Kasus konfirmasi positif Covid-19 di gelombang 3 Omicron masih belum turun. Orang-orang terdekat kita banyak yang positif. Kebanyakan mereka yang terkonfirmasi positif di era Omicron ini hanya mengeluhkan lemas dan sakit tenggorokan. Namun, banyak juga yang mengalami gejala batuk.

 

Menurut beberapa literatur dan juga Kemenkes RI, gejala varian Omicron tidak seberat varian Delta. Selain mengonsumsi vitamin, bagi yang mengalami demam, hidung berair, dan sakit tenggorokan, boleh diberikan obat untuk menghilangkan gejala.

 

Bahan herbal terbukti memiliki efikasi terhadap gejala batuk sehingga dapat digunakan sebagai terapi simtomatik batuk.

 

Baca juga: Batuk dan Sakit Tenggorokan, Apakah Selalu Gejala Coronavirus?

 

Jenis-jenis Batuk dan Pengobatannya

 Penyebab batuk, menurut Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si (Herbal), sangat bermacam-macam. Yang tersering adalah infeksi virus seperti selesma dan influenza, dan saat ini ditambah infeksi Covid-19. Bahan iritan sepeti asap rokok, alergi, asma, refluks asam lambung juga menjadi penyebab batuk yang cukup sering ditemui.

 

Jenis batuk pun bisa bersifat kering (tidak berdahak), batuk berdahak, atau kombinasi keduanya. Sedangkan dibedakan dari durasinya, batuk dibedakan menjadi batuk akut dan kronis.

 

Pengobatan batuk disesuaikan dengan jenis dan penyebabnya. Obat batuk antitusif berfungsi menekan refleks batuk sehingga mengurangi frekuensi batuk. Obat ini cocok untuk batuk kering.

 

Batuk berdahak biasanya diobati dengan eskpektoran, yang berfungsi mengencerkan dahak dan mendorongnya keluar dari saluran napas. Obat lain untuk batuk berdahak adalah mukolitik yang berfungsi menghancurkan dahak yang kental, sehingga dahak bisa mudah dikeluarkan.

 

Terapi untuk mengatasi gejala atau terapi simtomatik terhadap batuk bertujuan untuk melegakan jalan nafas. Terapi simtomatik dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan sementara karena fokus mengobati sesuai dengan gejala yang ada.

 

Baca juga: Musim Pancaroba Awas Batuk Mewabah

 

Mengobati Gejala Batuk dengan Obat Herbal

Saat ini pilihan obat untuk mengatasi gejala batuk bisa juga dengan obat herbal. Menurut dr. Inggrid, ini sejalan dengan rekomendasi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron yang penularannya tinggi tapi keparahannya rendah, yaitu dengan menghimbau untuk disiplin isolasi sendiri dan minum vitamin serta jika ada gejala ringan, minum obat sesuai dengan gejala.

 

Kementerian Kesehatan RI melalui surat edaran No. HK.01.07/Menkes/187/2017 juga menganjurkan konsumsi tanaman obat jahe, jeruk nipis, dan kencur untuk memelihara kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan kesehatan, termasuk pada masa kedaruratan kesehatan masyarakat atau bencana nasional COVID-19.

 

“Sesuai anjuran pemerintah, herbal seperti jahe, jeruk nipis, kencur, daun mint ampuh meredakan batuk dan melegakan tenggorokan karena memiliki sifat antitusif,  yakni meredakan dan menekan batuk, dan bekerja sebagai ekspektoran yang membantu mengeluarkan dahak dari paru-paru,” jelas Ingrid dalam media briefing OB Herbal “Efektifitas Terapi Simtomatik Batuk dari Bahan Herbal”, Jumat (25/2).

 

Lebih lanjut dr. Inggrid menjelaskan, “Mengonsumsi obat batuk herbal juga memiliki lebih banyak manfaat. Berbeda dengan obat batuk non-herbal yang setiap jenis bahannya hanya punya satu jenis khasiat, obat batuk herbal setiap bahannya memiliki multikhasiat dan efek samping yang minimal”

 

Obat batuk berbahan herbal diketahui aman dikonsumsi oleh anak di atas 12 tahun sampai dengan  lansia. Orang dewasa dan lansia dapat mengonsumsi 1 sendok takar (5 ml) sebanyak 3 kali sehari. Sementara, anak 6 – 12 tahun dapat mengonsumsi obat batuk herbal khusus anak, dengan dosis  3 sendok takar (10ml) 3 kali sehari. 

 

Baca juga: Batuk Karena Covid? Ini Perbedaannya Batuk Biasa dengan Batuk Covid!