Yogyakarta.